XVII. ʜᴀᴘᴘʏ ᴇɴᴅɪɴɢ

1K 137 21
                                    

Manik yang telah tertutup selama seharian itu akhirnya terbuka, rasa nyeri luar biasa pada dada Doyoung menyambut hingga menghasilkan erangan sakit tanpa sang empu sadari.

Perlahan sosok dokter Park mendekat ia berkata sesuatu, namun Indra pendengaran Doyoung belum menyesuaikan kembali begitupun dengan netranya, Doyoung tersadar dirinya menggunakan alat bantu untuk bernapas saat ini.

"Pasien Doyoung? Apa kau bisa mendengarku?"

Doyoung mengerjapkan matanya, sosok dokter Park terlihat dalam netranya, Ia mengangguk kecil sebagai jawaban, tubuhnya benar-benar terkulai lemas, tidak sanggup menjawab dengan suara.

"Dokter.."

"Iya? Sebaiknya kamu istirahat dahulu, masih terlalu dini untukmu segera bangun."

Ucap sang dokter ketika Doyoung berusaha bangun dari tidurnya.

"Aku ingin kau beritahu kepada keluargaku semuanya."

Ucap Doyoung dengan posisi tertidur menatap langit-langit kamar. Sebenarnya ia ragu namun ia tidak ingin menyembunyikan apapun lagi, mungkin inilah saatnya.

"Apa kau yakin?"

Dalam hati dokter Park senang pasiennya telah memintanya melakukan itu, namun ia tidak ingin Doyoung melakukannya karena paksaan.

"Aku yakin."

Terdapat gejolak rasa yakin dalam hati Doyoung, karena ia hanya merasa harus melakukannya sekarang juga.

Sang dokter Park mengangguk ngerti tersenyum di balik masker medisnya.

Dokter Park keluar dari ruangan, menampakkan Jihoon, bunda dan yang lain. Sedangkan Junkyu belum menampakkan batang hidungnya kembali sedari tadi siang hingga malam ini.

Jihoon dan sang bunda melangkah pada sang dokter dengan lemas, sedangkan yang lainnya hanya menatap Jihoon dan bunda Doyoung berbicara dengan dokter Park, suasana di sana tampak serius.

"Maaf sebelumnya, pasien Kim Doyoung telah meminta saya untuk tidak memberitahu kalian tentang penyakitnya."

"Namun hari ini, ia telah yakin untuk memberitahu kalian melewati saya, sebagai dokter dari pasien Doyoung."

"Untuk itu, mari kita bicara dalam ruangan saya."

Jihoon dan sang bunda sama-sama mengangguk, dan mengikuti dokter Park yang telah melangkah meninggalkan para pemuda itu yang kebingungan mencari keberadaan Junkyu.

⫹⫺

"Jantungnya sudah terlalu lama mulai melemah, namun Doyoung terlalu terlambat untuk menyadarinya."

Dokter Park menatap Jihoon dan sang bunda dengan serius.

"Apa kalian menyadari beberapa tanda, bahwa pasien Kim Doyoung sedang tidak baik-baik saja?"

Pandangan Jihoon yang semula menunduk menatap sang dokter, lidahnya kelu namun sang kakak berperang dalam pikirannya.

"Dokter, aku mohon sembuhkan adikku."

Hanya itu yang dapat Jihoon katakan.

"Kami akan selalu melakukan yang terbaik untuk para pasien kita, mohon tenang."

Ucap dokter Park menenangkan ketika melihat bunda Doyoung yang sedari tadi hanya menangis.

"Namun.."

Sisi Gelap | Kim Doyoung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang