empat🌵

565 38 0
                                    

Kurang lebih empat minggu lamanya Reyhan tidak sarapan bersama kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang lebih empat minggu lamanya Reyhan tidak sarapan bersama kedua orang tuanya. Bukan tanpa alasan, pekerjaan yang membuat Rey lelah untuk pulang ke rumah orang tuanya, bahkan bertemupun jarang.

Hari ini dia memiliki kesempatan bertemu dengan kedua orangtuanya karena ada beberapa hal yang akan dibicarakan.

"Sudah lama kita gak liat wajah kamu" suara Mahendra memecahkan keheningan. "Gimana perusahaan, lancar?"

"Lancar pa" jawab Reyhan sembari menyendok makanan. "Mama bilang ada hal yang mau diomongin, ada apa?"

Mendengar itu Diah tersenyum tipis. "Makan aja dulu kalo udah selesai baru kita bahas"

Setelah menyelesaikan makannya, mereka bersantai diarea belakang rumah untuk membahas beberapa hal.

"Mama tau dari Fely kalo kalian berantem" ucap Diah yang sedang duduk bersama suami dan anaknya digazebo tepat sebelah kolam renang.

"Jadi minta aku dateng ke sini cuma mau bahas soal Fely? Udahlah ma lama-lama dia ngelunjak kalo setiap kita berantem selalu ngadu sama mama" protes Reyhan karna merasa kesal mendengar penjelasan sang mama.

"Rey bukan gitu maksud mama, hubungan kalian itu sudah cukup lama jadi mama gak mau kalo hubungan kalian kandas karna hal sepele"

"Hal sepele? Selingkuh berkali-kali mama bilang hal sepele. Ma aku udah dewasa udah bisa nentuin mana yang baik buat aku jadi mama gak perlu ikut campur masalah aku"

"Tapi dimata mama kamu tetep anak laki-laki yang selalu butuh bantuan orang tua"

"Udah ma Rey bener, gak seharusnya orang tua ikut campur semua urusan anak" tegur Mahendra kepada istrinya. "Lagi pula Felysia itu adik sepupunya Reyhan"

"Emang kenapa kalo mereka sepupu? Dari pada Rey nikah sama perempuan gak bener mendingan sama Fely yang udah jelas latar belakangnya" ketus Diah dengan sedikit emosi.

"Stop ma, urusan Fely itu sama aku jadi kalian gak perlu ikut campur" setelah itu Reyhan pergi meninggalkan kedua orang tuanya disana.

🍀🍀🍀

Sudah satu jam lamanya Rey menunggu Felysia pulang, jika bukan karna ibunya sudah pasti ia akan menolak. Apa gunanya menunggu seseorang yang tidak berpengaruh dalam hidupnya.

'Buang-buang waktu' batin Reyhan seraya menyandarkan tubuh disofa.

"Rey kamu bisa gak anterin tante ke rumah sakit?" Tanya Rahayu ibunda Felysia yang tak lain adalah tantenya.

"Bisa, tapi abis nganter tante aku langsung pulang ya"

Tanpa pikir panjang setelah Rahayu mengganti pakaiannya, Rey segera melajukan mobil menuju rumah sakit yang sudah disebutkan oleh Rahayu.

"Rey kamu beneran serius mau nikah sama Fely?" Tanya Rahayu memecahkan keheningan.

"Kalo menikah aku belom kepikiran tan, tapi kalo sekedar ngejalanin perintah mama mungkin aku bisa"

"Tante tau kamu gak seserius itu sama Fely. Lagian mama kamu juga ngapain harus ngejodohin kalian berdua padahal dia tau kalo kalian itu sepupu"

"Tante kayak gak kenal mama aja, apapun pendapat dia harus diikuti tapi gak mau dengerin pendapat orang lain"

Beberapa menit diam sejenak karna mereka sedang mendengarkan berita dari radio yang mengabarkan tentang kesenjangan sosial disuatu daerah.

"Tante harap kamu gak beneran nikah sama Fely" celetuk Rahayu tiba-tiba. "Tante tau kalian udah ngejalani hubungan cukup lama, tapi apa kamu yakin bakal menikahi sepupu sendiri?"

"Kalo mama ngizinin lebih baik aku cari perempuan lain tan" jawab Rey dengan jujur.

"Tante tau kamu udah dewasa dan tante yakin kamu udah ngerencanain kedepannya bakal gimana"

Rey tersenyum tipis, beruntung sekali Felysia memiliki ibu seperti Rahayu. Walupun single parent Rahayu sama sekali tidak pernah merasa keberatan karna harus membesarkan Felysia.

Berbeda dengan ibunya, terkadang Rey merasa tertekan bila harus tinggal satu rumah dengan ibunya. Selain suka memaksa Diah adalah tipe ibu yang ingin tau semua tentang anaknya, itu sebabnya Reyhan memilih tinggal sendiri di rumah yang ia bangun dari jerih payahnya.

🍀🍀🍀

"Kamu kalo mau pulang gak papa kok Rey" perintah Rahayu saat mereka sedang duduk dikursi panjang untuk menunggu panggilan.

"Beneran gak papa, Nanti Tante pulang sama siapa?"

"Udah kamu tenang aja Tante bisa minta jemput Fely atau naik taksi online" Reyhan tampak berfikir sejenak. "Udah gak papa kamu pulang aja, kalo nunggu tante bisa sampe malem"

"Ya udah kalo gitu aku duluan ya tante"

Setelah berpamitan dengan Rahayu, Reyhan segera melangkahkan kakinya menuju pintu keluar namun diurungkan saat ponselnya berbunyi lalu ia segera mengangkatnya.

"Hallo ada apa pa"

"Rey kamu di mana"

"Ini aku lagi nganter tante ayu ke rumah sakit"

"kamu bisa pulang sebentar, ada sedikit masalah dikebun kopi kita"

"Iya pa aku pulang sekarang" 

Setelah memutuskan sambungan teleponnya Reyhan segera berjalan menuju pintu keluar.

Namun saat ia sudah berada didalam mobil hitam miliknya Reyhan tak sengaja melihat Vania yang baru saja masuk kedalam rumah sakit.

Sebenarnya ia ingin tau mengapa Vania datang ke rumah sakit sendirian, perasaannya tidak enak tapi ia mencoba untuk berpikir positif dan tidak memikirkan hal yang tidak perlu ia pikirkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐋𝐞𝐭'𝐬 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧 (OnGoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang