BAB XIII

8.4K 387 1
                                    

FLASHBACK

Gavin's Apartement, Jakarta

minggu [11.12 WIB]

"Kay, mau nasi goreng?"

Kayana yang sedang mencurahkan perhatiannya pada laptopnya mendongak menatap Gavin. "Mau!"

"Ini tuan putri." Ucap Gavin meniru suara pelayan yang ada difilm.

"Apaan sih," balas Kayana sambil memukul pelan bahu Gavin.

Bukannya marah Gavin malah tertawa. "Hahaha, habisnya kamu sibuk terus dari kemarin sih. Apa laptopmu itu lebih menarik dibanding aku?"

"Kalo aku jawab iya?" goda Kayana.

Gavin memincingkan matanya dan tersenyum lebar. "Maka kamu harus menerima ini." Gavin mulai mendekati Kayana dan menggelitiki pinggang Kayana.

"Eh, eh, berhenti hahahah, Gavin!"

"Nggak mau, salah sendiri kamu tertarik sama yang lain."

"Hahahaha, apaan sih. Ak, aku cuma bercanda. Berhenti dulu!" Kayana memegang kedua lengan Gavin menghentikan perbuatan Gavin.

"Kamu tahukan kalo aku nggak suka kamu tertarik sama yang lain?" ucap Gavin sedih.

"Seriously?! Bahkan sama laptop yang cuma benda mati?"

"Itu juga. Semua yang buat kamu menjauh dariku, aku membencinya."

Ekspresi Gavin cukup membuat Kayana luluh. Entah kenapa jika Gavin berekspresi seperti itu Kayana tidak akan sanggup menolaknya. Ekspresi seperti anak anjing yang kehujanan. Imut.

"Hey, mana mungkin aku menjauh dari kamu. Aku cuma tertarik sama kamu doang."

"Beneran?"

"Mana mungkin aku bohong. Kalo kamu?" tanya Kayana.

"Aku juga sukanya sama kamu. Aku nggak mau yang lain." Jawab Gavin jujur. Kayana bisa tahu itu karena Gavin tidak bisa berbohong padanya. Lihat saja pipinya yang memerah malu setelah mengatakan kalimat gombal itu.

"Aku tahu." Senyum Kayana membuat Gavin semakin malu dan berusaha menutupi mukanya.

"La, lalu kenapa kamu dari kemarin sampai pagi ini si, sibuk terus?" ucap Gavin mengalihkan rasa malunya.

"Hehehe, ini cuma kerjaan dari kantor aja."

"Tunggu, bukankah kantormu berlebihan? masa menyuruh karyawannya kerja sampai segininya?" rasa malu Gavin hilang tergantikan oleh perasaan kesal.

"Em, sebenarnya ini bukan kerjaanku sih. Perusahaan juga nggak maksa aku. Ini kerjaan buat anak baru. Aku cuma ingin ngerjain dikit biar mereka nggak kesulitan."

"Bukankah kamu terlalu baik buat anak baru?"

"Hehehe, sebagai senior mereka aku nggak mau buat mereka kesulitan diminggu pertama kerja. Semoga aja ini bisa bantu mereka."

"Hah, baiklah. Kamu boleh bantuin mereka, tapi jangan sampai bikin kamu kesulitan. Okey?" ucap Gavin sembari mengelus kepala Kayana.

"Okey!"

"Hah, rasanya aku ingin bikin kamu pindah perusahaan aja bareng aku biar kita bisa sering ketemu." Gavin memeluk Kayana dari samping.

"Hey, kamu kan tahu kalo aku nggak mau masuk perusahaan kamu dengan cara begitu. Lagipula tahun ini aku bakal dipromosiin jadi sayang banget kalo pindah." Balas Kayana memeluk Gavin.

RAMAYANA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang