9

10.5K 1.1K 11
                                    

Jennie yang naif mendapati dirinya menatap kosong pada jadwalnya. Dia tidak bisa mengerti. Jantungnya masih berdetak tidak normal. Dia berharap lisa akan pergi.

"Kau sudah gila Jennie!" Gumamnya benar-benar tertekan.

Dia tahu persis perasaan ini akan menyebabkan masalah. Selama bertahun-tahun dia sengaja menyimpan emosinya dan terlihat berhati dingin. Bagaimana bisa anak magang yang menyebalkan itu membuat jantungnya berdetak kencang.

Jennie memijat pelipisnya, menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya rapat-rapat. Berharap jantungnya akan berdetak normal.

Terkadang dia bertanya-tanya jika hal mengerikan itu tidak terjadi bertahun-tahun yang lalu, apa dia akan membiarkan dirinya dekat kepada siapa pun?

Jennie berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak ada yang bisa mendekatinya. Dia tidak akan pernah membuka hatinya lagi, dia sangat takut untuk membiarkan dia lengah kepada siapa pun. Tetapi hanya dalam beberapa hari dengan Lisa di dekatnya, dia merasa seperti dindingnya perlahan runtuh. Dan sekarang yang dia inginkan adalah lisa menjauh darinya.

"Dr. Kim, bolehkah saya masuk? Direktur sedang mengadakan rapat." Kata Jisoo mengetuk pintunya.

Dia berdiri, berjalan menuju pintu. Jisoo tersenyum padanya. "Apa Anda baik-baik saja dokter?" tanya kepala perawat.

Jennie mengabaikan apa yang dikatakan perawat. Dia melangkah keluar dari kantornya menutup pintu di belakang. "Is it an immediate meeting? What's the matter anyway?" tanyanya.

-------

Lisa POV

Aku bangun terlambat. Kelopak mata berat, merasakan sinar matahari di kulit telanjangku. Sepertinya aku merindukan tempat tidurku untuk waktu yang lama.

"Ugh!" Aku berdiri, merentangkan tangan dan malas menatap bayanganku di cermin.

Kantong di bawah mataku dan pipi pucat membuatku bingung. Aku pasti stres akhir-akhir ini tapi tidak apa-apa, aku kira aku masih imut.

Aku mengambil handukku untuk mandi sebentar. Berencana untuk memulai hari ini lebih awal dan menghabiskan waktu liburku dengan bijak.

Aku tersenyum jahat. "Kau pasti lucu Lalisa! Jennie tidak bisa menahanmu, jangan khawatir."

Aku turun ke bawah untuk sarapan.

"Morning mom! Ayah sudah pergi?" Perutku keroncongan menatap makanan di atas meja.

Ibuku berbalik, mencium pipiku dan duduk di sampingku sambil memegang cangkir tehnya.

"Dia memang pergi tapi dia berencana pulang lebih awal agar kami merayakan minggu pertamamu bekerja." Dia terkekeh.

Aku mengernyitkan dahi, "Tidak perlu mom. Kalian berdua tahu aku tidak suka tempat-tempat mewah. Dan aku tahu Ayah dia pasti akan memesan di resto mewah."

"Telpon dia kalau begitu, sama sepertimu dia bisa gigih. Katakan padanya kita bisa makan di sini di rumah saja, aku akan memasak favoritmu." Jawab Ibu.

Aku hanya bisa tersenyum lebar, ini adalah rumah.

-------

Lisa menyeret ibunya di depan televisi dan menonton serial favorit mereka. Untuk sementara dia akan membiarkan dirinya beristirahat dan melupakan dokter mata kucing yang terus mengganggu pikirannya.

Yang tidak diketahui Lisa adalah bahwa besok dia akan dipasangkan dengan dokter. Terlepas dari apakah mereka berdua baik-baik saja.

Sebelum hari Lisa dimulai, Jennie harus berurusan dengan perintah direktur atau masing-masing dokter rumah sakit.

DOCTORS [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang