39 • Evakuasi

5K 630 13
                                    

WAJIB TETAP VOTE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD INI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAJIB TETAP VOTE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD INI. TERIMAKASIH.

SATU PART HABIS INI, ENDING YA. SELANG SETENGAH JAM NANTI AKU DOUBLE UPDATE.

***

"Mama masak apa hari ini?" tanya Bintari yang sedaritadi hanya mengikuti mamanya dari belakang.

Cewek itu mengintip sekilas, lalu tersenyum menatap wajah mamanya. "Wah masak orek tempe, kesukaan nya Bintari. Mama masih inget aja deh. Tumis jamur? Itu kan kesukaan nya kak Vera," ujar Bintari masih saja tersenyum.

"Mama emang Mama paling terbaik sedunia." ujar Bintari mengacungkan kedua jempolnya.

Aktivitas Yulia terhenti, ia meletakkan pisau dan meneteskan air matanya, menatap lauk pauk kesukaan kedua putrinya.

"Ih mama kok nangis sih?" tanya Bintari panik. "Mama jangan nangis dong, Bintari peluk ya." ujar Bintari lalu berusaha memeluk mamanya, namun tetap tidak bisa.

"Kenapa sih mau peluk Mama aja susah banget kaya gini? Bintari salah apa emangnya?!" ujar Bintari kesal, ia ikut menangis melihat mamanya.

"Ma, maafin Bintari lagi-lagi bikin Mama sedih." ucap Bintari lirih.

Yulia pun melanjutkan memotong tempe tersebut, sedangkan Bintari berniat untuk menghampiri kakaknya dikamar.

Sosok berbaju Pramuka itu hanya menatap kakak nya miris. Vera masih belum kembali seperti semula. Baru saja Bintari ingin mendekat ke arah Vera, tiba-tiba tubuhnya tertarik begitu saja, ia pun menghilang dari rumahnya.

***

Tangisan Mala saat itu juga pecah. Bagaimana bisa seseorang berbuat hal keji seperti ini? Sangat tidak manusiawi. Ia menangis histeris melihat tubuh Bintari yang sudah cukup rusak.

Begitu juga dengan Kana, ia masih berjongkok di hadapan tubuh Bintari, lalu melungkupkan kepalanya di kakinya, ia menangis.

Ssshhhhh

"Ll-llo siapa?!" tanya Beni tiba-tiba.

Sontak mereka bertiga menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Beni. Ya, ada Bintari disana. Mala, Mada bahkan Beni pun bisa melihat Bintari, ada yang berbeda. Sosok Bintari terlihat begitu menyeramkan, banyak luka dan darah yang ada di sekujur tubuhnya.

"Bintari?" tanya Kana masih menangis, sedangkan sosok tersebut hanya diam dengan tatapan datarnya, menatap jenazahnya yang sudah rusak tak karuan.

"BINTARI? WHAT THE--," Beni berteriak kaget, namun ia segera menutup mulutnya rapat-rapat.

"Bintari? Lo Bintari beneran?" tanya Mala masih sesegukan.

Dengan lesu, Bintari mengangguk pelan, lalu tersenyum. Kana tau, itu adalah senyuman yang paling menyakitkan yang Kana lihat.

"Kalian berhasil," ujar Bintari dengan suara yang sangat berbayang.

"Kalian berhasil." ucap Bintari lagi, kali ini sosok tersebut terlihat menangis haru.

BINTARI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang