Emosi sedih kembali menyelimuti Doyoung ketika melihat pesan dari kakaknya, Jihoon. Terlalu mudah ditebak, Doyoung merasa kebahagiaan memang hanya untuk sesaat. Seperti biasa Doyoung sedang terduduk di tepi lapangan sebelum pulang sekolah, sedangkan Junkyu sedang tidak bisa menemaninya sekarang. Dia bilang sedang membantu sang kakak mengurus sesuatu, Doyoung tidak ingin mengetahui lebih dari itu.
Sebenarnya Doyoung ingin sekali pergi dari rumah, seperti Jihoon dan ayah. Doyoung berpikir bagaimana bisa mereka tidak pulang selama beberapa hari tanpa memikirkan bunda, Junghwan dan dirinya. Mereka memilih egois, sedangkan Doyoung tidak.
"Kak Doyoung?" Sebuah suara menyapanya berasal dari belakang.
"Jeongwoo?" Doyoung menoleh ke belakang dan segera menyembunyikan ponselnya ke dalam saku hoodie.
"Bisa aku duduk di sebelah kakak?" Tanya Jeongwoo sopan seraya menatap Doyoung menanti sebuah persetujuan.
"Silahkan." Jawab Doyoung singkat. Jeongwoo dengan rasa senangnya duduk di dekat Doyoung, dengan berjalan sambil melompat kecil bak anak kecil yang dibelikan permen. Doyoung hanya membalasnya dengan senyuman tipis, nyaris tidak terlihat pada mata Jeongwoo.
"Kak Junkyu minta bantuan ke aku, buat temenin kak Doyoung sebelum pulang sekolah." Putus Jeongwoo memulai percakapan.
"Junkyu?" Tanya Doyoung memastikan.
"Iya, ternyata seru juga duduk di sini." Ujar Jeongwoo ikut meratapi langit yang memikat sosok Doyoung.
"Kayaknya kalian dekat banget, aku iri." Jeongwoo menyipitkan matanya ketika sinar matahari yang terlalu lama ia tatap.
"Aku dan yang lain. Kak Hyunsuk, kak Yoshi, kak jaehyuk, kak Asahi, kak Yedam, kak Mashiho, Haruto dan aku juga ingin dekat sama kakak. Boleh kan?" Ucap Jeongwoo menatap ujung sepatunya, sedikit khawatir ketika tidak dapat persetujuan dari Doyoung.
Hening. Doyoung tidak menjawab, terlalu larut dalam pikirannya.
"Boleh. Dengan syarat, jangan menjauh saat kau dan yang lain tau tentang sisi gelapku."
Ucapan itu cukup membuat Jeongwoo penasaran. Namun ia tetap tidak ingin membahas topik berat ketika Doyoung tidak ingin, ia memutuskan mengalihkan pembicaraan. Benar-benar anak yang baik.
"Ah iya, aku penasaran gimana kalian bisa sedekat ini? kak Junkyu benar-benar sesuatu." Tanya Jeongwoo penasaran menatap kembali langit, serta angin yang menerpa kedua wajah yang sedang berbincang.
"Entahlah itu terjadi dengan cepat." Jeda dalam Jawaban Doyoung.
"Dan kau benar. Junkyu, memang sesuatu."
⫹⫺
Pintu terbuka, menampakkan sosok yang Jihoon tunggu. Jihoon sedang duduk di ruang tamu memainkan ponselnya menunggu sang adik, setelah beberapa menit ia mengirimi pesan dan memberi tahu bahwa dirinya itu pulang. Sejenak Doyoung mengamati sang kakak, ia berniat menyapa sang kakak nanti karena ia sedang lelah, mungkin karena ia tidak bertemu dengan sang sumber energi? yang sedang membantu kakak sepupunya.
Melewati sofa yang diduduki sang kakak dan berjalan ke lantai atas. Sepertinya Jihoon juga tidak ingin membuka percakapan, jadi Doyoung abaikan saja. Jujur, Doyoung merasa sesak ketika hubungannya dengan sang kakak merenggang, namun ia tidak bisa melakukan apa pun, itu yang membuat dirinya merasa tidak berguna. Namun di sisi lain ia senang karena memiliki Junkyu, Hyunsuk, Junghwan dan lainnya.Memasuki kamarnya, cahaya memang minim sekali, Doyoung sengaja melakukannya. Hanya terdapat cahaya kecil dari ventilasi di atas jendela kamar dekat meja belajarnya. Ia melamun mengamati setiap sudut kamar dengan wajah datar, tiba-tiba sebuah hal melintas pada pikiran Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Gelap | Kim Doyoung ✓
Short Story"𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐬𝐢𝐬𝐢 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧? 𝐊𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚 𝐬𝐢𝐬𝐢 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐝𝐨𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠?" warning! including harsh words, depression, mental illness, so please be wise befor...