[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!]
[JANGAN LUPA VOTE UNTUK MENGHARGAI PENULIS]
[DAN JANGAN LUPA COMENT BIAR AKU MAKIN SEMANGAT]
Ft. Ji Chang Wook And Im Yoon-ah
--------------------------------------------------------------
Reyhan Pradipta Mahendra, pria t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini tepat H-1 pernikahan diadakan. Vania yang akhir-akhir ini sering gugup saat bertemu dengan Reyhan. Seperti saat ini mereka sedang mengadakan meeting diruangan yang cukup luas.
"Baiklah meeting hari ini kita akhiri, saya minta kerja sama dari kalian untuk produk baru kita ini, semoga bisa diterima dikalangan masyarakat" ucap Rey yang diangguki oleh karyawannya.
Setelah meeting selesai semua orang beranjak pergi kecuali Rey dan Vania. Setelah teman-temannya keluar tiba-tiba Rey memintanya untuk tinggal.
"Ada apa pak" tanya Vania memberanikan diri.
"Setelah pulang kerja kamu ikut saya" ujar Reyhan sambil menutup laptopnya.
"Iya pak" jawab Vania lalu bersiap untuk keluar. "Saya permisi"
Rey yang melihat tingkah Vania tidak seperti biasanya merasa bingung.
'Apa mungkin Vania marah karna kata-kata mama' batin Rey lalu menggelengkan kepala.
"Ngapain mikirin dia" alibinya lalu ikut meninggalkan ruangan itu.
🍀🍀🍀
Setelah pulang kerja tadi Vania segera dibawa oleh Reyhan ke butik yang lumayan jauh dari kantornya. Dan saat ini Vania sedang mencoba beberapa baju yang akan ia kenakan besok.
"Terserah kamu mau pilih yang mana" ucap Rey saat melihat Vania kebingungan memilih gaun.
"Saya gak ngerti model yang bagus pak"
"Ya kamu sesuaikan sama selera kamu aja"
Mendengar itu Vania segera meneliti setiap model yang ada dimannequin. Dan pilihnya jatuh kepada gaun simple berwarna putih.
"Bagus yang mana?" Tanya Vania sambil menunjukan dua gaun yang memiliki warna yang sama namun model yang berbeda.
"Yang ini" jawab Rey sambil menunjuk gaun yang ada ditangan kiri Vania.
Vania tersenyum tipis, ternyata seleranya dan Reyhan tak jauh berbeda. Setelah itu Vania beralih mencari heels dengan warna senada.
Tak terasa hampir satu jam lamanya mereka di butik itu. "Kamu laper gak" tanya Rey tiba-tiba.
Vania hanya menjawab dengan anggukan. "Kamu mau makan apa"
"Gak usah pak saya udah ditungguin Sindy di rumah" tolak Vania dengan sopan.
Rey mengangkat satu alisnya. "Jangan bilang kamu mau undang dia"
