satu🌵

1.4K 70 5
                                    

Tanpa basa basi kita langsung aja ke ceritanya ya btw selamat datang dicerita pertama aku makasih banyak udah mau mampir semoga suka sama karya aku ini. oke sekian dan selamat membaca.

Sudah tiga hari lamanya sekertaris Reyhan tidak ada kabar dan kejelasan padahal hari ini Reyhan akan mengadakan meeting, terpaksa Rey memanggil asisten pribadinya untuk menghandle semua pekerjaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah tiga hari lamanya sekertaris Reyhan tidak ada kabar dan kejelasan padahal hari ini Reyhan akan mengadakan meeting, terpaksa Rey memanggil asisten pribadinya untuk menghandle semua pekerjaan.

Saat Rey baru saja duduk dikursi miliknya tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampilkan seorang perempuan berbaju maroon disana. 

"Mau ngapain kamu kesini?" Tanya Reyhan saat melihat perempuan itu masuk kedalam ruangannya.

"Aku kesini bawain kamu makan siang, kamu pasti belom makan siang'kan"

Reyhan hanya menatap sinis, perempuan dihadapannya ini memang benar-benar tidak tau malu.

Bagaimana tidak, tiga hari yang lalu dia melihat perempuan itu pergi bersama laki-laki lain tanpa sepengetahuannya hal itu membuat Reyhan emosi, ditambah pekerjaan kantor yang menumpuk membuatnya berakhir mabuk di club malam. 

"Rey kamu dengerin dulu penjelasan dari aku. Kita pacaran udah lama jadi please dengerin aku jangan sampe hubungan kita kandas cuma gara-gara ini"

"Cuma? Kamu bilang cuma, coba Fel kamu inget-inget udah berapa kali kamu pergi tanpa sepengetahuan aku?"

"Dia temen aku Rey dan gak mungkin aku punya hubungan sepesial sama dia" Felysia masih berusaha untuk membujuk Reyhan agar percaya dengannya.

Felysia adalah anak Rahayu yang mana Rahayu adalah adik kandung Diah ayu Ibunda Reyhan. Bisa dibilang Fely dan Rey adalah sepupu tapi karna menurut mereka berdua sah-sah saja bila ingin menikah.

Kerna hubungan Felysia dan Rey sudah cukup lama kurang lebih 3 tahun, Fely sangat takut jika Reyhan mengakhiri hubungan mereka maka dari itu Fely akan melakukan berbagai cara agar laki-laki itu mau memaafkannya. 

"Terserah kamu, aku udah gak peduli. Mendingan sekarang kamu pulang dan jangan ganggu aku lagi" usir Reyhan dengan rahang mulai mengeras.

Karna takut Reyhan semakin marah akhirnya Felysia memilih untuk mengalah dan pergi dari ruang kerja kekasih sekaligus kakak sepupunya.

Setelah Fely pergi Reyhan menelpon seseorang untuk menemuinya. Tak berselang lama terdengar orang mengetuk pintu ruangannya.

"Iya masuk" perintah Reyhan.

"Maaf pak ada perlu apa ya bapak manggil saya" tanya Sindy sambil menunduk.

"Kamu tau dimana Vania?" Sindy menggeleng sebagai jawabannya "dia sudah tiga hari gak masuk kerja jadi saya tanya sama kamu"

"Terakhir saya telponan sama Vania dua hari yang lalu pak dia bilang kepalanya sakit jadi gak bisa masuk kerja"

Mendengar itu Reyhan langsung tersadar akan sesuatu.

'apa jangan-jangan Vania resign gara-gara kejadian itu' batin Rey.

Flashdisk on

Malam ini Reyhan sedang berada di resto yang biasa ia datangi bersama Felysia namun sayangnya dia tidak bisa ikut karna harus merayakan ulang tahun salah satu temannya dan Reyhan mengerti itu.

Saat ia sedang sibuk mengetik beberapa pekerjaan tiba-tiba terdengar suara tawa yang sangat familiar baginya.

Dan detik itu juga Reyhan melihat Fely sedang tertawa terbahak-bahak dengan laki-laki yang tidak ia kenal.

Rasanya Reyhan ingin menggebrak meja kaca itu dan menarik Fely ikut dengannya, namun ia urungkan dan berakhir pergi ke sebuah tempat yang cukup ramai dengan suara musik keras.

"Widih pasti lagi patah hati, udah abis enam gelas masih mau nuang lagi" suara salah satu teman Reyhan yang masih bisa ia dengar.

Namun lima menit kemudian pengelihatannya menggelap dan tubuhnya sangat lemas.

07:14 Am

Saat pagi tiba entah bagaimana Reyhan sudah berada diatas kasur berwarna putih dengan ruangan yang sangat asing baginya.

Saat Reyhan mengerjapkan mata beberapa kali dan beranjak turun dari kasur matanya terfokus pada kasur yang terdapat bercak darah dan tubuhnya yang naked.

Namun saat dirinya akan melangkah tiba-tiba kepalanya sakit tanpa sebab,
Dan saat itu ia teringat suara teriakan perempuan yang menangis meminta tolong.

Pak saya mohon lepasin saya!

Pak sadar saya ini asisten bapak!

Tolong! Tolong saya!

Pak saya Vania bukan Oliv!!! Pak saya mohon jangan!

Flashback off

"Pak, pak Rey. Pak! Bapak kenapa?"

"Vania" mendengar itu dari bibir Reyhan membuat Sindy kebingungan.

"Bapak kenapa?" Tanya Sindy sekali lagi.

"G-gak papa, sekarang kamu boleh keluar"

Jantung Rey berdetak kencang saat mengingat apa yang sudah ia perbuat kepada sekertarisnya. Tanpa pikir panjang Reyhan langsung mengambil kunci mobilnya dan bergegas pergi ke apartemen Vania

 Tanpa pikir panjang Reyhan langsung mengambil kunci mobilnya dan bergegas pergi ke apartemen Vania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





𝐋𝐞𝐭'𝐬 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧 (OnGoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang