11. Tulus?

59 39 0
                                    

Sorry for typo(s)

11. Tulus?

Jam istirahat di sekolahnya kini berbunyi, seperti biasa Yola hanya akan di kelasnya atau akan pergi ke kantin sendirian. Namun hari ini dengan sangat tidak biasa Vira menghampirinya, bahkan menyapanya dengan suara imut dicampur cempreng miliknya.

"Tayola! Ayo ke kantin sama gue," ajaknya mengejutkan Yola yang sedang menopang palanya hampir tertidur.

"Gue tuh ngantuk tau- Akhh!"

Vira menyenggol tangan Yola yang sedang menopang kepalanya sendiri dengan satu tangan membuat dagu Yola hampir terbentur meja.

"Ups! Sorry, pokoknya ayo ikut gue." Vira memaksa namun Yola tetap menolak, "lo harus liat keadaan kantin sekarang! Ada Hale di sana pokoknya gawatss gawatss."

Mendengar nama Haleden disebut, mata Yola yang tadinya tertutup kini melongo lebar segera mendirikan badannya.

"Maksud lo? Emang ada apa di kantin?" Tanya Yola.

"Udah pokoknya lo ikut aja."

Akhirnya Yola menyerah walaupun merasakan nyeri akibat di tarik paksa oleh Vira menuju kantin. Betapa terkejutnya ia melihat banyak piring-piring pecah dengan meja dan kursi dimana-mana bahkan salah satunya sudah patah tak terbentuk.

Bukan hanya Yola yang terkejut, Vira di sampingnya juga ikutan terkejut menutup mulutnya dengan tangan. Padahal gadis itu sendiri yang memaksa Yola menuju kantin karena ada sesuatu kenapa gadis itu masih terkejut?

"What?! Tunggu-tunggu, ini kenapa bisa begini?!" Vira berteriak di samping Yola membuat ia mengernyitkan dahinya tidak paham.

Bukan saatnya untuk meladenini Vira, Yola dengan jantung berdetak kencang berlari menghampiri Adam yang sedang menghajar habis-habisan Haleden.

"Adam! Adam cukup!!" Lerai Yola menarik tangan Adam yang masih ingin menonjok wajah Hale yang sudah kacau babak belur.

"Minggir La!!" Adam menepis tangan Yola, gadis itu terjatuh terpentok meja membuat Hale yang tadinya diam saja kini memandang Adam marah, tangannya menyerang Adam balik.

Bugh!

Hale menonjok wajah Adam membuat lelaki itu terjatuh lalu menendang perutnya sekali, Adam tidak terima membalas dengan satu tonjokan di perut dan menyikut punggung Hale.

Bugh!

"Woi! Lu berdua, stop anjir kenapa malah makin panas," Levi ingin melerai namun melihat wajah Adam yang lebih mengerikan dari biasanya membuat dia tak punya nyali sedikitpun untuk menghampiri.

"Goblok!"

Prang!!

"HALEDEN BERENTI!" Hale dengan nafas tersengal-sengal memberhentikan aksi melemparkan sisa beling yang berserakan ke arah Adam saat mendengar teriakan Yola dan guru BK secara berbarengan.

•••<>•••

"Liat gue, si Adam marah denger pembicaraan orang itu ke Hale dengan bawa-bawa nama lo," jelas Levi pada Yola. Mereka sedang menunggu Haleden dan Adam yang sedang berada di dalam ruang BK.

"Siapa orang itu?" Tanya Yola.

"Gue gak tau pasti, gue rasa dia anak sekolah lain diliat dari seragam putih hitam SMK biasanya."

"Kenapa bisa dia masuk sekolah kita?" Yola bertanya lagi.

Levi mengangkat kedua bahunya, "banyak cara biar keluar masuk sekolah, contoh gampangnya adalah manjat."

Irreplaceable Haleden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang