Ayuna, gadis cantik hobi main bola yang tiba-tiba harus menggantikan Arjuna kembarannya yang lebih memilih audisi jadi idol ketimbang menjadi pemain bola seperti apa yang diinginkan ayahnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
"Yun... jangan lupa hari ini ulang tahun kakak gue, lo dateng ya!"
Pagi setelah bangun tidur, Ayuna langsung mendapat telepon dari Kiara. "Eungghh..." Sambil ponselnya di telinga, Ayuna merenggangkan otot-otot lengannya yang kaku setelah meringkuk tidur di balik selimut. "Iya... iya, entar gue dateng kok." Gadis berambut bondol itu menggisik matanya.
"Tapi lo jadi cewek ya, jangan dateng pake setelan cowok. Entar kaget orang-orang."
"Iye... iye... lo siapin baju gue tapi..."
"Tenang... itu sih gue udah siapin."
Celingak-celinguk Ayuna memastikan kamarnya aman. Tidak ada tanda-tanda Sean ada di kamar, aman kalau begitu. "Lo siapin wig juga ya buat gue!" Bisik Ayuna karena malam ini ia harus benar-benar kembali menjadi Ayuna bukan berpura-pura menjadi Arjuna, setidaknya hanya dua sampai tiga jam selama ia harus menghadiri pesta ulang tahun kakak dari Kiara.
"Santai, itu juga gue udah antisipasi."
"Bagus. Udah dulu ya, gue mesti siap-siap ke sekolah hih, mau mandi sebelum rebutan sama anak kos lain."
"Oke, sampe ketemu nanti... bye..."
"Bye..."
Baru selesai Ayuna berbicara dengan temannya di telepon, Keenan asal masuk lagi ke kamar Sean. "Heh cungkring, tumben lo masih di kamar?" Keenan tahu biasanya Ayuna sudah getol mengantri kamar mandi paling awal. "Ooh... abis telponan sama pacar lo ya?" Ayuna sedikit terkejut, pacar? Jelas-jelas ia hanya mengobrol dengan Kiara masalah ia harus kembali menjadi perempuan karena ulang tahun kakaknya Kiara.
"P-pacar, ah enggak cuma temen kok."
"Halah..." Keenan tiba-tiba duduk mepet Ayuna di ranjangnya. Ia kepo dengan siapa yang Ayuna hubungi. "Coba lihat dong, secantik apa pacar lo hehehe..." Ayuna menggeser bokongnya supaya tidak berdempet dengan Keenan.
"Enggak, gue gak ada pacar."
"Wah... main rahasia-rahasiaan ya lo!"
"Enggak!"
Ayuna ketakutan, ia buru-buru beranjak dari kasur. Berlari keluar kamar meninggalkan Keenan yang terus penasaran dengan siapa yang baru saja berbicara dengannya di telepon.
BUUGGGHHH...
Bermaksud untuk menghindar dari Keenan, Ayuna malah menabrak Sean yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pemuda satu itu hanya melilitkan handuk di pinggang, dengan bagian atas yang masih bertelanjang dada. Ayuna masuk di pelukan Sean yang menahannya.
Glup...
Gadis itu menelan cairan salivanya sendiri, melihat tampan wajah Sean yang tengah bertelanjang dada dan memeluknya. "Heh... mikir apa lo!" Sean menjentikan jari di depan wajah Ayuna begitu ia sudah membuat si bondol itu berdiri tegak setelah masuk ke pelukannya.