Ramadhan Pertama Bersamamu

948 109 52
                                    

Hari itu hari pertama umat Muslim melaksanakan Puasa, hal ini juga dialami Pemuda tinggi dengan wajah tampan tersebut, Gojou Satoru. Bedanya, ini adalah puasa Ramadhan pertama si putih dalam 20 tahun hidupnya.

Yap, Satoru adalah seorang mualaf. Alhamdulillah dibukakan pintu hati menjemput hidayah 6 bulan lalu.

Panas matahari terasa membakar siang itu, Satoru lagi duduk diteras masjid kampus, nungguin Sahabatnya yang  masih ada kelas. Kemeja birunya basah akibat peluh, tangan kirinya memegangi sebuah kipas portabel milik sahabatnya yang lain, sementara tangan kanannya memegang ponsel.

"Ck, Suguru lama amat dah!" Keluh si putih, namun sedetik kemudian tersadar  lalu beristighfar.

Satoru yang tadi duduk selonjoran berubah posisi jadi duduk bersila, ia masukkan kembali kipas ke dalam tas, sebelum beranjak memakai sepatu.

Ia teringat rencana Buka bersama dimasjid komplek. Ditambah dirinya salah satu Penanggung jawab, bareng Suguru sih sebenarnya.

Tubuh menjulang Satoru cukup untuk menarik perhatian orang disekitarnya, meski ia sudah terkenal karena Anak pemilik Universitas, tapi yang namanya Satoru bodo amat, toh yang punya Univ, bapaknya bukan dia.

Iris sewarna laut itu terus aja mandang lurus ke depan, gak sadar ada yang jalan juga didepannya.

BRUUK

Yang jatuh bukan Satoru, tapi gadis berkhimar biru, dengan gamis sewarna. Eh bentar, Satoru kayak familiar.

"Duh, mas kalau jalan lihat sekitar dong!" Kesal si gadis.

"Lah, Utahime?" Senyum jahil diwajah Satoru terbit, begitu tau siapa gadis didepannya, Iori Utahime, salah satu remaja komplek Jujutsu, ia juga anggota IRMA bahkan, gadis didepannya ini juga seorang Hafidzah.

"Lo nangis?" Satoru menyeringai, tubuhnya sedikit condong ke depan.

Utahime mendesis tak suka, hanya ke Satoru ia tidak bisa menahan amarah.

"Gue gak nangis!" Seru Utahime, ia bangkit sembari membersihkan gamisnya, terlihatlah perbedaan tinggi yang sangat kontras diantara keduanya.

Alasan Satoru hobi menanyakan apa si gadis itu menangis karena sewaktu mereka kecil, Utahime benar-benar cengeng.

Utahime lebih dulu mengucap salam dan berjalan.

"Utahime, lo tau Shoko dimana?" Tanya Satoru, Utahime menoleh.

"Kenapa emang, gue ada kelas bareng dia hari ini?" Kata Utahime, gadis itu tak menatap Satoru, ia hanya menatap sekitar

Si putih mengulurkan kipas portabel yang ia gunakan tadi.

"Balikin ke dia, gue mau balikin tapi kaga ketemu, sekalian makasih." Utahime menerima benda itu, tak sengaja ujung jarinya bersentuhan dengan si putih.

Seakan tersetrum listrik, keduanya langsung menjauhkan tangan, beruntung kipas sudah berada ditangan si gadis Khimar biru.

"G-gue duluan, Assalamualaikum." Meski tergagap, Utahime melangkah cepat, dalam hati beristighfar,  meski jantungnya disko gak jelas, dia harus wudhu ulang habis ini.

ꗄ꙰ꦿ || Gouta ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang