End ( 1 )

451 37 6
                                    


"Tetapi bahkan setelah waktu berlalu, tetap ada hal yang tidak pernah sembuh. Karna Aku memilih untuk tidak lagi mencintai diriku sendiri"
-So Junghwan-


.....

Dua hari berlalu, kini Junghwan sudah bisa dipindahkan ke Ruang perawatan biasa. Tentunya dengan keamanan ketat seperti yang Jiwoon minta. Dia tidak ingin jika kondisi Junghwan saat ini tersorot oleh media.

Semalam setelah Dokter Lee selesai memeriksa kondisi Junghwan, ternyata anak itu masih belum bisa ditemui secara langsung.

Karena semalam kondisi Junghwan juga belum bisa dikatakan stabil. Tapi syukurlah, pagi ini keadaanya lebih membaik hingga Tim Dokter Lee memutuskan untuk memindahkan Junghwan ke Ruang Perawatan biasa.

...

...

Jiwoon melangkah masuk ke ruangan Junghwan.

Bisa dilihatnya kondisi anak itu memang membaik. Tidak lagi harus mengenakan oksigen bantuan. Hanya terlihat selang infus yang masih terpasang rapi di tangannya.

Tidak seperti biasanya, Kali ini Junghwan sudah terbangun dengan senyum manis menyambut datangnya Jiwoon.

Senyum yang sudah lama tidak Jiwoon lihat. Jiwoon mengingatnya kapan terakhir kali Junghwan tersenyum seperti itu adalah kala ia mengizinkan Junghwan untuk pergi ke Seoul.

"Hyung....?"

"Kemarilah, Apa Kau hanya mau berdiam diri disitu?"

"Junghwanie...."

"Berhenti membuatku khawatir.......

"Aku takut"

"Junghwan. Aku takut kehilangan dirimu"

Junghwan tersenyum tipis, seolah mengerti arah pembicaraan Mereka akan menuju kemana.

Tapi sebisa mungkin, Junghwan tetap mencoba bersikap tenang. Mengganti topik pembicaraan di antara keduanya.

"Hyung.... Aku ingin sarapan. Tapi bukan makanan rumah sakit ini. Aku tidak menyukainya"

"Apa kau mencoba mengalihkan pembicaraan Kita Junghwan?"

"Sudah kukira Kau pasti akan melakukanya. Sifat yang tidak pernah berubah sejak pertama kali aku mengenal dirimu"

"Tidak....

"Sungguh. Aku benar benar lapar Hyung. Kau tau kan seharian kemarin Aku tidak makan apapun. Hanya cairan infus ini yang membantuku bertahan"

*Begitulah? Baiklah apa Junghwan yang manis ini mau Aku suapi?"

"Boleh. Tentu saja dengan senang hati Aku menerimanya"

"Tapi syaratnya, Kau tidak boleh meminta makanan apapun dulu selain makanan yang disediakan Rumah Sakit."

"Ingat! Jangan membantah apapun. Buka mulutmu sekarang dan cepat habiskan makanya."

"Tapi Hyung!" Belum sempat menjawab. Satu sendok bubur itu sudah dilayangkan masuk ke mulut Junghwan.

Dan ya! Junghwan tentu saja langsung melayangkan protes terhadap kelakuan kakaknya yang satu itu

Tapi ya itu semua sia sia saja karna akhirnya pun Jiwoon berhasil menyuapi Junghwan hingga bubur dalam piring itu habis tanpa sisa.

"Ah Hyung. Kau curang"

"Aku tidak mau tau. Setelah ini aku tidak mau makan makanan itu lagi"

"Dan ya! Malam ini atau besok Aku mau pulang dari sini"

SO JUNGHWAN || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang