Ending

448 64 70
                                    

Mengarungi bahtera rumah tangga selama hampir  18 tahun, dikaruniai 3 orang anak adalah sebuah kebahagiaan sekaligus anugerah terindah dalam hidup Utahime

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mengarungi bahtera rumah tangga selama hampir  18 tahun, dikaruniai 3 orang anak adalah sebuah kebahagiaan sekaligus anugerah terindah dalam hidup Utahime.
Menjalani hari-hari indah penuh canda dan tawa, melihat tumbuh kembang tiga buah hatinya, sudah sangat lebih dari cukup untuk wanita itu, tapi bagaimana untuk Satoru? Hanya Dia dan Yang Kuasa yang tau.

Menjalani hari-hari indah penuh canda dan tawa, melihat tumbuh kembang tiga buah hatinya, sudah sangat lebih dari cukup untuk wanita itu, tapi bagaimana untuk Satoru? Hanya Dia dan Yang Kuasa yang tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara air mendidih, bunyi pisau memotong, diikuti aroma sedap dari dapur sudah menjadi rutinitas pagi keluarga Gojo.

"Bara! Bangunin Kakak sama adekmu!"

Suara tegas milik Utahime memecah mimpi indah gadis bersurai cokelat terang sebahu, dengan amat terpaksa ia membuka mata lalu bangkit untuk membangunkan dua saudaranya.

Butuh 15 menit sebelum Nobara turun dan langsung memeluk sang Mama.

"Ma! kak Uji susah banget dibangunin!" Adu si gadis sambil bermanja dibahu sang Mama.

"Udah bangun kan tapi?" Tanya Utahime yang diangguki Nobara.

"Dah sana, bangunin Papa kamu," Pinta si ibu rumah tangga, Nobara menggeleng dengan alasan Papanya jauh lebih sulit dibangunkan.

"Engga mau! Papa kebo!"

Utahime mencubit pelan lengan si anak,

"Biar kebo, papamu juga itu!" Bibir si gadis mengerucut sebal, dengan langkah menghentak ia menuju kamar kedua orang tuanya.

Baru sebentar merasa lega, tubuh Utahime hampir terjatuh akibat pelukan dari sosok bocah tinggi, matanya masih setengah menutup meski tubuhnya sudah terbalut rapi dengan seragam.

Si wanita tersenyum tipis, diusapnya lembut surai yang amat mirip dengan nya itu.

"Gumi kenapa, Hmm?" Tanya si raven lembut.

ꗄ꙰ꦿ || Gouta ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang