1 • Untuk pertama kali

13.8K 1.3K 30
                                    

WAJIB VOTE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD INI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAJIB VOTE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD INI. TERIMAKASIH.

•••

Hari ini, Keluarga Soetanto sudah menyiapkan semua segala keperluan untuk kepindahan nya dari Jakarta ke Solo, Jawa tengah. Mereka semua harus pindah dikarenakan Bimo, Papa Kana harus meneruskan perusahaan Kakeknya disana.

Kana masih terlihat murung. Di satu sisi ia senang bisa berkumpul dengan Kakek dan Neneknya, namun disisi lain Kana sedih harus berpisah dengan semua teman-temannya di Jakarta.

"Ayo Kana, Saka gimana? Semua barang-barang kamu sudah siap semua kan?" tanya Bimo sembari memasukkan beberapa barang-barangnya ke dalam mobil.

Kana mengangguk pasrah, lalu berjalan menghampiri Papa dan Ibunya disana. "Udah semua, Pa."

"Kamu gimana Saka? Kalo ada yang ketinggalan salah sendiri ya?" tanya Rumi, Ibu Kana. Pasalnya sedaritadi Saka terus saja bermain game di handphone nya.

Cowok itu mengangguk singkat, "Udah Bu, semua barang-barang Saka udah di mobil semua." jawab Saka.

"Kamu tuh daritadi main game terus, bantuin Papa sama Ibu beresin barang-barang, jangan mau enaknya aja. Nanti kebiasaan sampe gede kaya gitu emang mau? Ngerepotin orang terus emang mau?" tanya Kana memarahi adiknya.

"Iya Kak maaf, gak Saka ulangin lagi deh." ucap Saka menyesal. Bimo dan Rumi tersenyum melihat kedua anaknya, mereka berdua menyuruh Kana dan Saka untuk masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju Solo.

***

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang, mereka pun tiba di sebuah rumah cukup besar dengan model yang masih kental dengan Jawa. Rumah Joglo, namanya.

Baru saja Kana dan Saka turun dari mobil, Aryo dan Atik langsung datang menghampiri nya dengan senyuman senang, bertemu dengan cucunya.

"Udah sampe toh? Gimana di jalan, macet gak?" tanya Atik antusias, lalu menciumi pipi kedua cucunya.

"Allhamdulilah, gak macet kok Nek. Kakek sama Nenek gimana kabarnya? Sehat kan?" tanya Kana tersenyum, ia memang mengerti bahasa Jawa, namun Kana tidak bisa berbicara bahasa Jawa.

"Ya kaya gini, allhamdulilah sehat. Udah ayo masuk ke dalam dulu. Nenek udah masak soto." ujar Atik, lalu mempersilahkan anak dan cucu nya untuk masuk kedalam rumah dan makan malam bersama.

Bimo meletakkan sendok dan garpu di sampingnya, lalu menoleh ke arah kedua anaknya itu. "Kana, Saka besok kalian berdua sudah mulai sekolah ke tempat baru, besok biar Papa antar ya,"

Kana mengangguk. "Iya Pa."

Saka mengerutkan keningnya, lalu ikut meletakkan sendoknya. "Sebenernya Saka takut gak betah Pa harus adaptasi sama temen baru dan suasana baru," ujar Saka pelan.

"Saka, jadi cowok itu gak boleh apa-apa takut. Pasti kamu bisa kok adaptasi sama sekeliling kamu, yakin deh sama Kakak," ujar Kana tersenyum.

Rumi ikut tersenyum, Kana memang sosok Kakak yang cukup dewasa. "Bener apa kata Kakak kamu Saka, besok Ibu anter ya ke sekolah,"

"Iya." timpal Saka pasrah.

Aryo dan Atik tersenyum melihatnya, hari ini adalah hari yang mereka nantikan. Berkumpul dirumah bersama anak dan cucunya. "Kakek ikut ya kesekolahan besok?"

Kana tertawa mendengar Kakeknya berbicara seperti itu barusan. "Kakek mau sekolah lagi ya?" tanya Kana bercanda.

"Mana mungkin?" tanya Saka sembari menaikkan sebelah alisnya.

Kana menepuk pelan pundak adiknya, lalu menatap sinis kepadanya. "Jadi orang itu gak boleh terlalu kaku, nanti gak bisa senyum baru tau rasa kamu!" omel Kana, ia memalingkan wajahnya ke arah lain, namun ia sedikit terkejut melihatnya.

"Ssshhhhhh~"

Bayangan hitam lewat begitu cepat di hadapan Kana, membuat dirinya terpaku seketika. Tatapannya masih tetap berada ditempat itu. Badan Kana terasa aneh, merinding takut.

Suara Saka menyadarkan Kana dari lamunannya. "Kenapa sih kak? Malah diem aja kaya gitu?" tanya Saka.

"Ngomong gak ya? Aduh enggak deh nanti malah takut semua, tapi itu tadi apa ya yang barusan lewat? Cepet banget kaya angin." ujar Kana di dalam hatinya.

"HEY!" teriak Saka tepat di telinga Kana, membuat cewek itu agak terkejut mendengarnya.

"SAKA!" omel Kana kaget.

"Kenapa sih? Kaya orang habis liat setan tau gak," tanya Saka, lalu memasukkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya.

"Ih amit-amit jangan sampe aku bisa lihat setan!" tangkis Kana cepat.

Aryo terdiam mendengar ucapan Kana barusan, ia pun ikut larut dalam lamunan nya. "Salah satu dari kalian memang nantinya bisa melihat hal-hal ghoib, Kakek gak bisa menangkalnya karena itu turun-temurun." ucap Aryo di dalam hatinya.

"Apa salah satu dari kalian pernah melihat hal-hal aneh yang gak masuk akal?" tanya Aryo serius.

Saka menggelengkan kepalanya. "Enggak pernah kok, Kek," jawab Saka jujur, lalu menoleh ke arah Kana. "Kamu gimana Kak? Pernah liat setan?" tanya Saka penasaran.

Jantung Kana serasa berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, ia tidak tau kenapa. Cewek itu menggelengkan kepalanya, berbohong. "E-enggak pernah kok," jawab Kana berbohong, padahal barusan ia melihat sosok aneh.

Aryo menghela napasnya pelan. "Kalo di antara kalian berdua bisa merasakan sesuatu yang aneh, langsung cerita sama Kakek." ujar Aryo mengingatkan.

Sebenarnya, Atik, Bimo dan Rumi sudah tau dari awal, mangkannya ia tidak bertanya pada saat Aryo berbicara seperti barusan.

"Emangnya kenapa sih Kek?" tanya Kana cukup penasaran.

Saka mengangguk. "Iya, kok tumbenan banget Kakek nanya kaya gitu ke kita berdua?" tambahnya.

Bukannya menjawab, Aryo justru diam menatap kedua cucunya itu. Merasa suasana agak berubah, Rumi pun mulai mencairkan nya kembali.

"Udah-udah lanjutin makannya, nanti keburu dingin malah gak enak." ucap Rumi menengahi mereka semua.

Kana dan Saka pun mengangguk, mereka semua pun melanjutkan aktivitas makan malamnya. Hari ini Kana dan Saka juga harus tidur lebih awal, dikarenakan besok adalah hari pertama masuk di sekolah barunya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BINTARI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang