Road To Happiness

600 73 70
                                    


Sudah hampir 5 menit iris biru langit itu hanya menatap pintu cokelat di depannya.
Akal dan hatinya saling bentrok antara masuk atau tidak juga apa yang akan ia lakukan saat masuk.

Satoru berdiri didepan pintu kamar Utahime, 20 menit lalu Ibu dari Utahime memberi tahu kalau Utahime selamat karena tidak jadi menaiki Bus melainkan dijemput oleh Sepupunya, Mei-mei.

Si putih tidak tau bagaimana cara mengungkapkan rasa bersyukur dan bahagia nya ia saat mendengar Utahime baik-baik saja. Padahal hanya tinggal memutar knop pintu, ia bisa melihat Utahime, tapi Ego nya terlalu besar untuk sekedar mengucapkan kata syukur atas keselamatan 'istrinya'.

Setelah menampar diri sendiri, Satoru memberanikan diri membuka pintu, derit terdengar bersamaan dengan iris madu yang juga menatap ke arahnya.

"S-satoru?" Utahime spontan menyebut namanya. Ekspresi si putih tak dapat dijelaskan, wajah kecewa, tak suka, apapun itu Utahime berpikir Satoru tak suka karena dirinya selamat.

Kaki panjang Satoru melangkah mendekat, hingga berdiri disebelah Utahime yang duduk dipinggir kasur, si putih ikut duduk.
Setelah itu hening, tidak ada yang membuka pembicaraan.

"M-maaf, maaf karena membuatmu repot ke sini hanya untuk mengecek keadaanku, padahal kamu sibuk, maaf telah merepotkan selama beberapa bulan belakangan, terimakasih sudah merawatku dengan baik selama ini," Ujar Utahime dengan nada bergetar, ada banyak hal yang ingin ia sampaikan namun lidahnya terasa kelu.

Tangan si raven terulur mengambil dokumen perceraian yang terletak dimeja samping ranjang. Utahime membukanya kemudian membubuhkan tanda tangan disana, sejak awal Satoru sudah menandatangani surat itu.

"Maaf karena membuatmu menunggu begitu lama, hanya untuk tanda-tanganku, s-sekarang kita bisa bercerai, a-aku berjanji akan mengurus anak ini dengan ba-"

Utahime terhenti karena Satoru yang tiba-tiba berlutut didepannya, tangannya menggenggam tangan si raven.

"Jangan minta maaf lagi, Utahime," Kata Gojo.

"Maaf, karena membuatmu tersiksa selama ini, maaf karena memarahi mu, hampir menamparmu, mengabaikan mu, maaf... Aku tau maaf tak akan cukup mengobati luka yang aku buat,"

Satoru terhenti, ia menarik nafas perlahan.

"Tapi, bisakah kita mulai dari awal?"

Isak tangis terdengar, bukan dari Utahime tapi dari Satoru yang membenci diri sendiri akibat terlalu bodoh dan brengseknya hingga baru menyadari betapa berharganya seorang Utahime.

Utahime terdiam, sebelum memeluk sosok pria didepannya. Katakan Utahime bodoh karena malah menerima kembali penyebab luka terdalam pada hatinya ini. Tapi karena dia Utahime, wanita kuat berhati lembut.

"M-mari mulai semuanya dari awal."

________

Koridor rumah sakit nampak sedikit lengang malam itu, ketika pria berjas putih dengan surai pink melewati salah satu kamar. Langkah nya terhenti akibat sang anak yang juga berhenti.

"Ayah, ada cuala Bu Uta," Kata Si bocah lelaki bersurai pink, ia melepas genggaman tangan sanga Ayah, dan berlari kecil membuka pinu salah satu kamar rawat yang bahkan ia tidak tau siapa pemiliknya.

"Yuuji, jangan masuk ke tempat orang lain, tan-"

Ucapan Itadori Jin terhenti kala melihat anaknya yang berlari ke arah ranjang rumah sakit, dimana diatasnya bersandar seorang wanita bersurai raven yang tengah menggendong bayi.

"Bu Utaaa!" Yuuji berseru sambil berusaha menggapai si guru.

"Yuuji!" Utahime tak kalah senang, apalagi melihat muridnya yang terakhir kali ia temui 2 bulan lalu.

"Ibuuu, Ujii kangen!" Yuuji merengek, karena kehamilannya yang semakin mendekati hari H, saat usia kandungan 7 bulan, Utahime berhenti bekerja, meninggalkan para murid kesayangan nya.

Utahime tersenyum hangat, Satoru yang sedari tadi berdiri disamping ranjang istrinya, berdehem pelan.

"A-ah, maaf Pak Gojo, anak saya malah masuk seenaknya," Kata Jin agak kaku.

"Bukan masalah, Pak Itadori, lagipula istri saya nampak bahagia dengan kedatangan Yuuji," balas si putih.

Gojo yang melihat Yuuji kesusahan untuk naik ke ranjang, lekas membantu kemudian mendudukkan nya disebelah sang istri.

"Bayi!!" Yuuji berseru kagum melihat malaikat kecil digendong an Utahime.

"Namanya Gojou (Isi sendiri), anak Paman dan Ibu Uta, bagaimana, dia cantik dan manis bukan?" Ujar Gojo memperkenalkan putrinya ke Yuuji.

Yuuji nampak kagum sambil mengangguk.

"Selamat atas kelahiran putri anda, Pak Gojo," Jin memberi selamat, Gojo tersenyum sebagai jawaban.

Gojo dan Jin mulai berbincang lebih banyak.

"Bayinya cantik juga imut, kayak Bu Uta," Yuuji berkomentar, sambil berusaha menyentuh pipi si bayi dengan telunjuknya.

Utahime hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Ya, itu benar, siapapun pasti akan terpesona dengan kecantikan serta kebaikan Bu Utahime," Timpal Jin, membuat Satoru tanpa sadar melayang kan tatapan permusuhan walau sesaat.

"Terimakasih Pak, saya juga mengakui kalau bapak memang tampan dan baik, saya sendiri sempat menyukai bapak dulu," Perkataan si raven membuat mata Gojo membola, ditatapnya Jin dari atas ke bawah, mencari dimana letak tampan dokter didepannya.

Jin tertawa mendengar pengakuan wanita yang masih ia sukai hingga sekarang. Satoru yang cemburu langsung mengusir Jin secara halus, sementara Yuuji tetap bermain dengan bu Uta kesayangannya.

"Tampan darimana?" Gumam Satoru yang masih bisa didengar Utahime.

"Kamu cemburu?"

"Iya, jangan menyebut lelaki lain saat kapanpun itu, karena Jodoh Utahime hanya Satoru."

Si wanita hanya tersenyum menanggapi, melewati berbagai rintangan dan masalah untuk sebuah kebahagiaan diakhir adalah jalan yang pasti ditempuh semua orang bukan?

Utahime hanya bisa terus bersyukur pada Sang Pencipta karena telah memberikannya kekuatan untuk bertahan menghadapi masalah, sembari terus berdoa kebahagiaan ini tak berlalu dengan cepat.

Road To Happiness
End

Holaa semuanya 😭 maafin ini gaje banget sumpah, Audi udah kehabisan ide mau nulis gimna maafin karena gak sesuai ekspektasi dan kok gitu aja penyelesaian masalah Uta, iya karena audi tim happy ending 😭🔥

Dan kayak nya ini bakal jadi chap terakhir buat buku ini, karena udah banyak ya, gak kerasa awalnya audi cuman pengen menyenangkan diri sendiri dan berani up, eh taunya banyak yg baca, makasih buat vota dan komen kalian yang jadi semangat audi buat nulis selama ini.

Kalau nanti audi ada ide, pasti audi bakal update lagi book ini, menurut kalian gimna? Atau audi end in aja kali ya, biar gak bikin harapan palsu 😭
Intinya tetap jaga kesehatan dan jangan lupa istirahat ❤️✨

ꗄ꙰ꦿ || Gouta ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang