Mom For Triplets

503 78 36
                                    

Mom For Triplets

Pria bersurai putih itu tak henti-hentinya berjalan bolak balik sambil menelfon tiap orang yang berbeda, raut cemas terlihat jelas, kadang ia akan mengumpat begitu tak kunjung menemukan informasi.

"ARGH!!"

Satoru melempar ponsel hitam miliknya ke dinding hingga hancur, sebelum melayangkan pukulan keras ke meja kaca didepannya hingga pecah, tetesan darah mengalir dari buku-buku jarinya. Tapi tak dapat dipungkiri, ia benar-benar khawatir sekarang. Bagaimana keadaan triplets sekarang?apa mereka baik-baik saja? dimana mereka sekarang?

Berbagai pertanyaan muncul dibenak si putih, diikuti sesal mendalam, ia tahu dirinya kelewatan, tapi apa mau dikata nasi sudah jadi bubur. Terhitung sudah hampir 24 jam  triplets menghilang dari kamar, jarum jam menunjukkan pukul 8 malam. Suara bel pintu yang ditekan brutal mengalihkan perhatian Satoru, secepatnya ia berlari dan membuka pintu.

Ceklek

Bugh!

Sebuah tinjuan melayang tepat mengenai dagu Satoru hingga ia hampir oleng jika saja kerah kemejanya tidak ditarik oleh sosok bersurai raven.

"Aku tau kau brengsek! tapi tak kusangka kau bisa lebih brengsek dari saat itu!" seru Utahime tepat dihadapan si putih.

Bugh!

"Ini karena membentak triplets!"

bugh!

"Ini karena membuat mereka menangis!"

Bugh!

"Ini karena telah menyakitiku dulu!"

Tubuh Satoru terdorong ke belakang, si putih mendecih, lidahnya terasa amis akibat darah dari sudut bibir yang tercampur saliva.

"Dimana anakku." tanya Satoru, nada bicaranya terdengar tak bersahabat, Utahime tak takut justru tangannya makin ingin menampar wajah sok didepannya.

"Mereka dirumahku, datang kemarin malam dalam keadaan menangis ketakutan karena Papanya yang brengsek!" wanita bersurai raven ini kelewat kesal, hanya karena triplets menelfon dirinya, ketiga bocah itu sampai dibentak.

Si putih terdiam, jelas tau ia kelewatan.

"Kenapa diam! dengar Gojo Satoru, anakmu hanya mencari sosok yang tak pernah mereka temui! mereka hanya ingin perhatian dari atau setidaknya informasi tentang Mamanya! jangan salahkan mereka, triplets hanya menuntut hak, dan tugasmu sebagai Papa ketiganya untuk menjelaskan semua, bukan membentak mereka!"

rahang Satoru mengeras, tau apa wanita didepannya soal ketiga anaknya?

"Jangan urusi keluargaku, kau orang luar yang tak mengerti apapun!"

Si raven terenyum sinis, se-buruk apa Gojo didepannya ini

"Aku memang orang luar yang tiba-tiba datang dan mengisi tempat dihati triplets, tapi aku paham bagaimana triplets, dengar Satoru Gojo! kau bukannya ingin melindungi triplets dari rasa bersalah, tapi justru kau yang berlindung dibalik kata demi kebaikan mereka! sadarlah istrimu sudah tenang disana! jangan berlarut-larut dalam kesedihan!"

Setelahnya, Utahime pergi meninggalkan Satoru yang baru saja tertampar kenyataan.


Mom For Triplets

ada yang bilang, merelakan adalah cara terbaik mengobati rasa sakit dan rindu, masa lalu juga tidak selamanya membawa luka dan tangis, ada banyak kenangan disetiap waktunya. Satoru akhirnya mengakui kalau semua itu benar, masih segar diingatan kejadian setahun lalu dimana sosok yang ia sakiti justru datang untuk menyadarkannya. Tanpa basa-basi ia langsung melaju ke rumah Utahime, sosoknya yang kuat pada akhirnya menangis menyesali perbuatan diselingi kata maaf didepan tiga malaikatnya.

Anak kecil itu pada dasarnya polos, mudah terpengaruh, dan sensitif, melihat hal itu, Triplets menghambur pelukan sambil menangis memarahi sang Papa, dan ada satu sosok yang memperhatikan dari pintu rumah.

Sejak saat itu, Satoru perlahan-lahan mulai bercerita tentang sosok ibu yang mengandung ketiganya, tak lupa si putih ini menjalani terapi ke Psikiater untuk menyembuhkan mentalnya. Utahime? wanita kuat ini tetap mendampingi triplets beserta Papanya hingga benar-benar sembuh, 6 bulan yang penuh perjuangan terlewati, semuanya kembali semula bahkan lebih baik. 

Saat itu pula Utahime memilih pergi ke luar negeri, mengunjungi orang tuanya sekaligus merawat selama masih punya kesempatan, triplets sangat menentang dan bahkan ngambek dengan si raven, tapi mau bagaimana, ini semua terpaksa ia lakukan, ia juga terluka, karenanya menjauh, merelakan, dan mengisi dengan kesibukan lain adalah terapi terbaik. 

Satoru tersenyum melihat sosok dengan balutan mantel cokelat yang menggeret koper hitam, kaki panjangnya mendekati sosok yang amat ia rindukan.

"Satoru?" suara tegas namun terkesan penuh perhatian itu terngiang dikepala si putih, tak perduli dengan wanita didepannya, langsung ia peluk Utahime, yang dipeluk justru terdiam.

si putih melepas pelukan sebelum mengambil alih koper si raven dan menyematkan sesuatu dijari Utahime, tangannya yang bebas melingkari pinggang si wanita yang nyaris berkeringat dingin.

"Aku tak terima penolakan, seminggu dari sekarang kita akan menikah, karena itu banyak istirahat Gojo Utahime."

Dalam hati, Utahime mengumpati pria disebelahnya ini, sungguh apa kepalanya terbentur sesuatu?

"Aku serius sayang, aku sudah meminta restu 3 bulan lalu, triplets bahkan membantu memilih tema dekorasi pernikahan kita, jadi persiapkan dirimu."

Ternyata Gojo Brengsek Satoru tak banyak berubah, Utahime yang kelewat bersemu langsung memukuli brutal pria tinggi disebelahnya, tak perduli pandangan sekitar atau bahkan ringisan Satoru, karena si raven benar-benar terharu, kaget, sekaligus bahagia sekarang.

Mom For Triplets

End

yuhuuuu, maafin kalau jelek dan berkesan cepat banget, audi beneran gak mau memperpanjang masalah, huhuhuh ini juga diketiknya dadakan makasih buat kalin yang selalu nungguin cerita ini, stay safe and helth ya

ꗄ꙰ꦿ || Gouta ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang