IX. ɪ'ᴍ ꜱᴏʀʀʏ ꜰᴏʀ ʙᴇɪɴɢ ᴡᴇᴀᴋ

923 161 12
                                    

Pagi hari menyambut kembali. Mau atau tidak, Doyoung harus melanjutkan hari-harinya seperti biasa. Mari bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Ia sedang memejamkan matanya walaupun sudah bangun dari tidurnya, Doyoung seperti tidak ada minat untuk segera keluar dari kamarnya. Tiba-tiba terdengar suara panggilan dari ponselnya.

"Drrt! Drrt!"

Dengan malas Doyoung meraba nakas di sebelah ranjang dan mengangkatnya tanpa melihat nama panggilan.

"Siapa?" Tanya Doyoung dengan suara serak khas orang setelah bangun tidur.

"Kim Doyoung!" Teriak orang itu, yang membuat Doyoung menjauhkan ponselnya sekilas.

"Berani-beraninya kau baru bangun!"

Begitu mendengar suara dari sebrang sana, Doyoung tahu siapa yang menghubunginya pagi ini. Tentu saja Kim Junkyu.

"Ah, ini Junkyu." Gumam Doyoung masih memejamkan matanya, kepalanya masih merasa pening pagi ini karena begadang. Ada saja yang dipikirkan Doyoung sehingga membuatnya tidur terlalu larut.

"Cepet bangun! Ke sini nanti jam 10 ngerti?" Doyoung melihat jam dinding sekilas, pantas saja Junkyu marah, sekarang sudah jam sembilan.

"Iyaa Kyu, aku ke sana nanti." Ucapnya dengan mata yang setia tertutup, berusaha menahan rasa ingin mengomeli Junkyu. Karena bisa saja pemuda itu mengabarinya lewat pesan teks saja bukan? Lebih mudah.

"Kau udah sarapan?" Tanya Junkyu dengan nada seperti mengintrogasi terdakwa.

"Belum." Jawab Doyoung, pagi ini ia sedang tidak takut dengan marahnya sang sahabat.

"Aku udah bawa makanan, yang lain udah sampe di sana nungguin kau, aku mau berangkat! CEPAT MANDI!" Junkyu berteriak diakhir kalimat dan panggilan dimatikan olehnya.

Doyoung mengerutkan dahinya menahan sakit pada telinganya yang mendengung, kemudian meletakkan kembali ponselnya. Junkyu, sosok itu suka sekali membuat Doyoung kesal.



Dan juga suka membuat Doyoung merasa bahagia.

⫹⫺

Doyoung memasuki halaman gedung  dengan pakaian hoodie hitam serta celana jeans yang melekat pada tubuhnya, kali ini ia tidak memakai tudung hoodienya tidak ingin terlihat seperti orang kesepian di depan teman-teman Junkyu. Ia menggunakan masker hari ini khawatir teman-temannya itu tertular darinya. Sebuah hal terlintas di pikiran Doyoung, ia penasaran memang mereka semua mau pergi ke tempat seperti ini? Bukankah itu membuang waktu bagi mereka?

Doyoung menekan tombol memanggil pada kontak Junkyu. Menunggu panggilannya di jawab, Doyoung memutuskan duduk di tangga kecil pada halaman depan gedung tua itu. Entahlah ia sedang tidak dalam mood bertemu banyak orang, jadi ia akan memanggil Junkyu dari luar saja.

Sedangkan di sisi lain, Junkyu sedang menata semuanya berniat untuk menyambut Doyoung. Ide itu datang secara tiba-tiba, dirinya yang lain mengatakan harus melakukan ini untuk menghibur Doyoung entah untuk apa.

Saat sedang menata meja di dalam rumah kaca bersama Hyunsuk dan Yoshi, ponsel Junkyu yang berada pada saku bergetar menandakan ada panggilan. Junkyu segera meraba saku dan melihat panggilan dari Doyoung tertampil pada layar ponselnya. Ia menatap Hyunsuk dan Yoshi yang juga menghentikan pergerakan ketika ponsel Junkyu bergetar.

"Aku ngangkat ini dulu tolong terusin aja." Ucap Junkyu dan segera keluar dari rumah kaca pergi ke tepi kolam, yang dijawab anggukan oleh Hyunsuk dan Yoshi.

"Halo Doyoung? Kau sudah sampai di sini? Perlu aku susul ke bawah?" Tanya Junkyu bertubi-tubi.

"....." Tidak ada jawaban dari Doyoung.

Sisi Gelap | Kim Doyoung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang