1 tahun

939 145 28
                                    

warning!
explicit content

Tama menutup pintu kamar Jennie dengan dorongan kaki kirinya, tangan kananya menangkup wajah Jennie, sedangkan tangan kirinya berada di pinggang kekasihnya tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Tama menutup pintu kamar Jennie dengan dorongan kaki kirinya, tangan kananya menangkup wajah Jennie, sedangkan tangan kirinya berada di pinggang kekasihnya tersebut. Keadaan rumah Jennie kosong, benar benar gak ada siapa siapa kecuali mereka berdua. Nadja pergi menginap di rumah temanya, sedangkan ibunya harus menemani saudara yang akan lahiran.

Tama reflek mendudukan dirinya di pinggir ranjang milik Jennie, membiarkan Jennie berdiri dan harus menundukan kepalanya agar tautan keduanya tidak terlepas.

Tangan Tama mengusap lembut sekitaran area pinggang Jennie, sedikit merematnya, membuat Jennie mau tidak mau harus menahan suaranya supaya tidak keluar.

Bukan Tama namanya kalau hanya disitu situ saja, ia bahkan dengan nekat menerobos bibir milik kekasihnya, bermain main disana, membuat Jennie mau tidak mau harus mengimbangi permainan Tama. Jennie duduk dipangkuan Tama, memudahkan dirinya untuk lebih leluasa melakukanya.

Tama menjauhkan wajahnya dengan sedikit terengah engah, berbeda dengan dirinya, Jennie terengah engah dengan mulut yang sedikit terbuka, rambut yang berantakan dan mata kucingnya yang sedikit sayu.

Damn! Tama paling gak bisa kalau liat muka Jennie lagi begini.

Tangan Jennie menangkup wajah Tama, merasakan tajamnya rahang kekasihnya tersebut. Sesekali Jennie mengecup pelipis Tama dan berakhir pada bibir yang membuat keduanya kembali berpagut. Kali ini lebih panas dari sebelumnya, karna tangan Jennie jadi lebih aktif dari sebelumnya. Ia bahkan memasukan tanganya kedalam kaos hitam polos milik Tama, meraba apapun disana yang bisa ia raba. Membuat Tama terkekeh kecil di sela sela ciumanya.

Tama menyingkirkan beberapa helaian rambut Jennie yang menghalangi di sekitar leher, kemudian ia menjatuhkan bibirnya disana, menciumnya di beberapa tempat, tapi tenang aja. Tama gak terlalu suka ninggalin bekas yang terlalu di bagian leher, kecuali kalau lebih ke area bawah lagi.

Jennie mendongakan lehernya lagi, memberikan akses lebih mudah pada Tama. Kedua insan tersebut agaknya emang lagi dimabuk gelora cinta, apalagi setelah Tama 1 minggu lebih harus di tugaskan diluar kota.

Tama menidurkan Jennie di ranjang, posisi ini membuatnya lebih mudah. Ia kemudian melepas kaosnya dan melemparkanya ke sembarang arah, melihat Tama yang polos atasnya tanpa mengenakan baju membuat Jennie memalingkan wajahnya. Jennie sering liat Tama gak pake atasan, apalagi kalau keadaan kosan lagi mati listrik, Tama pasti sering banget buka atasan, tapi untuk yang satu ini beda rasanya. Posisi Tama yang berada di atasnya membuat pikiran Jennie melanglang buana. Apalagi tulisan calvin klein dari celana dalam milik Tama yang menarik perhatian Jennie.

Tama kembali menundukan wajahnya, mencium kening Jennie lebih dulu baru kemudian ia turun pada bibir Jennie, dan kembali turun lebih bawah lagi, dan berhenti di collarbone kekasihnya tersebut. Tanganya kembali lagi pada pinggang kekasihnya itu, seolah olah memiliki daya tarik tersendiri.

𝐃𝐮𝐚 𝐩𝐮𝐥𝐮𝐡 𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐣𝐚𝐦 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐡 𝐡𝐚𝐫𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang