XVI. ꜰᴀᴍɪʟʏ

1K 143 28
                                    

"good morning!"

Teriakan keras menggema di satu kamar terdapat Doyoung yang sedang tertidur, lenguhan khas orang bangun tidur keluar dari mulut Doyoung membuat Junkyu tertawa kecil dengan posisi tangan yang terlipat di dada.

"Ayolah bangun Doyoung, kau tidur paling awal tapi bangun paling akhir."

"Hmmm morning~"

Yang dipanggil hanya membalas di bawah selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, Junkyu hanya bisa melihat wajah Doyoung dengan mata yang masih setia tertutup. Dan benar omongan Junkyu, tadi malam Doyoung tidur paling awal di kamar Junkyu, di saat yang lain memilih menonton film sampai larut, Doyoung lebih memilih untuk tidur. Junkyu dan yang lain tidak keberatan karena memang mengerti kesehatan
Doyoung.

Tanpa aba-aba Junkyu tertidur di atas tubuh Doyoung yang setengah tengkurap.

"Aaa junkyuuu."

Suara berat Doyoung terdengar jelas pada indra pendengaran Junkyu, ia memilih mengabaikannya dan memeluk erat tubuh Doyoung.

"Junkyu astaga iya-iya ini mau bangun."

Junkyu hanya tertawa dengan manik yang tertutup, setelah puas Junkyu bangkit dari posisinya dan duduk di sebelah Doyoung.

"Ah kau berat tau ngga."

Doyoung berucap merubah posisinya telentang dan membuat suara meringis sakit yang di buat-buat.

"Udah deh ngga usah pura-pura ayo kebawah." Junkyu berucap memukul pelan kaki Doyoung, dan beranjak dari duduknya.

Baru saja akan keluar kamar, pintu itu terbuka menampakan sosok Jeongwoo dengan handuk berada di lehernya lengkap dengan rambut basahnya.

"Ayo kebawah udah pada lagi masak sama rapih-rapih." Ucap Jeongwoo.

"Doyoung dengar ngga?"

"Iyaaa Junkyuu."

"Kak Doyoung kita nunggu di bawah yaa."

"Iya Jeongwoo."

Keduanya keluar dari kamar menyisakan Doyoung. Ia bangkit dari tidurnya membuka ponselnya yang seharian Doyoung abaikan, tentu sudah jelas mengapa Doyoung melakukan itu bukan?

Banyak riwayat panggilan tidak terjawab dari sang bunda dan Jihoon, dirinya jadi takut Jihoon menghubungi Junkyu tanpa Doyoung ketahui, atau mungkin itu hanya kecemasan yang tidak berguna.

Bangkit dari duduknya, keluar dari kamar Junkyu aroma makanan menguar di mana-mana, cukup membuat Doyoung berlari kecil dari lantai dua menuju lantai bawah. Suara riuh menyapa indra pendengaran Doyoung dirinya sama sekali tidak terganggu, justru Doyoung senang. Sangat berbeda keadaan rumahnya yang gelap tanpa pencahayaan seperti rumah yang tidak terurus sepi dan senyap. Pikiran itu membuatnya terdiam membeku.

"Doyoung! Ngapain? Ayo kesini!"

Suara Yedam terdengar hingga membuyarkan lamunan Doyoung.

"Ah iya kak!"

Doyoung baru saja sampai dan berdiri di sebelah Hyunsuk yang sedang memotong bawang.

"Kak biar aku bantu-"

Sebuah tangan berada di depan tubuh Doyoung membuat dirinya berhenti berbicara, tangan itu mengisyaratkan untuk tidak membantu Hyunsuk.

"Kata Junkyu kau makan aja nanti." Doyoung menoleh menatap Mashiho.

"Tapi kan kak-"

"Shhh! Udah sana mending duduk tuh di sofa bareng Haruto sama Jeongwoo."

Doyoung melengkungkan bibirnya kebawah, yang membuat Hyunsuk tertawa gemas akan ekspresi Doyoung saat ini.

Sisi Gelap | Kim Doyoung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang