Sorry for typo(s)
10. Bingkai penghalang
"Kalian ngapain?"
Vira dan Hale menengok ke arah gerbang rumah yang terbuka, menampilkan Mamang satpam yang menjaga rumah Tayola. Hale bernafas lega matanya menatap Mamang yang sedang melihat jam di pos menunjukkan pukul sembilan lewat lima puluh menit.
"Mau nyari mas Leo ya?" tanya Mamang lalu matanya bergulir ke gadis berwajah imut di hadapan Hale. "Loh ini neng Vira," lanjutnya
"Gini loh Mang kita baru pulang dari acara, si Yola ketiduran di mobil," kata Vira menjelaskan.
"Oh kalo begitu mas nya masuk aja, bawa neng Yola nya ke dalem," ucap Mamang satpamnya mempersilahkan mereka masuk.
Hale masih belum turun dari motor, "anu, tangan kanan saya lemes, letoy gara-gara megang banyak makanan abis itu bantuin cucian piring di rumah temen abang saya jadi-"
"Halah ndasmu! Buruan deh gak usah banyak alesan," Vira menarik Hale paksa untuk turun dari motor.
"I-iya iya santai dong," jawab Hale akhirnya. Tangannya membuka pintu mobil Vira menampilkan Yola yang memang benar saja sedang memejamkan matanya tertidur pulas, Hale menatap gadis itu sejenak sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal sebelum mengangkat badan kurus Yola.
Ketika tangan Hale meraih leher dan kaki gadis itu ingin mengangkat tubuhnya, lelaki itu mengurungkan niatnya dan menoleh ke arah Mamang dengan wajah masam.
"Kunaon teu Mamang wae yang angkat," ucap Hale memohon sekali lagi.
"Lah?" Celetuk Mamang heran.
"Hal, cuma gegara ini gua pastiin muka lo ungu-ungu besoknya," kata Vira mendadak.
"Ungu-ungu gimana? Gua bukan janda," jawab Hale bercanda walaupun ketar ketir.
Vira menampar lengan kanan pemuda itu kencang hingga terdengar oleh Mamang yang berdiri dekat gerbang, "Muka tengil lo bakal bonyok gara-gara gue tampar bodoh!!" Ucap nya berniat mengancam pemuda itu.
"Yaudah bangunin aja Neng Tayonya," Hale berdesis keukeuh ingin menolak.
"Dih tega banget lo mau bangunin anak orang!"
Hale membekap mulut Vira yang berteriak di kupingnya, beruntung Yola hanya mengernyitkan dahinya masih dengan mata tertutup.
"Ck," Vira melototi Haleden setelah membuka bekapannya kasar.
Setelah perkara drama gendong menggendong, akhirnya Hale mengangkat tubuh Yola perlahan berjalan menuju rumah dengan pintu putih yang sangat tinggi mengode Vira untuk mengetok pintu itu yang jelas saja di samping lelaki itu ada bell, lalu kenapa Haleden susah-susah menyuruh Vira untuk mengetuk pintu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable Haleden
Teen Fiction[vote dan komen jusseyo~ supaya aku rajin update!] "Explain! Lo itu Al kan?" Tanya nya menatap kesal lelaki itu. Hale diam sejenak kemudian menganggukkan kepalanya, "iya, gue Haleden." "jawab kalo lo itu Al!" "Tayola, gue Hal-" Takk! -- "Gimana gue...