Dibalik jendela kaca itu terlihat tetesan air hujan yang lumayan deras, sebenarnya hari ini masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan tapi tertunda akibat hujan yang begitu lebat.
"Ujan-ujan gini enak banget kayaknya makan mie rebus" alibi Vania sambil berjalan menuju dapur minimalis miliknya.
Vania meneliti setiap varian mie yang ada didalam lemari, lalu matanya tertuju pada mie instan isi dua rasa ayam kremes. Tidak tanggung-tanggung, ia mengambil dua bungkus mie instan.
Setelah menyiapkan masakannya kurang lebih lima menit akhirnya makanan itu siap untuk disantap. Perlahan ia melahapnya dengan hati-hati dan menikmati sampai akhirnya terdengar ketukan pintu dari luar.
"Iya sebentar!!!" Teriak Vania lalu beranjak dari duduknya untuk membuka pintu.
"Bapak ngapain ke sini?" Tanya Vania sidikit kaget setelah membuka pintu.
"Saya ada perlu sama kamu jawab Rey lalu menyelonong masuk kedalam apartemen asistennya.
Rey melirik makanan diatas meja yang mustahil dimakan oleh wanita bertubuh ramping seperti Vania.
"Kamu rakus banget" sindir Reyhan lalu duduk disofa warna hitam milik Vania.
Rey mulai mengeluarkan kotak kecil lalu ia berikan kepada Vania. Vania yang sudah tau maksud bosnya memberi benda itu langsung terdiam seribu bahasa.
"Ini sudah lebih dari satu bulan jadi saya mau tau hasilnya"
"Pak tapi sebelumnya saya mau nanya" Vania memberanikan diri untuk bertanya yang langsung mendapat anggukan dari Reyhan. "Semisal saya hamil gimana?"
Rey terdiam sejenak. "Saya akan menikahi kamu" jawabnya singkat, namun Vania kurang puas dengan jawaban itu.
"Kalo saya gak hamil?"
"Kita pacaran" jawab Reyhan dengan mata yang fokus menatap layar laptopnya, karna saat datang tadi dia membawa benda kesayangannya.
Vania yang sedang melahap makanan tiba-tiba tersedak saat mendengar ucapan Reyhan yang benar-benar diluar dugaan.
"Kenapa kaget" Vania segera menggeleng cepat. "Lagian jaman sekarang siapa yang mau sama perempuan yang udah dijaman sama laki-laki lain"
Jujur saja Vania sakit hati saat mendengar perkataan Reyhan, namun ia mencoba untuk menerima semuanya.
Tanpa basa-basi, Vania langsung mengambil benda tadi yang diletakkan diatas meja.
Setelah selesai, Vania menunggu beberapa menit sampai alat itu bereaksi. Sudah cukup lama Vania didalam sana namun rasanya masih ragu untuk keluar.
Vania menarik nafasnya dalam-dalam lalu memberikan test pack dan beberapa lembar foto hasil USG beberapa waktu lalu.
"Udah kamu cuci?" Tanya Reyhan saat mengambil benda itu dari tangan Vania.
"Maaf pak belom saya cuci, pake ini aja pak" Vania memberikan beberapa lembar tissue yang ada diatas meja.
"Ini maksudnya apa?" Tanya Rey dengan suara dingin sambil menunjuk hasil USG dari rumah sakit.
Tentu saja hal itu membuat Vania takut, bukan takut Rey marah melainkan takut jika dia tidak mau bertanggung jawab atas apa yang sudah ia perbuat.
"Beberapa hari lalu saya sudah USG ke rumah sakit dan itu hasilnya pak"
"Kenapa kamu gak bilang sama saya"
"Waktu itu bapak gak ada di kantor jadi saya pikir lebih baik saya simpan rapat-rapat"
"Waktu saya ke luar kota?" Tanya Rey yang mendapat anggukan dari Vania. "Saya gak pernah berfikir bakal jadi seperti ini"
"Diumur segini saya harus bertanggung jawab atas kesalahan saya"
"Maaf pak"
"Kamu gak salah tapi takdir yang mengharuskan kita menikah"
Vania tersenyum kecut, angan-angannya yang ingin memiliki usaha sendiri telah pudar saat mengetahui ada kehidupan didalam rahimnya.
"Kamu pasti tau kita punya harapan masing-masing, selain itu juga kita sama sekali tidak saling mencintai"
"Saya pikir akan lebih baik setelah anak ini lahir kita sudahi rumah tangga kita"
Mendengar ucapan Reyhan mampu membuat hati Vania seperti ada yang mengganjal, bukan karna dia mencintai bosnya tapi karna dia merasa tidak dihargai sebagai perempuan.
"Apa kamu setuju?" Rey menanyakan hal itu namun Vania masih menundukkan kepalanya sambil memilin ujung baju yang ia kenakan.
"Vania saya lagi ngomong" ulangnya sekali lagi. "Apa kamu setuju setelah bayi ini lahir kita sudahi semuanya?"
Vania tampak diam sejenak lalu perlahan menganggukkan kepala tanda setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐞𝐭'𝐬 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧 (OnGoing)
Fanfic[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [JANGAN LUPA VOTE UNTUK MENGHARGAI PENULIS] [DAN JANGAN LUPA COMENT BIAR AKU MAKIN SEMANGAT] Ft. Ji Chang Wook And Im Yoon-ah -------------------------------------------------------------- Reyhan Pradipta Mahendra, pria t...