13. Minimarket

10.8K 1.4K 180
                                    

Assalamualaikum...

💛 Span Emot yang paling sering kalian gunakan

💛 Spam emot ❤️

💛 Baca part ini jam berapa?

Happy Reading

Di pagi hari yang cerah, seorang gadis dengan celana training longgar dan baju lengan panjang yang longgar pula serta hijab instan yang melekat, dengan warna yang senada.

Dia Bita, perempuan yang sedang melakukan lari pagi di dekat kompleks perumahannya. Gadis itu menatap langit pagi yang indah, serta matahari yang mulai terbit dari arah timur.

"Ya Allah, sungguh indah Ciptaan-Mu. Engkau ciptakan siang untuk bekerja dan beraktifitas, lalu tidak lupa Kau menciptakan malam untuk istirahat." Gumam Bita.

Setelah beberapa putaran keliling kompleks, Bita berjalan untuk kembali kerumahnya. Opanya sudah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan.

Cindy menggugat cerai terhadap Nino, lalu Nino pergi entah kemana. Mungkin, menikah dengan wanita simpanannya itu, serta Kiara yang akhir-akhir ini menjadi pendiam karna semua kejadian ini.

"Assalamualaikum," Bita mengucapkan salam, terdengar jawaban salam dari Bundanya.

"Kak Kiara mana, Bund?" tanya Bita tidak melihat keberadaan Kiara. Memang, sekarang rumah tampak sepi semenjak Omanya di pidana, Opanya di RSJ serta kedua orang tua Kiara yang pergi entah kemana. Lalu, sekarang, Ayah dan Varga sedang tidak dirumah, kedua lelaki itu tengah pergi berlatih memanah.

"Di rumahnya, mungkin lagi dikamar." Bita mengangguk paham.

"Yaudah, Bita mau ganti baju dulu, terus ke rumah Kiara. Assalamualaikum, Bunda!" kemudiam gadis itu mencium pipi Bundanya dan berlari menuju kamarnya.

"Waalaikumsalam."

♡(> ਊ <)♡

"Assalamualaikum, Kiara. Aku boleh masuk nggak? Ini aku, Bita." Gadis itu mengetuk pintu kamar sepupunya usai menganti pakaian dan menunaikan shalat dhuha.

Pintu terbuka, menampilkan Kiara dengan pakaian piyamanya. "Masuk." Katanya.

Mereka berdua duduk di kasur yang cukup besar milik Kiara. "Lo, udah kasih jawaban Pak Devaro?" tanya Kiara.

Bita menggeleng, memang, semenjak Kiara minta maaf, hubungan keduanya kian membaik. "Belum,"

"Lo gantungin anak orang, kasian." Kiara terkekeh.

"Oh iya, kenapa ya? Pak Devaro lamar aku. Aku kira Pak Devaro sukanya sama kamu, soalnya waktu itu aku liat dia senyum pas kamu pergi, kalau nggak salah dia juga kasih kamu sesuatu." Ungkap Bita.

Kiara tampak mengingat-ingat, "OH! YANG ITU!!" ucap perempuan tersebut saat mengingat.

"Santai dipantai!" sentak Bita.

"Hehhe, kalau yang itu mah...." Kiara tampak mengantungkan ucapannya. "ciee kepo! Cemburu ya?" goda Kiara pada Bita.

Bita mengelak, "Ih, siapa juga yang cemburu! Lagian, aku siapanya." Perempuan itu memelankan suaranya pada kalimat terakhir.

"Calon istrinya! JIAKH!" ledek Kiara.

"Ihhh! Udah Kiara!" pipi Bita tampak memanas.

"Iya-iya!" Kiara meredakan tawanya. "Jadi... Pak Devaro emang sukanya sama lo! Bukan gue! Yaa dia tau gue sepupu lo, terus ajakin gue kerja sama. Suruh gue nanya lo suka makan apa, minum apa, hobi, calon suami idaman. Dan bla bla bla. Parah sih! Waktu itu gue mau nolak tapi tawarannya menggiur kaaann!" Jelas Kiara.

Love Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang