BAB XXVI

7.3K 354 3
                                    

Elisa?

Mendengar kata yang terlontar dari Ramandhanu sontak mata Kayana membola. Mengetahui siapa gerangan wanita misterius yang menggunakan topi, masker dan kacamata hitam tersebut.

Memorinya kembali berputar pada kejadian seminggu lalu saat Reza dan Ramandhanu membicarakan Elisa.

Meski terkesan ditutupi namun Kayana dapat menerka dengan mudah. Pembicaraan pribadi, pembahasan wanita, dan harus dirahasiakan dari Kayana sebagai istri cukup meyakinkan Kayana bahwa wanita di depannya ini adalah wanita yang sama.

Elisa.

Wanita yang dicintai Ramandhanu.

"Ah, mas masih ingat sama aku ya? Kirain dah lupa." ucap Elisa lembut masih dengan tangan yang melingkar di tubuh Ramandhanu.

Dengan pelan Ramandhanu melepas pelukan Elisa, "Kenapa kamu ada di sini?"

Mendengar pertanyaan Ramandhanu yang cenderung tajam dan dingin membuat Kayana mengernyit bingung.

Bukankah seharusnya Ramandhanu senang bertemu dengan orang yang disukainya?

Ah, mungkin saja karena status Ramandhanu sekarang adalah suaminya jadi Ramandhanu tidak mengumbar percintaan terlarangnya.

Tidak mengherankan bila dilihat dari sudut pandang konglomerat yang sangat memperhatikan citra dan opini publik.

"Aku dapet jatah liburan karena jadwalku bulan depan dah selesai. Tapi kenapa reaksi mas kayak nggak senang aku datang?" manyun Elisa dengan nada imutnya.

Tunggu!

Kenapa keberadaan Kayana tidak dihiraukan?

Seolah Kayana dikucilkan dari pembicaraan. Entah ini hanya perasaannya saja atau apa tapi Kayana perlu memberi penegasan sebagai istri dari Ramandhanu.

Apalagi mulai banyak orang-orang yang menonton mereka. Yah, bukannya ikut campur tapi Kayana melakukannya untuk menyelamatkan citra dan opini publik mereka saja.

Ramandhanu menyugar rambutnya dan mengambil nafas panjang. "Bukan begitu, aku han-"

"Ehem!" sengaja Kayana berdehem mengacaukan suasana yang tercipta.

Seolah paham akan maksud Kayana, Ramandhanu mulai mendekati Kayana dan memegang pinggangnya. "Maaf sebelumnya kalian belum berkenalan. Elisa kenalkan dia adalah istriku, Kayana Sekar Widjaya. Dan sayang dia sahabatku Elisa Sinta Laksmana."

Dengan cepat Kayana menoleh ke arah Ramandhanu meminta kejelasan dari apa yang barusan didengarnya.

Bukan, ia bukan kaget dengan panggilan Ramandhanu yang memanggilnya sayang. Ia justru tidak percaya setelah mendengar nama wanita itu.

Apa ia tidak salah dengar? Elisa Sinta Laksmana?

Maksudnya Elisa yang menjadi aktris sekaligus model itu?

Tolong katakan bahwa spekulasi Kayana ini salah karena bisa dipastikan Kayana akan kalah jika dibandingkan wanita hebat itu.

Namun sepertinya Tuhan tidak berbelas kasih padanya. Nyatanya spekulasinya itu terbukti benar tatkala Elisa melepas kaca mata hitam dan masker yang menutupi wajah cantiknya.

"Salam kenal, saya Elisa Sinta Laksmana panggil santai aja Elisa." riangnya sambil menjulurkan tangannya.

Kayana menyambut uluran tangan tersebut dengan senyum bisnisnya untuk menyembunyikan sisa keterkejutannya. "Salam kenal juga, saya Kayana Sekar Widjaya istri mas Danu. Panggil Kayana atau senyamanmu aja."

"Sudah berkenalannya, kita lan-" ucapan Ramandhanu terpotong oleh ponselnya yang berdering.

Melihat siapa yang menghubunginya, air muka Ramandhanu berubah keruh. "Telpon dari kantor, aku jawab sebentar ya."

Usai mendapatkan persetujuan, Ramandhanu keluar mengangkat telponnya menyisakan Kayana dan Elisa.

"Hah, akhirnya aku bisa ketemu sama istri mas Danu." celetuk Elisa memulai percakapan.

Kayana memicingkan matanya, sedikit tidak nyaman akan arah pembicaraan tersebut. "Ya? Kenapa ingin bertemu denganku?"

"Aku cuma penasaran aja sih sama sosok wanita yang bisa bersanding di samping mas Danu."

Ah, Kayana paham sekarang. Maksud dari perkataan Elisa yang ofensif tersebut.

Wajar saja bila seseorang bertemu dengan pasangan dari orang yang dicintainya. Api kecemburuan dapat menjelma menjadi pisau yang menyayat hati lawan bicaranya.

Bahkan wanita sekelas Elisa saja dapat berubah karena cemburu. Kayana cukup terkejut dengan sikapnya yang berubah cepat di belakang Ramandhanu.

Dengan senyum dan ucapan manipulatifnya orang-orang tidak akan sadar bila Elisa bisa menyinggungnya.

Sungguh, kemampuan aktingnya perlu diacungi jempol.

Meski begitu Kayana tidak akan mengalah dengan mudah dan membiarkan dirinya diinjak. Ramandhanu yang memintanya menikahinya jadi kenapa dia yang disalahkan.

"Kalo begitu apa rasa penasaranmu sudah terjawab?" tanya Kayana dingin.

Elisa terdiam sejenak lalu tertawa. "Sedikit. Lagipula masih banyak waktu kedepannya untuk lebih mengenal sisi lainnya."

"Maaf saja tapi aku yang tidak punya waktu untuk meladenimu."

Hening sejenak, baik Kayana dan Elisa terjebak dalam tatapan masing-masing. Saling memahami jalan pikiran lawan bicaranya lewat tatapan itu.

Saat ini tidak ada gunanya bertingkah naif. Mereka sudah saling mengetahui maksud masing-masing.

"Okey, lagipula ini bukan masalah besar. Kalo kamu nggak ada waktu, Mas Danu yang akan melakukannya." ucap Elisa masih dengan senyum manis di wajahnya. Berbanding terbalik dengan ucapannya yang pahit.

Kayana berdecih melihat Elisa yang masih konsisten dengan sikap munafiknya.

Pintar sekali wanita itu berpura-pura.

"Suamiku seorang wakil direktur yang sangat sibuk ditambah kehidupan pernikahan kami yang masih baru dan masih panas-panasnya sehingga butuh ruang. Dengan itu semua, suamiku juga tidak ada waktu untukmu."

Sialan!

Demi menanggapi drama ini, Kayana sampai harus berbohong.

Apanya yang 'masih panas-panasnya'?

Kehidupan sex after married mereka bahkan lebih menyedihkan daripada pasangan remaja yang dimabuk cinta.

Jangan salah sangka ataupun menuduh keahlian Ramandhanu di ranjang. Kemampuannya 'itu' tidak perlu diragukan lagi.

Bukan masalah kualitas sex mereka hanya saja orientasi pada karir membuat Kayana dan Ramandhanu kesulitan menemukan waktu yang tepat untuk berhubungan.

Kebohongan Kayana itu berbuah manis saat ekspresi Elisa yang sedikit berubah.

Dengan tangan yang terkepal erat Elisa membalas, "Bagaimana kau bisa yakin mas Danu nggak ada waktu buatku padahal selama ini dia selalu memprioritaskanku?"

"Karena aku akan memastikannya." tandas Kayana.

"Percaya diri sekali?!"

Kesabaran Elisa menghilang, tidak ada senyuman di wajahnya dan intonasinya yang sinis malah membuat sudut bibir Kayana melengkung puas.

"Aku percaya diri karena aku mampu. Aku istri mas Danu, jadi selama aku menjadi istrinya aku pastikan tidak ada perbuatan gila antara kalian yang mencemari nama baikku" Kayana berniat melangkah pergi ke tempat Ramandhanu untuk mengakhiri perdebatan itu.

"Dasar jalang, kamu itu hanya penggantiku." gumam Elisa.

Mendengar perkataan Elisa membuat Kayana mengurungkan langkahnya. "Apa?"

"Sejak awal posisi istri mas Danu adalah milikku."

***

RAMAYANA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang