BAB XVI

7.5K 309 2
                                    

FLASHBACK

Kayana Sekar Wardani siswa dari kelas IPS 1. Sosok siswa sempurna yang diimpikan oleh semua siswa di sekolah. Memiliki otak yang cerdas membuatnya terkenal dikalangan guru sebagai siswa pintar.

Selain menonjol dibidang akademis, Kayana juga hebat dibidang lainnya. Kayana aktif diberbagai club sekolah seperti basket, musik, pramuka, ilmiah bahkan OSIS dengan menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Keramahan dan kecantikannya membuatnya dapat bergaul dengan siapa saja tanpa mengenal tingkatan.

Kayana bak cahaya berbanding terbalik dengan dirinya. Rena hanya siswa yang biasa saja, ia membosankan dan jarang bicara. Seperti kebanyakan siswa lainnya yang hanya mementingkan nilai dibanding bergaul. Itulah Rena.

Dengan perbedaan itu Rena yakin ia tidak akan pernah dapat mengenal sosok Kayana lebih dekat. Ia hanya dapat mengagumi sosok itu dari jauh.

Namun siapa sangka takdir mempertemukan mereka. Sore itu Rena tengah mengerjakan tugas kelompoknya bersama Jean. Suasana yang awalnya tenang dan hanya diisi dengan suara ketikan berubah saat Kayana datang dengan 2 cup minuman.

"Ini pesanannya putri," ucap Kayana memecah keheningan.

Rena bagitu kaget melihat Kayana yang berdiri di depannya secara dekat. Hampir tidak mempercayai pengelihatannya jika suara Jean tidak mengintrupsi.

"Ini, minumlah" menyodorkan salah satu cup minuman.

Rena menerimanya dengan gugup mengingat bila cup itu dibawa oleh Kayana tadinya. "Te, terima kasih. Ahh!" Rena sadar ia bahkan belum membayar cup minuman tersebut. Dengan tergesa-gesa Rena hendak mengambil uang dari tasnya.

"Eh tidak usah bayar, itu dibeli pake uang Jean kok. Dia tlaktir" ucap Kayana memperlihatkan kartu kredit Jean. "Aku boleh gabung sebentar? Oh aku Kayana."

Rena menerima uluran tangan Kayana. "Rena. Em, boleh aja kalo Jean nggak keberatan."

"Haha, Jean malah suka kalo aku gabung."

"Kata siapa?" sindir Jean.

"Heh, kamu ini.... maaf ya Rena, Jena emang enggak suka jujur orangnya."

Suasana yang mulanya hening itu berubah menjadi ceria sejak Kayana bergabung. Rena bahkan heran melihat Jean yang biasanya serius dan pendiam itu jadi banyak tertawa dan bicara. Padahal saat di kelas Jean dikenal sebagai siswa cuek dan pemalas yang suka diam dan tidur. Oleh karena itu Rena sama sekali tidak bisa membuka percakapan dengan Jean tadi dan memilih diam sambil mengerjakan tugas masing-masing.

Namun setelah mengenal lebih dalam Jean sangat berbeda dengan pikirannya selama ini. Jean tidaklah pemalas, ia tetap bertanggung jawab mengerjakan tugas kelompok bersamanya dibanding teman lainnya yang malah meninggalkan kewajiban dan hanya setor nama saja.

Jean juga mudah diajak bicara. Hanya saja Jean memang tidak terlalu suka berbasa-basi.

Apa terbukanya Jean itu dikarenakan adanya Kayana? Jika iya, Kayana sungguh hebat.

Entah kenapa rasa kagumnya pada Kayana kian meningkat.

"Jean pasti bikin kamu susah ya saat di kelas?"

"Eh, nggak kok," jawab Rena cepat.

"Udah nggak usah ditutupi, anak ini emang asal masuk IPA cuma karena pacarnya masuk akademi militer. Jadi dia ingin kayak di drama korea itu loh, yang tentara sama dokter."

"Heh, mulutnya!" Jean mencoba menutup mulut Kayana supaya tidak bicara lebih jauh.

"Khan hemang bheneee." (kan emang bener)

RAMAYANA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang