17. Hati sang hawa

49 28 0
                                    

Sorry for typo(s)

17. Hati sang hawa

Di rumahnya kini seorang laki-laki bermata eyesmile itu sedang duduk di kursi belajar memandang komputer dengan serius dan dadanya sesak ingin mengeluarkan segala umpatan kasar pada seseorang yang sudah membuat sabahatnya seperti ini. Siapa lagi kalo bukan Hale dan Al?

Benar, mereka sama-sama mirip. Yang dipikirkan Adam hanya ada dua opsi, satu adalah Hale yang menyamar menjadi Al dan dua adalah Hale bener-bener Al dua tahun lalu.

Tetapi jika lelaki itu benar-benar Al, buat apa lelaki itu repot-repot menyamar dan tidak bicara yang sesungguhnya saja pada Tayola?

"Hale gak boleh nembak Yola," gumam Adam menatap komputernya terdapat foto Al dan foto Hale di genggamannya. Tangan kekarnya meraih ponsel, ah ngomong-ngomong Mommynya sudah mengembalikan barang Adam asal tidak mengulang perbuatannya itu.

CUNGERLOS OFC

Jangan biarin Hale jadian sama Yola|
10.26

Fatih
|Why?

Ceffal
|Bang Adam bener, kita belom tau dalang dibalik ini semua

Leo
|Berawal dari kematiannya Bang Al dulu juga masih jadi misteri, kita gak tau dia beneran bundir atau ada orang yang ngebunuh Bang Al

Danu
|Dan bisa jadi Bang Al masih idup sampe sekarang

Selanjutnya grubnya hening, Adam menyerngit kenapa hanya adik kelasnya saja yang menjawab. Teman satu angkatannya entah pada kemana dan dimana yang tidak mau Adam ambil pusing ia menaruh ponselnya kasar.

Alasan kenapa dirinya melarang Hale jadian dengan Tayola karena ia mempunyai feeling jika lelaki itu akan membawa jauh sahabatnya dan menginginkan lebih dari ini, memilih hidup berdua dengan gadis itu.

Seperti orang yang memang mempunyai obsesi. Adam tidak akan pernah lupa ucapan murid yang datang tiba-tiba ke sekolahnya kemarin hari. Walaupun tampilan orang itu tidak meyakinkan dan sempat Adam ragukan, ia memilih untuk terus waspada menjaga Yola dari lelaki bernama Hale apalagi Al.

•••<>•••

Setelah perdebatannya dengan Haleden di UKS lelaki itu tidak pernah mengenal dengan namanya menyerah untuk memberi perhatian ke Yola agar gadis itu bisa memaafkannya.

Seperti memberikan buku PR nya yang belum Yola kerjakan, hanya melihat gadis itu sembari menumpu kepalanya ketika pelajaran berlangsung, memberi gadis itu minum, menyondorkan heatset yang memutarkan lagu di telinga Yola, mengusap dan sesekali merapihkan rambut gadis itu, membantu memberesi segala macam barang di meja Yola ketika waktu jam pulang sekolah datang dan tentu semua itu Yola abaikan sesekali pasrah menerima perlakuan Haleden.

Dan sekarang Tayola sedang berjalan melewati koridor meninggalkan Haleden di belakang menuju parkiran, ia memilih untuk pulang bersama adiknya.

"Neng Tayo tunggu, beneran gak mau pulang bareng gue?" Tawar Hale sekali lagi masih berjalan cepat mengikuti gadis itu.

"Menurut lo?"

Haleden melengkungkan bibirnya mendengar pertanyaan singkat Yola, "yakin? Entar aing bonceng Rasyi nih."

"Gak peduli!" Yola merasa kesal namun sedikit ada rasa tidak terima di hatinya.

Hale tersenyum meledek di belakang Yola, "Tayo, Neng Tayo, Tayo, Tayo, hei Tayo, Tayo, Tayo."

Irreplaceable Haleden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang