"Karena melihatmu tepat di depan mata adalah sesuatu yang paling membahagiakan. Itu mengapa peran utamamu sangat penting bagiku." - Haleden
Sorry for typo(s)
3. Berharga
Hal mengesalkan bagi Yola adalah ketika ia terbangun karena pms yang mengganggu tidur cantik nya dan stok pembalut yang habis. Emosi nya meningkat ketika melihat ke jendela, matahari belum menampakan wujudnya.
"Duh! Gue udah bocor banget ini," gerutu Yola.
Mata nya bergulir menatap nanar seprai kasur nya, Yola selalu seperti itu saat hari pertama. "Heuu, kasur gue ... "
Yola memilih menutup bagian belakang nya dengan handuk. Ya walaupun ia masih menggunakan celana tidur panjang nya. Ini masih jam lima lewat, mungkin Leo atau Bunda nya masih tertidur.
Kaki nya berlari kecil menuruni tangga, melewati ruang tamu yang gelap.
"Aih!" Yola berhenti mendadak, hampir aja terhuyung kebelakang karena licin akibat kaus kaki yang ia gunakan. Dada nya mendadak berdetak sangat cepat, ia lupa untuk tidak akan pergi ke area dapur lagi.
Seperti nya Yola sudah terlanjur membayangi masa lalu yang menghantui nya. Kedua tangan nya bergetar. Memilih mengobrak-abrik isi lemari pojok di sekitar ruang tamu dan tv mencari pembalut.
Jika tidak menemukan nya juga, Yola terpaksa menggunakan alat lain untuk ia pakai. Seenggaknya bisa menahan ini yang akan terus mengalir sampai jauh kaya air rucika. Bercanda, maksud nya bisa menahan itu sampai siang tiba.
Dugh!!
Yola menoleh cepat ke arah pintu rumah. Ia mendengar suara sesuatu yang terhantuk pintu rumah nya, seperti badan yang bersentuhan dengan pintu depan halaman rumah nya itu.
"Siapa subuh-subuh begini kejedot pintu rumah gue?" Bisik nya pelan.
Bejalan menuju jendela, menengok ke arah luar. Sepi, hanya terlihat Mamang satpam yang lagi tiduran di kursi panjang dari kejauhan.
"Ah, paling tikus kejedot."
"Saha Teh?"
"Eh, itil." Latah Yola refleks ketika mendengar suara halus-halus berat khas orang bangun tidur, "gak usah ngagetin bisa gak? Nongol tuh bilang-bilang, kaya setan aja lo."
Leo cengegesan dengan muka bantal nya, mata nya melirik handuk yang Kakak nya pakai, "tumben, libur mandi subuh-subuh."
"Gue rajin mandi, melanggar hukum alam namanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable Haleden
Teen Fiction[vote dan komen jusseyo~ supaya aku rajin update!] "Explain! Lo itu Al kan?" Tanya nya menatap kesal lelaki itu. Hale diam sejenak kemudian menganggukkan kepalanya, "iya, gue Haleden." "jawab kalo lo itu Al!" "Tayola, gue Hal-" Takk! -- "Gimana gue...