tiga empat 🌵

340 17 0
                                    

"Kamu gak mau makan?" Vania hanya menggeleng sambil terus menatap layar laptop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu gak mau makan?" Vania hanya menggeleng sambil terus menatap layar laptop. "Emang tadi udah makan?"

"Belom" jawab Vania yang masih sibuk membantu pekerjaan Reyhan. "Pak bulan ini labanya tinggi banget"

Reyhan mengangguk sambil menenggak minuman. "Lumayan, soalnya baru ngeluarin inovasi"

"Produknya apa?"

"Kopi juga. Tapi kemasan instan" Reyhan mulai mendekat dan duduk disebelah Vania. "Kamu mau liat?"

Setelah mendapat anggukan dari Vania ia segera mengambil sampel produk barunya.

"Peminatnya banyak?" Reyhan mengangguk lalu mengambil alih laptopnya. "Bapak belom nyari pengganti saya?"

"Gak kepikiran. Lagi pula udah ada Wili"

"Tapi kasian deh ngeliat Wili harus jadi sekertaris sekaligus asisten"

"Ckk, asisten apa. Kalo gak ada hal yang penting juga saya gak nyuruh dia"

"Iya sih" saut Vania dengan anggukan.

"Kamu suka sama dia?"

Pertanyaan Reyhan benar-benar membuat Vania kaget. Bagaimana bisa ia menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya.

"Saya?" Reyhan mengangguk saat Vania menunjuk dirinya. "Gak masuk akal pertanyaannya"

Setelah mengatakan itu Vania segera pergi kekamar untuk beristirahat. Sudah dua minggu ini Reyhan selalu pulang tepat waktu dan juga komunikasi mereka saat ini semakin membaik.

"Hei! Saya nanya serius, kenapa kamu jawabannya gitu"

Vania masih bisa mendengar suara Reyhan namun ia memilih untuk pura-pura tidak mendengar dan segera menutup tubuhnya dengan selimut.

11:45 PM

"Van..."

"Hm"

"Vania"

"Apa sih pak, saya ngantuk banget"

"Bentar lagi. Temenin saya malem ini aja"

"Gak kuat. Saya tidur duluan ya" Reyhan segera menggeleng. "Kenapa"

"Ini hukuman buat kamu"

"Emang saya salah apa"

"Gak jawab pertanyaan saya"

Vania membuang nafasnya kasar. "Pertanyaan apa"

"Kamu suka sama Wili?"

"Ya gaklah" jawabnya dengan kepala yang disandarkan pada sandaran ranjang.

"Kalo Rendy?"

Tadinya Vania terpejam. Namun saat mendengar nama itu matanya kembali terbuka. Sudah cukup lama ia tidak bertemu ataupun menelpon Rendy.

𝐋𝐞𝐭'𝐬 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧 (OnGoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang