24. Ketar-ketir

10.3K 1.1K 119
                                    

Happy Reading ❤️

"Ini terasinya diskon? Kemarin pas aku liat di pasar harganya sepuluh ribu, disini cuma delapan ribu. Untung yang kemarin aku nggak beli," Bita pun mengambil satu bungkus kemasan terasi udang.

Di sore hari ini, Devaro dan Bita sedang berada disalah satu pusat perbelanjaan. Mereka membeli bahan-bahan makanan, setalah kemarin, mereka melakukan acara syukuran kecil-kecil di rumah barunya.

Keduanya pun kembali berkeliling mencari bahan-bahan makanan, memang, Bita mencatat bahan yang akan ia beli. Namun, namanya juga ibu-ibu, liat diskon dikit, jadi pengen.

"Mas, ini sabun cuci piringnya, bagusan yang mana. Aroma lemon, green tea, atau jeruk?" tanya Bita sembari memilih-milih.

"Bapak lemon, aja, yang aroma jeruk nipis." Jawab Devaro. Bita mengangguk lalu mengambil satu bungkus sabun cuci piring.

"Ambil dua aja, buat stok dirumah." Lelaki itu mengambil satu lagi sabun cuci piring, dengan aroma yang berbeda, Lemon.

"Untuk sabun mandi, bagusnya sabun batangan atau yang cair aja?"

"Terserah aja, kamu biasanya pakai yang mana?"

Bita berbalik menatap Devaro yang sedang mendorong troli. "Aku biasa pakai sabun bayi, kalau kamu?"

Pantes bau bayi, batin Devaro. "Yaudah, sabun cair aja."

Gadis itu mengangguk dan mengambil satu sabun cair dan satu sabun bayi. Usai mengambil sabun-sabun. Mereka menuju stand daging.

"Daging sapi atau ayam, ya?" gumam Bita seraya memilih.

"Pertanyaan saya satu, Bita." Bita menoleh kearah suaminya yang berbicara.

"Apa?"

"Kamu emang, bisa olah daging ayam atau daging sapi?"

"Nanti aku mau belajar sama Bunda, kok! Mau belajar masak sop, soto, ikan balado, oh iya, kamu suka makan apa, Mas?"

"Sama kayak kamu." Jawab Devaro.

"Dih," kemudian, mereka beralih ke tempat kosmetik, Bita ingin membeli deodorant dan juga beberapa alat kosmetik lainnya yang sudah habis.

Usai mengambil sabun cuci muka, deodorant, lulur, parfum, bedak tabur juga bedak padat, lipstik, lip tint, pelembab bibir, dan handbody. Mata Devaro tidak sengaja salah fokus kearah benda yang sering digunakan oleh wanita.

"Bita, kamu nggak beli, ini?" Devaro mengangkat satu benda itu.

Mata Bita melotot, "Enggak, Di rumah juga masih ada."

"Siapa tau kamu bakal haid, ambil aja. Buat jaga-jaga."

Berdecak, Bita lalu mengambil pembalut yang disodorkan oleh Devaro. Beberapa menit kemudian, mereka selesai dengan semua belanjaannya.

Kedua pasutri itu pun berjalan menuju kasir untuk membayar belanjanya. Di kasir, mata Bita berbinar-binar melihat coklat yang ada di samping kasir.

Perempuan itu menarik pelan baju suaminya, Devaro menoleh kearah sang istri dengan alis terangkat. "Mau itu, ya!" pinta Bita antusias sembari menunjuk kearah coklat itu.

Devaro mengangguk, "iya, beli secukupnya aja, oke?" kata lelaki itu sembari menggandeng tangan Bita.

Seulas senyum tercetak di wajah Bita. Perempuan itu mengangguk lagi, "makasih!"

♡(> ਊ <)♡

"Kissing!" sorakan itu memenuhi rumah Kristan.

Hari ini, Kristan resmi menjadi suami orang. Setelah melakukan acara janji suci dan resepsi kemarin, kali ini keluarga Kristan tengah berkumpul di ruang keluarga.

Love Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang