8. mukbang salad

86 46 4
                                    

Sorry for typo(s)

8. Mukbang salad

Seseorang lelaki berambut legam dengan tinggi seratus delapan puluh sentimeter melangkahkan kaki nya menuju ruang televisi, menaruh minuman yang ia ambil dari kulkas pribadi yang berada di kamar Kakaknya, mendudukkan pantatnya dengan melipat silang kakinya lebih dulu.

Lelaki itu melempar ponselnya kasar di meja yang berada di hadapannya. Merasa badmood hanya karena fans yang terus meneror bahkan berhalu menjadi pacarnya lewat pesan chat.

Merasa sesuatu yang ia lupa, Leo menatap tajam ponselnya, "gue baru inget. Kenapa kaga gue blokir aja tuh Mpo?"

"Ck," dengan cepat Leo merampas ponselnya lalu memblokir kontak yang masih saja mengetik di kolom chat itu. Pesan nya kini sudah mencapai 2.436 dan tidak pernah Leo buka selama tiga minggu ini.

"Cewek kayak gitu masih di sukain aja sama si kunyuk," gumam Leo menatap kursi single di samping kanannya.

"Namanya juga bucin. Emang bener kata orang-orang, kalo cinta itu buta," lanjutnya yang entah kenapa masih menatap kursi di sebelahnya.

"Kemarin sama motor gue, di sekolah sama papan tulis, sekarang ngobrol sama kursi?" Sambar seseorang yang nyelonong masuk memakai hoodie kesayangan berwarna telur asin ala cat yang sering Leo tonton di iklan.

"Tumben lo kesini," ucap Leo menatap heran lelaki yang kini duduk di kursi yang sebelumnya bertatapan dengan Leo. Kursinya kini berubah menjadi merah merona malu-malu hanya karena ditatap oleh majikannya. Bercanda.

"Lah salah? Mau liat lo doang, kangen nih gue liat muka imut lu," ucap Aga sembari menaikkan sebelah alis nya.

"Lu gei bang?"

"Berisik lo, kalo ngomong suka ngawur."

"Alah, jujur aja si lo suka nonton bl," sahut Leo kencang, tangannya meminum minuman soda yang sedari tadi menganggur.

Aga yang mendengar itu kesal, melemparkan bola basket yang ia bawa ke arah Leo.

Leo tertawa geli. Jujur dibandingkan dengan Adam, Leo lebih dekat dengan Aga yang sudah menganggap dirinya sebagai adik kandung sendiri begitupun sebaliknya, Leo sudah menganggap Aga abang kandung sendiri.

Jadi jangan heran jika Aga selalu memuji-muji Leo lucu atau lain sebagainya, toxic-toxic begitu Aga adalah cowok ter-soft idaman banyak cewek di antara anak-anak geng Adam yang lain.

Ceklek!

Sontak Leo dan Aga menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka, melihat Bunda yang berjalan ke arah mereka berdua Leo berdiri untuk salim.

"Tante," sapa Aga yang dibalas dengan senyum tipis Bunda.

"Kamu, pacarnya Yola?" tanya Bunda ke Aga.

Yang ditanya hanya mengedipkan kedua matanya dua kali. "Bukan, saya temennya Tante."

"Tante kira teh pacarnya, mau jemput Yola."

"Harusnya si gitu," sambar Leo setuju mendengar perkataan Bunda yang ingin sekali Yola berpacaran dengan Aga.

Aga menggeplak paha Leo membuat sang empu merintih, Bunda yang melihat hanya tertawa kecil.

Irreplaceable Haleden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang