12. Sebuah kunci

55 35 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sorry for typo(s)

12. Sebuah kunci

"Adam! Kamu ngapain tidur di luar? Sini," Teriak Bunda Dara di depan rumahnya ketika mengambil paket di dekat gerbang, menemukan Adam yang terpejam menutup matanya dengan lengan sedang duduk di kursi halaman rumah.

Adam membuka matanya, menoleh ke arah rumah sahabatnya, "Malam Bunda, Adam bawa bantalnya nih?"

Bunda menerima sapaan Adam dengan menganggukkan kepalanya sekali, "Yaudah terserah kamu, udah malem besok kalian sekolah."

Adam menghampiri Bunda Dara tidak lupa membawa bantalnya, menatap Bunda Dara sembari tersenyum menampilkan deretan giginya. "Tapi anu, Adam besok gak sekolah."

Bunda melihat Adam bingung, "kamu sakit? Terus kenapa kamu malah ada di luar."

Wanita awet muda itu menempelkan lengannya di dahi pemuda tampan itu, "gak panas ah!"

Adam menggarukkan kepalanya yang tidak gatal, lalu jarinya menunjuk luka lebam di wajahnya. Bunda selanjutnya paham apa yang terjadi, "Adam di skors seminggu terus di hukum Mommy di suruh tidur di luar."

"Dasar anak-anak jaman jigeum, kerjaannya tonjok-tonjokan mulu," ucap Bunda menekan kata 'tonjok-tonjokan'.

"Gak adu jotos gak lakikk!" Bela Adam percaya diri menepuk dadanya. Bunda memutarkan kedua bola matanya malas, berlalu pergi lebih dulu meninggalkan Adam.

Adam dengan senang hati masuk ke dalam rumah Tayola ketika Bunda Dara menyuruhnya untuk masuk, daripada masuk angin gara-gara tidur di luar lebih baik Adam menerima ajakan Bunda. Ia tidak mau badannya pegel-pegel karena tidur di kursi sempit depan rumahnya itu.

"Assalamualaikum!"

"Monyong!" Latah Leo kaget, ponselnya terjatuh. Setelah itu lelaki itu mendengus, "Waalaikumsalam"

Adam yang menggunakan baju tidurnya nyelonong duduk di samping Leo dengan bantal di tangan kanan nya, menghampiri lelaki itu, "eh meong, Teteh lo mana?"

"Ngapain malem-malem? Mau ngada-ngada?" Tuduh Leo, menyipitkan matanya.

"Tuh lambeh jangan main ngang ngeng ngong ngengg aja!" Adam memputar-putarkan bibir Leo membuat si adik dari Yola itu menendang-nendang tubuh Adam.

Bunda menuruni tangga mendengar suara ribut yang berasal dari Leo dan Adam, beliau keluar dari kamar anak bungsunya setelah merapihkan kasur dan bantal tambahan untuk ditiduri oleh Adam.

Irreplaceable Haleden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang