Chapter 15: Siapa yang kusukai?!

32 6 0
                                    

Don't like, Don't read

Happy Reading!


Somi memutuskan untuk meminjamkan bukunya ke Yoshi. Ia mencari bukunya ditumpukan buku atas meja. Saat ia akan mengambil buku itu, tiba-tiba buku lainnya ikut berjatuhan.

'Bruk'

Somi membiarkannya. Ia akan membereskannya setelah memberikan bukunya ke Yoshi. Takutnya ntar Yoshi kelamaan nunggu. Saat Somi membuka pintunya..

'Bruk'

Karena Yoshi tak tahu Somi akan membuka pintunya. Ia terkejut. Dia yang sudah terlanjur mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu pun tak bisa mengerem hingga tubuhnya terhuyung kedepan menabrak tubuh Somi dan kemudian mereka terjatuh di lantai kamar, dengan posisi Yoshi ada di atas tubuh Somi.

Mata mereka saling bertemu. Somi tak bisa menyembunyikan lagi pacu jantungnya. Wajah Somi sangat merah. Jarak muka Somi dan Yoshi sangat dekat. Bibir mereka bahkan hampir bersentuhan jika saja Yoshi tak menahan tubuhnya dengan lengannya.

Cukup lama mereka berada dalam posisi itu dan tak ada dari keduanya yang ingin melepaskan diri. Seolah-olah mereka telah terhisap ke dalam bola mata satu sama lain.

Hingga beberapa menit berselang, Yoshi mulai tersadar dan langsung bangun berdiri. Begitupun dengan Somi yang juga mulai bangun. Meskipun tubuhnya terbentur lantai, tapi entah kenapa punggung Somi tak terasa sakit sama sekali melainkan jantungnya terasa seperti akan mau meledak.

"M-mian" hanya satu kata itu yang mampu keluar dari mulut Yoshi. Keadaan berubah menjadi canggung. Somi lalu menyerahkan buku catatan yang sudah ada ditanganya ke Yoshi. "I-ini"

"Goma.." Belum sempat Yoshi menyelesaikan ucapan terimakasihnya, Somi langsung menutup pintu kamarnya.

'Brak'

"...wo" mengabaikan Yoshi yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.

........💎💎💎.......
...💎💎💎💎💎...
........💎💎💎.......
.............💎...........

Somi sedari tadi terus berada di dalam kamarnya dan tidak keluar sama sekali. Padahal sekarang sudah waktunya untuk makan malam, tapi ia rela menahan rasa laparnya demi keadaan jantungnya. Menurut Somi jantungnya lebih penting dari perutnya.

Haishh... harusnya ia tak membukakan pintunya tadi ke Yoshi. Lihat apa yang ia alami sekarang. Detak jantungnya masih belum stabil. Wajahnya juga masih memerah. Kejadian tadi masih terbayang-bayang dipikiran Somi.

Somi menjambak rambutnya frustasi. Lalu tiduran di kasurnya. Berguling-guling tidak jelas. Kemudian bangun dan berteriak tidak jelas.

"Arghhh..."

Somi melakukan hal itu berulang-ulang. Tapi kegiatan absurdnya tak berlangsung lama saat Somi menyadari lampu kamarnya mulai meredup. Somi mendengus dengan keras. Kenapa lampunya harus mati disaat Somi sedang kacau begini sih?!

"Ishhh.." sambil mengacak-ngacak rambutnya, Somi turun dari kasurnya. Mungkin lampunya hampir mati gara-gara dayanya yang hampir habis. Karena kamar orangtuanya inikan jarang digunakan, Somi juga tak tahu kapan terakhir kali ayahnya mengganti lampu kamar ini.

Somi mengambil simpanan lampu baru yang ada di laci. Ia berniat untuk memasang lampunya sendiri. Ia lalu mematikan lampu kamarnya dan menyalakan senter di ponselnya.

Ia mengambil kursi rias untuk dijadikan pijakannya. Tapi ternyata kursi itu tak cukup membuat Somi bisa meraih lampu kamarnya. Sehingga Somi harus berjinjit dan berusaha agar tangannya bisa sampai mengambil lampunya.

Komik TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang