Don't like, Don't read
Happy Reading!
'Bugh'Jihoon memukul tepat mengenai di perut Hyunjin. Hyunjin merintih kesakitan. Dia kemudian membalas pukulan Jihoon dan berhasil mengenai pipi Jihoon.
'Bugh'
Jihoon kembali memukul Hyunjin. Kali ini targetnya adalah dagu.
'Bugh'
Dibalas lagi oleh Hyunjin dan tepat mengenai hidung Jihoon. Kemudian Hyunjin akan menyerang Jihoon lagi, Ia arahkan tendangannya ke wajah Jihoon tapi dengan sigap Jihoon menunduk menghindar. Lalu tiba-tiba Jihoon mengangkat tubuh Hyunjin dan membantingnya ke atas tanah dengan keras.
"Akh.." Hyunjin mengerang kesakitan.
Sementara Jihoon dengan nafas tersenggal-senggal mengelap sisa-sisa darah di wajahnya dengan tangannya. Hyunjin masih belum juga berdiri. Punggungnya sangat sakit berasa kayak mau remuk gitu. Jihoon pun mengambil kesempatan untuk menelungkupkan tubuh Hyunjin, lalu duduk diatas tubuh Hyunjin sambil mengunci tangan Hyunjin ke belakang punggung.
"Arghh..." Hyunjinpun semakin kesakitan.
Sambil memiringkan senyumnya, "Sekarang kau sudah menyerahkan?" Jihoon membalikkan pertanyaan Hyunjin tadi.
Hyunjin tak bisa lagi melawan Jihoon. Jihoon membuat tubuh Hyunjin tak bergerak. Hyunjinpun menghela. Apa ini waktunya untuk mengakui kekalahannya? Ia melirik ke arah Yeonjun yang sedang terluka. Semua anggota gengnya juga sudah dikalahkan dan menyisakan dua puluh orang. DUA PULUH?! 12 orang lawan 1000 sisa 20 yang masih bertarung! Dan itu dalam waktu 5 jam?! Apakah mereka manusia? Sepertinya dia memang harus menyudahi pertarungan ini. Dia harus mengaku kalah disini, hari ini. Petarung sejati harus tau kapan dia kalah dan berani mengakui kekalahannya.
"A-aku mengerti! Baik! Aku menyerah. Kalian menang. Cepat lepaskan aku! Akh!" masih kesakitan.
Yeonjun yang mendengar Hyunjin menyerah, mengumpat dalam hatinya. Padahal ia sudah membawa gengnya Hyunjin. Tapi tetap saja dia kalah.
'Sebenarnya mereka itu apa sih? Susah banget dikalahinnya?' batin Yeonjun yang masih terbaring kesakitan.
"Katakan dimana Somi sekarang?" tanya Jihoon yang belum melepaskan Jihoon.
"A-aku tidak tau. Tanyakan saja ke Yeonjun. Yeonjun yang menyekapnya" jujur Hyunjin.
Hyunsuk mengangkat tubuh Yeonjun yang masih terbaring lemas. Ia cengkram kerah Yeonjun dan bertanya, "Dimana kau sembunyikan Somi?"
Yeonjun diam tak menjawab.
Membuat Hyunsuk menggeram kesal. "Kau sungguh tak ingin menjawabnya? Kau ingin pukulanku lagi?"
Mendengar hal itu, Yeonjunpun mulai membuka mulutnya. "D-di gudang kosong sebelah sana. Pintu warna biru. Disana juga ada Nancy dan temannya" Yeonjun menunjuk tempat dimana Somi disekap. Habislah dia. Nancy mungkin akan marah lagi kepadanya. Tapi gapapalah. Cewek bisa dicari daripada dia harus mengorbankan muka tampannya lagi. Tambah bonyok ntar dianya kalo kena pukul lagi.
"Nancy?" beo Junkyu.
"Kenapa Nancy ada disana juga?" tanya Hyunsuk.
"Sebenarnya saat Somi terkena cat merah waktu itu Nancy yang merencanakannya. Dia yang menyiram Somi. Aku cuma disuruh. Dan ide untuk menculik Somi adalah idenya. Aku sebenarnya tak berniat untuk menyakiti Somi, aku hanya ingin membalaskan dendamku ke kalian"
"Nancy? Nancy juga dalang dibalik semua ini?! Gak ada kapok-kapoknya tuh anak!" geram Junkyu.
Sedangkan Jihoon menanggapi dengan respon berbeda, "Cih, balas dendam? Kenapa kau yang malah balas dendam? Perbuatanmu saat itu memang salah. Lagipula untuk apa kau kerja sama dengan si Nancy itu segala?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Komik Treasure
FanfictionBagaimana jika karakter dalam komikmu tiba-tiba keluar? Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan lapor polisi? Melarikan diri? Atau membiarkan mereka tetap disampingmu? Somi seorang gadis korban bully, tiba-tiba rumahnya di datangi karakter komik ke...