⚽️3

338 91 49
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Ditodong celana dalamnya sendiri, Ayuna tak mungkin mengaku itu miliknya. Sean yang menatapnya tajam malah terkesan menyudutkannya. "Gak mungkin kan lo pake kancut kek gini hah? Lo cowok beneran kan?" Ayuna mengangguk ketakutan. "Terus kenapa ini ada di lo?" Demi apa kalau Ayuna menunjukkan wujud aslinya ia sudah menjambak rambut Sean karena berani sekali memegang celana dalam miliknya. Sayangnya, justru gadis ini tak bisa mengaku kalau kain segitiga itu miliknya.

"Eum... itu..."

"Anu... itu..."

Ayuna harus mencari alasan paling logis agar bisa menjawab pertanyaan memojokkan dari Sean.

"Itu..."

"...punya tante Rita."

"APA?!"

Sean langsung melempar sembarang celana dalam belang-belang itu dari tangannya. Rasanya geli kalau memang itu milik tante-tante genit pemilk kost.

"Iihh..." Sean bergidik geli.

"Lo beneran cabul ya, ngapain lo bawa celana dalemnya tante Rita sih ah. Lo jadiin bahan ya?"

"Cabul emang lo Arjuna!!!"

Dikatai cabul lebih dari satu kali membuat Ayuna tersinggung. Ia datang ke depan wajah Sean sambil melotot, menggulungkan kaosnya dengan kedua lengan yang berkacak pinggang.

"Lo... lo ngatain gue cabul hah?"

"Sembarangan aja lo bilang, gue juga pas masuk udah nemu nih beginian!" Ayuna mengambil celana dalam miliknya, "Awas ah!" Menghindari rasa malu dan takutnya, Ayuna melabrak bahu Sean sambil membawa celana dalam itu dan menyebunyikannya. Ia meninggalkan Sean dan Chandra di ruang tengah.

"Kecil-kecil cabul dia ya ckckck..." Sean berkacak pinggang sambil geleng-geleng. Ia kemudian duduk di samping Chandra yang tengah menonton pertandingan bola di televisi.

"Lo kelihatannya sebel banget sama tuh anak baru." Chandra mengajak Sean bicara walau matanya fokus untuk melihat ke layar kaca.

"Gimana gak kesel, kelakuannya aja kelewatan."

"Kelewatan? Kelewatan apa lo cemburu gara-gara Airin lebih nempel sama si Juna?"

Sean terpojok, salah satu penyebabnya sebal memang karena Arjuna palsu sudah berani membuat Airin lebih menyukainya daripada Sean yang dari dulu berusaha mendapatkan cinta dari si primadona sekolah. Belum lagi, ia juga kesal karena Ayuna sudah mengusik kehidupannya.

"Jangan terlalu sebel Sen, entar lo butuh dia juga lama-lama."

"Dih... apaan..."

Pertandingan di televisi sudah setengah main, Chandra bisa meninggalkan sofanya untuk sementara. Si tinggi besar itu meninggalkan sofa tempatnya duduk, Sean menarik ujung kaos Chandra, "Kemana lo?"

Arjuna AyunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang