sebelas🌵

376 24 0
                                    

Sejak pagi hingga jam makan siang Sindy dibuat bingung oleh Vania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pagi hingga jam makan siang Sindy dibuat bingung oleh Vania. Gadis itu tidak tau apa sebabnya Vania murung seperti ini.

"Van mau makan apa?"

"Van.."

"Vania..!!!"

"Aww sakit" Vania terkejut saat Sindy tak sengaja mendorong meja saat posisinya sedang melamun.

"Maaf Van aku gak sengaja, tadi aku tanya kamu tapi diem aja. Maaf ya beneran gak sengaja" Sindy meminta maaf dengan wajah bersalah.

Vania tersenyum sambil mengangguk. "Iya gak papa. Sin aku kepikiran sama omongan buk Diah minggu lalu"

"Bukannya kita udah bahas itu?"

"Iya aku tau tapi menurut kamu buk Diah itu baik gak" Sindy menggeleng ragu. "Alasannya?"

"Ya kamu liat aja sikapnya ke kita waktu itu. Arogan banget biarpun kita karyawan tapi kita punya harga diri. Menurut aku cuma pak Mahendra sih yang baik ke karyawan"

"Pak Rey?"

"Kenapa pak Rey?" Sindy balik bertanya.

"Menurut kamu pak Rey gimana"

Sindy menggeleng pelan. "Cuma pak Mahendra yang baik selebihnya gak sama sekali"

Vania mengangguk paham setelah itu meninggalkan Sindy yang sedang memesan makanan, sedangkan Vania hanya membeli minuman dingin dan jajanan ringan.

🍀🍀🍀

"Siapkan berkas-berkas yang diperlukan. Hari ini saya akan adakan meeting"

Vania tidak menjawab namun ia hanya mengangguk dan melakukan pekerjaan sesuai perintah bosnya.

Saat semua sudah disiapkan, Rey masuk keruangan meeting dan duduk dikursi kebesaran yang sudah disiapkan.

"Selamat siang"

"Siang pak" jawab mereka yang ada disana.

"Baiklah siang ini kita akan membahas tentang desain kemasan untuk produk kita"

Dimas mengangkat tangan kanannya. "Saya sudah menyelesaikan desainnya pak"

"Silahkan kamu perlihatkan"

Dimas mulai menghidupkan infokus dan menyambungkan kelaptopnya lalu dia menjelaskan tentang desain yang sudah ia buat.

"Tidak banyak yang saya rubah, disini saya hanya mengganti bentuk tulisan dan juga warna pada bagian atas dan samping"

Mereka yang ada diruangan itu mendengar dan mengamati setiap ucapan dan penjelasan Dimas tentang desain kemasan yang baru.

"Selain itu tanggal expired yang tadinya berada dibagian belakang kini saya pindahkan kebagian depan. Tujuannya untuk mempermudah konsumen melihat batas konsumsi produk kita"

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Dimas menyudahi presentasinya, tak lupa Dimas menanyakan kepada rekan kerjanya apakah ada yang ingin memberikan saran.

"Sekian penjelasan dari saya apakah ada pertanyaan atau saran?"

"Kamu yakin kemasan baru kita ini dapat dikenali konsumen tetap?" Tanya Rey sambil mengetuk-ngetuk meja dengan pena yang ia pegang.

"Tentu konsumen dapat dengan mudah mengenali produk kita pak, karna saya tidak banyak merubah kemasan yang baru"

"Tapi kamu merubah bentuk penulisannya. Saya rasa bentuk penulisan seperti itu akan mempersulit konsumen membacanya terutama untuk yang sudah berumur"

Vania yang mendengar kritikan Rey rasanya kesal sendiri. Bukan karna ada Sindy disana, tapi ia merasa tim Dimas sudah bekerja semaksimal mungkin tapi Rey dengan mudah menolak desain yang sudah mereka buat.

"Meeting kita akhiri sampai disini, saya beri kalian waktu satu minggu untuk menyelesaikan desainnya. Sekian terimakasih" ucap Rey lalu meninggalkan ruangan meeting begitu saja lalu disusul oleh Vania dibelakangnya.

🍀🍀🍀

Saat sedang membereskan meja kerjanya tiba-tiba handphone Vania berdering dengan buru-buru Vania segera diangkatnya.

"Vania kenapa hari ini kamu gak kontrol"

Vania memegang keningnya sambil menggeleng, bagaimana bisa dia lupa jika hari ini adalah hari keduanya untuk kembali lagi ke rumah sakit itu.

"Maaf dok hari ini saya gak kontrol dulu ya"

"Loh kenapa, kesehatan baby lebih penting loh Vania"

"Saya gak sempet ke sana dok, sekarang aja baru mau pulang"

"Kamu bisa ke sini sekarang biar saya tungguin"

"Oke saya segera kesana" 

Vania segera melangkahkan kakinya menuju parkiran untuk segera menemui dokter Mita, sebelum itu Vania sudah memesan taksi online untuk membawanya ke sana.

Jika dilihat Vania dan dokter Mita cukup dekat, itu karna Vania sering bertemu dokter Mita bahkan saat Vania masih berada di panti kasih ibu. Dokter Mita sering berkunjung ke panti itu untuk memberi vitamin bahkan bermain dengan anak-anak yang ada disana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐋𝐞𝐭'𝐬 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧 (OnGoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang