Sorry for typo(s)
25. Bertemu sang Ibunda
Malam semakin larut dan angin dingin semakin menusuk permukaan kulit para manusia di jalan raya. Gerimis hujan kecil sedikit mengganggu perjalanan Cungerlos dari Bandung yang menuju Jakarta Timur.
Mereka rela menahan kantuk mengendarai motor sportnya jauh-jauh demi menyelamatkan sosok perempuan yang sangat di jaga sang ketua, Adam.
Jalan raya dan jalanan sempit di jam selarut ini memang sepi, namun terisi suara bising akibat motor mereka.
Adam mengendarai motornya sembari menyerngitkan dahi di balik helm tanda khawatir bercampur amarah yang menjadi satu. Ia membanting stir ke jalan lain di ikuti oleh kawannya yang lain mengingat Samanuel menyuruhnya untuk tidak ke apartemen yang berada di Jakarta Timur itu.
Pertemuannya dengan Samanuel dan Yola di ganti menjadi ke arah sebuah kost di daerah Depok, menjauh dari jangkauan Ajeng agar mereka bisa melarikan diri tanpa ada yang tau kemana mreka pergi.
Mereka sampai di sana, di depan jejeran empat pintu kost dengan tembok putih setelah hampir berjam-jam mengendarai motornya hingga langit hampir menampakkan sinar mataharinya.
"huaah! Liat anjir mata gue udah 5 watt, ngantuk pisan," keluh Aga setelah turun dari motornya dan berjongkok sembari menguap.
"pantat gue rasanya jadi tepos gegara nyetir mulu," sambung Aska yang sama capeknya, mendadak ia jadi merindukan kasur di kamarnya.
"lebay amat," celetuk Levi yang berdiri tidak jauh dari Adam yang masih duduk di motor sambil mengusap wajahnya.
"yeuh lo enak di bonceng, kambing!"
Levi mendengar hinaan Aga subuh-subuh buta nampak tidak terima, "gue juga nyetir gantian sama iqbal asal lo punya mata aja."
"kali ini bener kan kost nya paketu?" tanya Danu yang masih kurang yakin dengan arahan Adam.
"jangan-jangan lo buta maps Dam, udah tiga kali kita nyasar," sahut yang lainnya membuat sang empu mendengus.
Mereka memang sempat tersesat dan salah kost an, yang membuat mereka mengendarai motor mengelilingi kota Depok nyaris terjegat polisi yang sedang berpatroli. Bahkan warga mengira mereka remaja balap liar yang meresahkan.
"gue yakin disini," ucap Adam, tangannya meraih ponsel di saku jaketnya.
Adam :
Gue sama anak-anak di depan kost.Tidak ada balasan membuat Adam berdecak dan segera menelpon nomor tersebut, panggilan tersambung tetapi langsung dimatikan oleh sang pelaku membuat ia melongo tidak percaya.
Ceklek!
"wih! Hale, kumaha damang?" sapa Aga yang melihat remaja laki-laki keluar dari salah satu pintu kost dengan wajah khas bangun tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable Haleden
Teen Fiction[vote dan komen jusseyo~ supaya aku rajin update!] "Explain! Lo itu Al kan?" Tanya nya menatap kesal lelaki itu. Hale diam sejenak kemudian menganggukkan kepalanya, "iya, gue Haleden." "jawab kalo lo itu Al!" "Tayola, gue Hal-" Takk! -- "Gimana gue...