Selesai memarkirkan mobil jeep rubicon miliknya, Tama belum mau keluar. Ia lebih memilih untuk menunggu didalam mobil saja, ia baru akan keluar kalau Anya sudah tiba. Tama gak mau kalau Anya sampai mikir Tama ini masih mengharapkan Anya, hanya karna Tama datang lebih awal untuk menunggu Anya.
Tentunya Tama tidak sendiri, ia datang bersama Lisa, Jennie dan Ten. Formasi yang sangat bagus bukan?
Ten yang duduk di kursi depan memainkan ponselnya asal, memutarnya lalu mengetuk layarnya.
"Lama banget calon mantan lo itu."
Tama melirik Ten sekilas, benar, hari ini Tama sudah mantap untuk memutuskan Anya, sebelum cewek itu pulang ke Semarang besok. Ia tidak mau terlalu lama untuk terikat hubungan toxic denganya.
Awalnya Tama berniat untuk datang sendiri, tapi karna Ten menguping obrolanya dengan Jennie, jadilah Ten mengajak Lisa untuk ikut serta.
"Si Anya itu selama disini, tinggalnya sama siapa Tam?" tanya Lisa yang sepertinya mulai penasaran soal Anya.
"Numpang di kosan temenya."
"Oh berarti ini kita sekarang lagi nungguin Anya di kosan temenya ya?"
Ten menoleh ke belakang, menatap Lisa sinis. "Menurut lo aja Lisa?! Pake nanya lagi."
"Biasa aja kali jawabnya, gue juga nanya ke Tama bukan ke elo, Ten."
Saat Lisa dan Ten asik berdebat, yang dilakukan Jennie hanyalah menatap keadaan diluar lewat jendela mobil. Momen ini ditunggu Jennie banget setelah tahu status Tama dari Johnny beberapa waktu yang lalu. Tapi kenapa sekarang malah Jennie yang takut, padahal yang mau diputusin Tama itu bukan Jennie tapi Anya.
Sekitar 10 menit kemudian Anya membuka gerbang kosanya, cewek itu hanya mengenakan daster motif bunga, karna Tama bilang kalau mereka tidak akan pergi kemana mana. Satu hal yang tidak bisa dibohongi adalah Anya itu cantik, bahkan hanya dengan mengenakan daster sekalipun, kecantikan cewek itu seolah tidak luntur. Tapi sayang, ada sisi lain yang membuat kecantikanya sudah tidak terlihat lagi di mata Tama.
Keadaan kosan temanya Anya sepi, hanya ada beberapa orang saja yang mondar mandir entah memiliki urusan apa.
Ten menepuk pundak Tama. "Good luck bro!"
Begitu pun dengan Jennie dan Lisa, kedua cewek itu sedikit lebih tegang dari biasanya, padahal Tama sendiri juga baru keluar dari mobil.
"Hai!" seru Anya saat melihat Tama menghampiri dirinya, cewek itu langsung menghambur ke pelukan Tama, tidak lupa mencium pipi Tama juga.
Kamu tau suara vas bunga kalau jatuh terus pecah berkeping keping? Benar sekali, itu suara hati Jennie sekarang setelah melihat adegan romantis Tama dan Anya.
Pikiran Jennie melanglang buana, Tama masih bisa bersikap manis pada Anya, setelah apa yang dilakukan cewek itu padanya. Apa Tama sebenarnya masih sayang pada Anya?
"Gue berasa nonton sinetron Ikatan Cinta deh." celetuk Lisa.
Anya mengajak Tama untuk masuk kedalam, tapi Tama menolaknya. "Enggak usah, disini aja, cuma sebentar doang."
Anya mengerutkan keningnya, tidak biasanya Tama begini. "Tumben buru buru banget, ada apa?"
"Kita udahan aja ya, Anya." Wow, sekarang lihat siapa yang langsung to the point.