tiga lapan🌵

871 51 5
                                    

Vania memasuki rumah kediaman keluarga Mahendra, ia melihat ada dua perempuan yang sedang duduk diruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vania memasuki rumah kediaman keluarga Mahendra, ia melihat ada dua perempuan yang sedang duduk diruang tamu.

"Duduk" perintah Diah saat Vania baru saja masuk.

"Pak Rey dimana" tanya Vania dengan raut wajah panik.

Bukannya menjawab, kedua perempuan itu malah saling lirik sambil tertawa. "Saya tanya dimana pak Rey. Kenapa kalian ketawa?"

"Vania Vania kamu ini terlalu bodoh. Kalo Reyhan beneran kecelakaan mana mungkin saya santai seperti ini" ledek Diah dengan tawa yang masih terdengar.

"Oke saya gak mau ngabisin waktu cuma buat hal yang berkaitan dengan kamu. Saya mau bertanya dan kamu harus menjawab"

Vania masih diam membeku diatas sofa.

"Kamu cinta sama Reyhan?"

Vania menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kamu sayang sama anak kamu?"

Vania kembali mengangguk.

"Sekarang saya minta kamu pilih salah satu"

"Maksudnya?"

"Gak usah berlagak bodoh kamu" suara Oliv yang berpindah duduk disebelah Vania.

"Saya mau kamu pilih salah satu dari mereka. Kamu pilih Reyhan atau anak ini"

Dari sudut matanya Vania bisa melihat Oliv menyodorkan sebuah kertas yang ia letakkan diatas meja.

"Kalo kamu pilih Reyhan silahkan minum obat ini, tapi kalo kamu pilih anak kamu silahkan tanda tangan disini" lanjut Diah seraya meletakkan obat yang tadi diberikan oleh Oliv.

"S-saya gak ngerti maksud untuk"

"Saya tau kamu bukan orang bodoh. Jadi silahkan cerna kata-kata saya dan beri keputusan"

"Saya gak mau tanda tangan dan saya gak minum obat ini" jawab Vania tegas setelah menarik nafas panjang. "Saya tau maksud ibuk bohongi saya"

"Bagus kalo kamu tau"

"Jangan anda pikir saya bodoh. Saya memang gak setara sama keluarga anda tapi satu yang harus kalian berdua tau. Kalo saya tulus cinta sama pak Reyhan"

"Jangan mimpi kamu" senggrang Oliv.

"Heh! Kurang jelas ucapan saya? Saya gak mau ngabisin waktu hanya untuk perempuan murahan seperti kamu, jadi saya minta segera tanda tangan atau minum obat itu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐋𝐞𝐭'𝐬 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧 (OnGoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang