Kalo udah 2 tahun terus kenapa?

360 97 15
                                    

Merayakan hari jadi hubungan yang ke  2 tahun kedengaranya mudah, tapi tidak untuk Tama dan Jennie. Jauh jauh hari sebelum anniversary, Jennie bahkan mengabarkan Tama kalau dirinya harus ikut Mamahnya dan Nadja keluar kota karna suatu hal yang Jennie sendiri gak bisa beritahu Tama.

Akhir akhir ini juga Tama jarang berada di kosan, karna ia mulai sibuk pindahan rumah. Iya benar sekali, Tama kembali tinggal bersama Ibunya dan adiknya, lebih tepatnya mencari rumah baru.

Komunikasi keduanya juga sekarang tidak sesering dulu, Jennie memaklumi itu karna ia tahu Tama memang sibuk, begitupun dirinya yang juga sama sibuknya.

Tapi apakah pernah terlintas di pikiran Jennie, kalau bisa saja Tama sudah mulai bosan denganya.

Jennie sudah duduk menunggu Tama di sebuah resto, untuk merayakan anniversary mereka yang ke 2 tahun ini. Tidak mewah memang, tapi Jennie yakin kalau Tama pasti suka.

Satu jam pertama Jennie menunggu Tama, masih oke. Dua jam kemudian Jennie mulai gusar, pesan yang ia kirimkan bahkan belum dibaca sama sekali, ditelfon berkali kali tidak ada sautan sama sekali, padahal berdering.

Jennie menghembuskan nafasnya sedikit gusar, oke, mungkin ia harus menunggu satu jam lagi.

Lihat, bahkan minuman Jennie tinggal sedikit, makananya pun bahkan sudah dingin, dan Jennie menjadi tidak berselera.

Jam sepuluh malam, pelayan restoran datang menghampiri Jennie dengan senyuman yang terpatri di wajahnya. "Permisi Kak, mau pesan minumanya lagi atau tidak?" ucapnya melihat minuman milik Jennie sudah tinggal sedikit, sedangkan yang satunya lagi masih penuh.

Jennie membalas senyuman pelayan tersebut dengan sedikit terpaksa, "Oh gausah mba, makasih. Kayaknya saya mau pulang aja." Terlihat Jennie meraih tali tasnya yang kemudian ia sampirkan di bahu.

"Mau saya temenin gak Kak?" tanyanya terlihat tulus, Jennie merasa dirinya terlihat seperti perempuan yang sangat kesepian.

Jennie menyunggingkan senyumnya, berusaha terlihat tegar di depan orang lain. Ia menggelengkan kepalanya. "Tapi makasih ya mba."

Yang dilakukan Jennie kemudian adalah mengirimkan pesan pada Tama.

"Selamat 2 tahun Tama, mungkin kamu emang lagi sibuk jadi gak bisa dateng, aku maklumi itu. Tapi seenggaknya kamu bisa kabarin aku dulu, biar aku gak nunggu kamu sendirian."

Setelahnya yang Jennie lakukan ialah mematikan data ponselnya.

Untuk saat ini ia cuma ingin pulang kerumah, bertemu dengan Nadja dan menceritakan semuanya hari ini.

 
_____

Paginya Jennie bangun dengan matanya yang sembab, tahu penyebabnya apa? Betul sekali, Tama.

Semalam Jennie belum sempat  cerita ke Nadja, adiknya itu sudah tidur dari jam tujuh malam. Ia lebih memilih untuk menuju kamarnya dan menangis.

Hal pertama yang ia cari adalah ponselnya, ia sangat berharap kalau Tama menelfon balik dirinya, atau membalas pesanya dan mengucapkan permintaan maaf, tidak lupa juga ucapan anniversary mereka.

Tapi dewi fortuna sedang tidak berpihak pada Jennie, ia hanya menerima balasan singkat dari Tama, itupun subuh tadi.

"Sorry Jen, semalem aku masih ngurusin pindahan rumah, gak sempet megang hp, ini juga baru kepegang, kamu di kosan atau dirumah?"

Emangnya salah ya kalau Jennie mengharapkan Tama mengucapkan anniversary mereka? Kalau iya, cepet bilang kalau Jennie salah. Tapi menurutnya, itu gak salah. Jennie gak minta berlian, rumah, mobil, tas branded, atau barang mewah ke Tama di hari anniversary mereka ini. Jennie cuma mau denger Tama ngucapin anniversary mereka doang, udah, cuma itu.

𝐃𝐮𝐚 𝐩𝐮𝐥𝐮𝐡 𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐣𝐚𝐦 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐡 𝐡𝐚𝐫𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang