lima belas🌵

355 21 0
                                    

Hari ini tepat dua minggu setelah pernikahan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini tepat dua minggu setelah pernikahan mereka. Tidak ada yang berubah, semua berjalan seperti biasanya.

Baru saja Vania masuk kedalam ruangan Reyhan tiba-tiba terdengar langkah kaki seseorang dari belakang. Saat Vania menoleh kebelakang ternyata Diah sudah menutup pintu ruangan itu.

"Ternyata kamu sekertaris yang patuh ya" pujinya lalu duduk dikursi yang biasa diduduki Reyhan. "Gimana setelah menikah sama anak saya? Bangga kamu?"

"Maaf ada apa ya ibuk panggil saya kesini?" Saut Vania sambil menunduk.

"Saya gak suka basa basi. Saya mau kamu gugurin anak ini dan tinggalin anak saya"

Vania sejenak memejamkan matanya dan menarik nafas lalu menghembuskan secara perlahan. "Maaf buk saya gak bisa" tegas Vania lalu bersiap meninggalkan Diah diruangan itu.

Diah tersenyum miring. "Kamu takut biayanya mahal? Vania kamu tenang aja saya yang bakal bayarin semuanya asalkan kamu tinggalin anak saya"

"Sekali lagi saya minta maaf, saya gak bisa" Vania berdiri dan melangkah keluar ruangan.

"Kamu itu aib keluarga saya! Termasuk anak kamu itu. Seharusnya kamu sadar kamu itu siapa bukan malah nolak tawaran saya!"

"Setelah anak ini lahir saya janji bakal ninggalin pak Rey. Jadi ibuk gak perlu susah payah ngelakuin ini. Dan saya sadar saya siapa ibuk gak perlu mengingatkan saya. Saya permisi" ucap Vania sambil menunduk lalu kembali menutup pintu ruangan.

"Cihh, perempuan gak tau diuntung" kesal wanita itu lalu menyandarkan tubuhnya dikursi kebesaran milik anaknya.

🌵🌵🌵

"Van malem ini Dimas ngajakin makan di cafe biasa kamu mau ikut gak" tanya Sindy saat Vania sedang menyelesaikan pekerjaan.

Vania melirik sekilas lalu menjawabnya. "Boleh aja sih asal jangan pulang terlalu larut"

"Beneran?" Vania mengangguk sambil tersenyum tapi dengan mata yang masih fokus kelayar komputer.

Setelah pulang kerja tadi Vania langsung pergi bersama Sindy dan Dimas. Mereka bertiga berencana untuk makan bersama namun Sindy enggan memesan makanan.

"Kamu gak pesen apa-apa?" Sindy menggeleng pelan. "Kenapa, kamu mau dibayarin?"

"Enak aja, aku lagi nungguin orang" jawab Sindy sambil memainkan ponselnya.

Vania hanya mengangguk paham tanpa ada rasa curiga sama sekali. Tak berselang lama Vania melihat seorang laki-laki berpakaian rapi datang menghampiri meja tempat mereka makan.

"Sindy?" Suara laki-laki sambil menunjuk Vania.

Vania segera menggeleng lalu menjawab dengan mulut yang penuh makanan. "Ini yang namanya Sindy" jelasnya lalu menunjuk Sindy didepannya.

𝐋𝐞𝐭'𝐬 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧 (OnGoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang