5

11.9K 1.3K 6
                                    

"Yah Leo berhenti menggigitku!" tegur Lisa pada kucing scottish fold miliknya.

Kucing putih dan abu-abu itu berhenti dan duduk di tempat tidurnya. Lisa mengucapkan selamat tinggal terakhirnya kepada kucing itu sebelum dia keluar dari kamarnya dan kemudian pergi ke rumah sakit.

"Selamat pagi Dr. Yun saya baru magang di sini. Saya ditugaskan untuk membantu Anda di UGD hari ini." Lisa dengan sopan memberi tahu dokter.

"Begitu. Saya sudah diberitahu oleh Dr. Kim beberapa waktu lalu sebelum operasinya dimulai. Dia mengatakan itu akan menjadi hukuman bagi anda." Dokter itu terkekeh.

Lisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil. "Baiklah dokter, saya tidak berhak mengadu padanya. Saya berasumsi Anda pasti mengenalnya."

"Begitulah dia, sangat profesional dan berdedikasi. Anda bisa belajar banyak darinya." Katanya.

"Nee." Lisa dengan sopan menundukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Saya akan memakai mantel saya dan mengambil stetoskop saya, saya akan berada di UGD sebentar lagi." Dokter menepuk bahu Lisa dan pergi.

"Lisayah!" Seseorang memanggilnya.

Lisa kemudian berbalik untuk melihat Ros berjalan ke arahnya. Sepertinya perawat baru saja tiba seperti dia.

"Kudengar kau akan membantu para dokter di UGD hari ini? Semoga berhasil dengan pasien JS." goda Ros.

Lisa mengangkat bahu. "Doakan aku."

Keduanya pergi ke depan berjalan melalui ruang staf sebelum hari yang gelisah dimulai.

------

Lisa POV

"Dokter sebuah truk menabrak sepeda motor pada pukul tujuh pagi. Pasien pengendara motor itu tidak sadarkan diri, tanda-tanda vitalnya tidak stabil dan panggulnya terkilir," jelas Chu.

Dr. Yun mengangguk dan memeriksa pasien dengan cermat. "Dr. Manoban bawakan defibrillator pali!" Perintahnya.

Aku berlari secepat yang aku bisa. "Ini dokter."

Dr. Yun melakukan Resusitasi Jantung Paru sebaik mungkin. Aku kagum melihatnya.

"Dia sudah kembali. Tanda-tanda vitalnya normal." Kataku. Dr. Yun berhenti mengatur napasnya.

"Berikutnya adalah panggulnya. Beri aku selembar." Aku cepat-cepat memberikannya padanya.

Dokter mengikat sprei di kedua sisi tempat tidur dengan erat lalu memposisikan dirinya di dekat pasien. Dislokasi panggul ditarik kembali ke tempatnya.

"Ada masalah lain?" tanyanya. Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban.

"Baiklah kalau begitu. Dia baik-baik saja untuk saat ini tapi pastikan untuk mempersiapkan CT scannya." Katanya dan memeriksa pasien lainnya.

Aku menghela nafas lega. Jadi begitulah hariku dimulai.

Saat pandanganku beralih ke Jisoo yang juga bersama pasien, dia mengacungkan jempol. Aku tersenyum. Kemudian aku memutuskan untuk membantu pasien.

Tiba-tiba seorang anak datang mendekatiku. Aku berlutut di tingkat yang sama dengannya dan bertanya. "Wae? Apa kamu tidak enak badan?" Bocah itu menunjuk perutnya.

Aku sedih dengan tanggapannya karena sepertinya tidak ada yang memperhatikan rasa sakit anak itu. "Apa orang tuamu bersamamu? Berbaringlah di sini." Aku memberi isyarat padanya untuk berbaring di tempat tidur.

Ketika bocah itu sudah tenang, dia memanggil ibunya yang menelepon tadi. "Aku akan memanggil dokter spesialis, mohon tunggu di sini sebentar Bu." Aku mohon diri dan mencari Dr. Yun.

DOCTORS [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang