Siapa yang tidak menyukai ketenangan?
Malam hari, membuka jendela kamar, memejamkan mata, mengabaikan angin malam yang dingin menusuk permukaan kulit wajah, mendengarkan lagu yang menenangkan pikiran.
Yola sangat menyukai itu.
Tetapi sekarang, apa yang ia lakukan itu justru membuat keresahan dan trauma yang semakin bergejolak di hati dan pikiran nya.
Ketenangan yang dulu Yola lakukan setiap malam dengan musik dan memejamkan mata sudah terkubur rapat-rapat. Bayangan setiap kali Yola menuju dapur membuat kaki nya lemas, dia tidak pernah lagi mengunjungi dapur di rumah nya. Makan pun selalu Ibu nya yang menghantarkan ke kamar atau Yola sendiri yang akan makan di depan tv. Karena meja makan berada tepat di dapur rumah nya.
Bel masuk sekolah sudah berbunyi dari lima menit yang lalu tetapi guru yang mengajar hari ini tidak ada tanda-tanda suara sepatu hak berukuran dua puluh kilometer memasuki kelas.
Yola mencorat-coret belakang buku nya, sama sekali tak tertarik untuk menimbrung pergibahan selebgram ganteng yang teman nya ucapkan membuat sang empu mendengus karena mulut nya kebas.
Terdengar suara rintihan dari sang ketua kelas karena kepala nya menjadi korban, membuat semua murid berlari menuju meja masing-masing melindungi kuping dan kepala nya agar tidak dijewer atau di jitak oleh guru yang baru saja datang secara tiba-tiba.
Bu Rica menaruh buku-buku pelajaran sebelum mulai berbicara. "Hari ini kalian kedatangan murid baru, dia pindahan dari Canada."
Beberapa siswi melebarkan mata nya, ada yang berbisik berharap laki-laki blasteran yang ganteng nya ngalahin Al di film sinetron Ikatan Cinta kesukaan para ibu-ibu.
Seseorang masuk setelah di beri ijin oleh Bu Rica. Laki-laki dengan rambut agak kecoklatan, mengandeng tas di bahu lebar sebelah kiri nya, senyum manis khas diri nya yang membuat para kaum hawa ingin minggat dan menculik lelaki itu.
Yola yang tadi nya sibuk dengan belakang buku yang kini sudah tak polos lagi karena coretan mengalihkan pandangannya ke depan kelas.
Kedua bahu nya refleks terangkat, mata nya melotot tepat pada mata laki-laki yang sedang memandang nya dengan senyum yang tadi nya manis menjadi sangat menyebalkan. Yola ingin menangis hati nya sakit secara tiba-tiba seperti terhimpit oleh sesuatu yang berat, ingatan nya kembali pada ia yang terpejam pada malam hari itu. Lagu di kedua telinga nya, rasa penasaran, mata yang sudah tertutup, tangan mulus itu, leher itu, semua nya berputar kembali bak kaset rusak.
Mata gadis itu berkaca-kaca membuat tatapan lelaki di hadapan kelas itu pada nya melembut. Apa boleh Yola berlari sekarang? Ia ingin memukul, menjambak, mencubit lelaki kurang ajar itu. Yola sangat marah.
Tangan nya meremas buku kertas bekas coretan itu, merobek dan mengenggam nya kuat.
"Yo! Wasup. Gue Haleden Asajura Saputra, pindahan dari Canada. Panggil aja Hale not Hale-ngeden, atau apalah itu, jangan maen-maen." Ujar lelaki bernama Hale itu. Yola termenung. Benar, tidak mungkin orang yang gadis itu sayangi berada di sini.
Lalu, siapa lelaki itu? Kenapa sangat mirip oleh sosok kesayangan nya dulu? Apa Yola sedang berhalusinasi? Ia belum bangun dari tidur nya kan?
Deretan pertanyaan-pertanyaan nya itu buyar ketika mendengar permintaan lelaki itu pada Bu Rica.
"Bu saya boleh gak duduk di samping nya neng geulis?" Tangan nya menunjuk pada Yola yang membuat teman sebangku nya terkejut.
"Eaaa!" Heboh para murid.
"Astagah, yasudah kamu Vira pindah dekat Levi," perintah Bu Rica.
"What?! Ah Bu, bisa-bisa saya donor kuping baru yang belum pernah dapet omelan pedes dari si Lepi nanti Bu."
"Gak ada ah, ih, uh, ah, ih, uh an Vira." Vira berdecak dan langsung membawa tas dan buku nya dengan berat hati.
Hale berjalan menuju Yola, duduk di bangku samping gadis itu. Yola masih menatap nya lekat dengan mata berkaca-kaca, Hale menoleh tersenyum lebar yang menurut nya sangat-sangat ingin ia tampar.
Yola tidak ingin berharap lebih. Nama kedua nya berbeda namun, dengan nama depan yang sama. Ia tidak percaya reinkarnasi atau apapun itu, gadis itu hanya ingin memeluk lelaki ini sekarang.
To be continued...
▪
▪
▪
Love, dari tulang rusuk nya
Na Jaemin yang hilang.
ꪜ𝐢𝐋𝐢𝐧𝐧 , 2O21
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable Haleden
Teen Fiction[vote dan komen jusseyo~ supaya aku rajin update!] "Explain! Lo itu Al kan?" Tanya nya menatap kesal lelaki itu. Hale diam sejenak kemudian menganggukkan kepalanya, "iya, gue Haleden." "jawab kalo lo itu Al!" "Tayola, gue Hal-" Takk! -- "Gimana gue...