I. a letter {bonus}

632 72 5
                                    

AYAH

Apa kabar ayah? Apa ayah bisa menjalankan kehidupan yang damai setelah pisah dengan kita? Aku harap begitu walaupun bagi kita sulit untuk memaafkan ayah.

Aku selalu ingin meluapkan semuanya pada ayah, apa yang aku rasakan saat ayah melakukan kebohongan dalam diam, apa yang aku rasakan ketika sosok ayah kandung untukku menyakiti anaknya sendiri.

Aku pengecut? Benar. Anak ayah yang satu ini memang pengecut. Aku tidak memiliki nyali yang besar seperti kak Jihoon, jujur aku bahkan tidak bisa membicarakan masalah kita pada kak Jihoon, mungkin kakak menertawaiku dalam diam.

Benar, saat ayah membaca surat ini aku yakin, aku sudah tidak ada di dunia ini, ayah harus merasa menyesal. Renungi setiap perlakuan mu pada kita semua, pada saat itu kau tidak tahu seberapa hancur kita, kau tidak akan pernah mengerti rasa saat sosok ayah yang ku kira baik pada kita semua, lembut padaku selalu, memperlakukan kita dengan baik, memiliki sifat bejat yang luar biasa. Apakah kau puas? Hidup dengan melihat kita semua yang bodoh tanpa tahu dustamu?

Aku benci ayah.

Aku benci melihat wajah mu.

Fakta bahwa aku bukan anak dari bunda? Itu tidak menyakiti ku, perlakuan kasar mu? Itu tidak menyakitiku. Kau selingkuh dalam diam berbohong pada kita semua, itu yang menyakiti ku. Tiap hari yang kita lewati bersama kau menertawai kita dalam diam, kita bagai orang bodoh yang tidak mengetahui busuknya dirimu, aku hanya tidak habis-habisnya berpikir bagaimana bisa kau menyakiti bunda? Apakah kau senang melihat kita hidup tanpa mengetahui kau selingkuh? Kau bangga dengan dirimu sendiri? Kau gagal jadi seorang ayah.

Panggilan 'ayah' bahkan tidak pantas untukmu.

Dimana kau saat aku menderita? Dimana kau saat kita kehilangan  Junghwan? Dimana kau saat aku lulus sekolah?

Kau menyebut dirimu sebagai ayah? Seorang ayah yang selalu tidak ada setiap bagian penting dalam hidup anak?

Kau tidak pernah berpikir bagaimana masa depan Junghwan saat dia masih hidup? Bunda pernah melakukan apa pada mu sampai membuat mu selingkuh? Kau memiliki dendam padanya?

Seorang lelaki tidak seperti itu.

Apa kau merasa diremehkan dengan bunda seorang perempuan saat kalian bertengkar? Seharusnya itu menyadari mu, bukan menyakiti istri mu lebih dalam.

Apa kau memikirkan kita? anak-anak mu saat bertengkar? Saat kau memukul dan mendorong membuat luka pada kulit bersih bunda? Mustahil untuk memaafkan mu.

Kau laki-laki yang tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, egois adalah kau.

Kau tidak memikirkan dampak pada anak mu, saat kau membangun keluarga lain.

Aku memang tidak setara dengan mu, aku tidak memiliki ilmu setinggi apa yang kau miliki.

Namun ilmu mu terlalu tinggi, sehingga tidak dapat memperbaiki masalah rumah tangga yang diperlukan sebuah emosi 'dasar'.

Apakah kau tidak tahu seberapa menjijikkan dirimu saat aku melihat kau menyombongkan diri di depan kita semua? Di mana rasa malu mu?

Tapi lepas dari semua itu, kau adalah ayah kandung ku, fakta itu membuat ku depresi.

Hingga jantung ku menyerah untuk berdetak kembali.

Jauh dalam hati, aku rindu. Rindu pada sosok mu yang lembut.

Maafkan aku, setiap kali membuat mu kecewa, maaf karena aku lahir dari mu, aku benar-benar menyesal.

Aku menghargai untuk semua waktu singkat yang bahagia itu.

Meminta maaf itu tidak sulit, hanya saja mengalahkan rasa gengsi itu lebih sulit.

Dengan cara itu akan membuat dirimu tenang.

Permintaan terakhir, kuharap kau bisa meminta maaf pada bunda sebelum benar-benar menyesal, bunda dan kak Jihoon memang tidak akan memaafkan mu semudah itu, namun kau harus mencoba nya.

Terima kasih ayah.

Kuharap kau bahagia bersama keluarga baru mu.

Aku sudah memaafkan mu.

Hiduplah dengan baik.

Aku akan mengawasi mu dari langit.

- dari Doyoung, putra mu

Sisi Gelap | Kim Doyoung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang