BAB V

10.6K 479 6
                                    

Widjaya Corp Cabang, Bali

Minggu [18.43 WIB]

Jarum jam hampir menunjukan pukul 7 malam. Sudah tiga jam yang lalu jam kantor usai. Hanya sedikit karyawan yang tetap bertahan untuk menyelesaikan tugas mereka. Begitupula dengan ruang sekretaris yang tersisa satu orang saja.

Sebelum menyelesaikan pekerjaan sekretaris hari ini, Reza mengecek email yang baru masuk. Kedua matanya membola ketika melihat email terpenting yang baru saja ia baca. Selesai dengan kekagetannya Reza langsung berlari menuju ruangan direktur. Menelan ludah susah payah, Reza mengetuk pintu keramat baginya.

"Masuk!"

Reza dapat merasakan susah menghirup udara mendengar suara atasan yang berumur tidak berbeda jauh darinya.

"Permisi pak. Presdir meminta anda untuk menggantikannya menghadiri pesta peringatan pernikahan keluarga Hartanto." Ucap Reza menyembunyikan rasa gugupnya.

"Kapan?"

Reza semakin gugup, ia yakin direktur yang sekaligus menjabat sebagai wakil presdir itu akan marah. "Hari ini, pukul 8 malam."

Hening. Reza mulai merapalkan doa di dalam hatinya. Atmosfir di dalam ruangan itu entah kenapa terasa dingin bagi Reza.

Keringat dingin mengalir di pelipis Reza, sungguh ia takut bila ini adalah hari terakhirnya menatap dunia.

"Mengapa presdir berhalangan hadir?"

"Eh, maaf. Pak presdir sedang berlibur bersama nyonya ke Amerika oleh karena itu pesan dari beliau baru terkirim. Mungkin pak presdir lupa dengan perbedaan waktu." Reza sekalian mengungkapkan alasannya pada atasannya.

"Siapkan jet pribadiku sekarang! Pastikan kita tiba dalam 1 jam!"

"Baik pak."

Tanpa membuang waktu lagi, Reza segera menjalankan perintah atasannya. Atasannya itu sangat menyeramkan saat suasana hatinya buruk.

Siapa yang bilang bila bekerja di perusahaan besar yang mendunia itu kerjanya santai?

Lihatlah Reza yang malang ini. Banyak yang menanyakan padanya bagaimana caranya ia bisa bertahan dari atasannya. Reza hanya tersenyum simpul dan menjawab dalam hati 'sebenarnya ia juga sudah tidak tahan'. Tidak ada waktu untuk keluarga. Reza hanya berharap istrinya mau setia dan anaknya tidak melupakannya.

Inilah risiko menjadi sekretaris merangkap asisten pribadi dari seorang wakil presdir Widjaya Corp. Harus siap mental dan tahan banting.

Reza selalu berdoa supaya wakil presdirnya itu segera mendapatkan pasangan hidup yang bisa menjadi pawangnya. Mungkin setelah menikah manusia kejam seperti atasannya itu dapat merasakan susahnya jauh dari keluarga seperti dirinya dan melonggarkan jam kerjanya yang padat.

Reza sangat merindukan istri dan anaknya yang hampir setahun ini hanya ia lihat dari layar ponselnya.

Mari kita ikut berdoa supaya Reza yang malang segera mendapatkan kebahagiannya.

***

Kediaman Hartanto, Jakarta

Minggu [20.11 WIB]

"Kayana?"

Kayana diam, tidak berani menoleh ke belakang menatap seseorang yang memanggilnya. Suara yang tidak asing di telinganya. Suara lembut dan ringan bagai musim semi yang hangat.

Perlahan Kayana menatap orang dari pemilik suara yang pernah membuat hatinya berdebar.

"Ternyata benar Kayana. Lama tidak bertemu Kay." Sapa pria itu lagi dengan senyum hangatnya.

RAMAYANA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang