Jennie menutup pintu mobil yang ia pesan lewat aplikasi di ponselnya, begitu sampai di depan gerbang kostnya ia langsung membuka gerbang tersebut. Aneh, tumben banget kost lebih ramai daripada biasanya.
Mengendikan bahunya acuh, Jennie tidak memperdulikanya, ia lebih memilih untuk melanjutkan langkah kakinya menuju kamar kostnya.
Jennie terhenti, di lorong kostnya teman-temanya sedang melakukan seperti acara piknik, mungkin? Karna Jennie melihat ada tikar berwarna coklat yang di gelar di lantai lorong kostnya.
Alisnya bertaut sedikit tidak paham, lagi-lagi ia masih heran. Tumben.
Lisa, orang pertama yang menotice kehadiran Jennie langsung berdiri menghampiri dirinya yang masih mematung berusaha mencerna apa yang ia lihat barusan.
"Gabung sama kita yuk?"
"Lo semua lagi ngapain deh?"
Lisa menoleh ke arah teman-temanya, "Ceritanya kita lagi ala-ala piknik gitu deh. Tapi kan karna kondisi lagi begini jadi kita bikin aja piknik di lorong kost. Lagian lorong kost lantai 2 kan cuma kita-kita aja."
Jennie memiringkan kepalanya, masih belum paham. Menurutnya aneh saja jika melihat apa yang teman-temanya lakukan di lorong kost, apa barusan katanya, ala-ala piknik. What? kedengaranya agak lucu.
"Tapi gue kan tadi nggak ikut iuran Lis."
Lisa merotasikan matanya, "Ya enggak apa-apa Jen, santai aja kali. Udah sana lo mandi dulu nanti abis itu gabung kita, oke!"
Tepat setelah Jennie masuk kedalam kamar kostnya, Tama muncul dari tangga sambil membawa beberapa bawaan yang sudah dapat dipastikan itu untuk acara piknik yang Lisa rencanakan.
Tama sempat melambatkan langkahnya saat di depan pintu kamar Jennie, gemboknya udah dibuka, berarti Jennie udah pulang kerja.
Johnny ikut membantu Tama memindahkan beberapa barang bawaanya, "Asik nih makan banyak."
Tama hanya menanggapinya dengan cengiran manisnya, kemudian ia lebih memilih untuk duduk di samping Ten.
"Macet tadi nggak?" tanya Ten.
"Lumayan lah, kan ini sabtu sore jadi pasti banyak yang keluar." Tama sesekali melirik ke arah pintu kamar Jennie. "Lis, Jennie udah pulang kerja?" pertanyaan Tama mendapat anggukan dari Lisa. "Lagi mandi orangnya."
Acara piknik ala-ala itu berlangsung cukup lama, bahkan Ten sampai rela turun ke bawah hanya demi membeli 10 bungkus kuaci.
Tama yang duduk di depan Jennie lagi-lagi mencuri pandanganya, entahlah, ia rasa hari Jennie seperti sedikit tidak bersemangat dari hari-hari biasanya.
"Eh tau nggak sih, masa gue mesen bento cake nggak sesuai sama ekspetasi gue."
"Kok gitu?" tanya Jennie.
"Ya lo bayangin aja, gue mesen bento cake gambarnya tuh butterfly gitu, cantik deh pokoknya, masa pas dateng gambarnya malah jadi kaya tawon, mana sayapnya bulet banget."
"Emang bento cakenya harganya berapa?" tanya Jennie cekikikan.
"10 ribu sih." jawab Lisa lesu.
Ten ikut menimpali Lisa dengan melemparkan kulit kuaci tepat ke wajahnya. "Heh Dora! harganya aja 10 ribu, apa yang mau lo harapin dari harga segitu."
Lisa menatap Ten sengit, "Ya gue pikir kan bagus gitu loh, ternyata enggak. Yaudah gue langsung makan deh nggak jadi gue foto dulu."
Jennie masih cekikikan, "Oh yang kemaren lo buang sampah sambil cemberut itu bukan sih?"
