⚽️30 [End]

337 69 28
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Hampir satu bulan tidak ada lagi Ayuna di sini. Kompetisi musim ini sebentar lagi akan selesai, SMA Taruna berhasil maju ke final. Usut punya usut, mereka akan bertemu dengan pesaing terberat mereka di babak final nanti. SMA Taruna mungkin sering menjadi pemenang, tapi kadang lawannya yang ini bisa menjadi momok untuk sekolah yang tim sepak bolanya garang ini. Taktik permainan mereka mampu membuat Sean dan kawan-kawan kewalahan.

"Baik semuanya, berkumpul!"

Priiittt...

Sesi latihan semakin intens menuju babak final, coach Herman dan Pak Nugroho saling memotivasi agar tim mereka bermain sempurna di lapangan. "Saya apresiasi, kalian akhirnya lolos ke final di musim sekarang. Maka di sini, coach Nugroho dan saya ingin kalian menunjuk performa yang terbaik saat nanti waktunya tiba."

"Sekarang kalian boleh pulang dan istirahat yang cukup, kalian harus tetap sehat dan bugar sampai final nanti!"

"Siap coach!"

Latihan hari ini dibubarkan, tentu saja karena sesi latihannya sudah selesai. Trio Sean, Chandra, dan Keenan pun ikut membubarkan diri bersama anak yang lain. "Eh kita lawan SMA Mentari nih, sumpah mereka-mereka tuh lumayan kuat lho bro!" Chandra memecah suasana dengan obrolannya yang sedikit menggertak kepanikan.

"Kita harus punya startegi bagus, butuh orang yang jago nih."

"Si Doni masih cedera kan?" Tanya Keenan.

"Iya."

"Haduuh... dia stiker pengganti Ayuna yang jago juga. Kenapa pas mau final gini malah cedera sih."

"Coba kalo masih ada Arjuna ya eh maksudnya Ayuna."

Keberadaan Ayuna sangat dibutuhkan di keadaan seperti ini. "Taktik Sean sama Ayuna buat nipu lawan kan kan bagus tuh, ah sayang dia udah gak ada." Keenan menyesalkan tak ada lagi Ayuna yang bisa membantu mengantar mereka meraih kemenangan.

"Heh!" Sean menyela Keenan dan Chandra yang sangat ingin kembali ada Ayuna di sini.

"Kalo Ayuna di sini pun percuma, dia udah gak bisa bantu kita main bola semenjak kedoknya kebongkar!" Marah Sean. "Gue tahu, dia hebat. Gue tahu, tapi ini bukan saatnya kalian menyayangkan kalo Ayuna gak lagi di sini."

"Tapi cuma dia yang bisa Sean, dia anak coach Nugroho dan cuma Ayuna yang bisa kita harepin di antara anak-anak kita yang udah cedera. Bukan cuma Doni, tiga teman kita yang paling bisa diandelin pun udah tumbang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arjuna AyunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang