16-Leader

267 58 5
                                    

Aku mau nanya nih, kok yg bote dikit? Padahal yg baca banyak.

Maaf ya untuk para readers yg numpang baca doang aku nyebut kalian, tapi kalian bisa gak sih ngehargain karya orang.

Dan makasih yg udah kasih vote ya dan dukung cerita ku❤️

WUUU....

AYO... AYO....

Sela dan Cris sudah ada di tengah lapangan dengan semua anggota Alligator mengelilingi dan menyoraki mereka.

"Ayo, mulai," ucap Sela dan segera mengambil kuda-kuda. 'Beruntung aku pernah latihan bela diri dulu, semoga saja tubuh ku tidak terlalu kaku.' Batin Sela.

"Oke, kalau begitu bersiap lah."

Cris langsung menyerang Sela, kemampuan bela dirinya memang sangat hebat. 'Hmm... bagus, ini anak memang hebat! Huh! Wow... hampir saja.' Wajah Sela hampir saja kena pukulan beruntung Sela cepat menghindar.

Gerakan Sela menjadi lebih agresif, karna ini pertarungan bela diri dan Sela sudah lama tidak melatih jurus-jurus bela dirinya dan bukan pertarungan dengan kekuatan atau pun senjata, jadi dia lumayan tertinggal jauh.

Sela bergerak mundur ke belakang dan menjauh dari Cris. "Oke, aku mengaku kalah, bela diri ku tidak sehebat dirimu," ucap Sela sambil mengangkat kedua tangannya. 'Bagus juga kalau aku batal jadi pemimpin kan.' Lanjut Sela dalam hati.

"Hah?" Cris kaget sehingga mematung mendengar itu. "Apa? Mengaku kalah?"

"Eyy... kan sudah aku bilang aku gak tertarik menjadi pemimpin, aku mau juga itupun karna di minta kan."

"Ad, apa yang Sela lakukan?" tanya Riki heran.

"Aku tidak bisa menebak apa yang dia pikirkan," jawab Adrian dengan wajah masam. "Bagaimana kalau dia benar-benar tidak menjadi pemimpin? Master sudah mempercayakan perintah ini pada ku," lanjutnya.

"Oke, kalau gitu di pertandingan ini aku yang menang," ucap Cris.

Sela pun mengangguk. "Sekarang apa lagi? Kita seri."

"Sekarang kita akan bertanding dengan otak kita, seperti membuat strategi atau pemecahan masalah gimana?"

"Tidak terlalu menantang, penjinakan bom saja gimana?"

"Hah? Apa?!"

"HAH!" Semua orang di sana juga ikut kaget.

"Dia gila ya? Bermain-main dengan peledak seperti itu? Apa dia tidak sayang nyawa ya?"

"Pertandingan seperti apa ini? Mereka mau menghancurkan markas ya?"

"Adrian! Ide Sela itu terlalu gila!" ucap Riki syok.

Adrian tidak menjawab perkataan itu, dia hanya berdecak khawatir. 'Aku tidak memperdulikan soal itu, karna yang mengatakan itu Sela, tapi bagaimana kalau terjadi sesuatu yang membuat manusia biasa menjadi curiga." Batin Adrian.

Dia segera menghampiri Sela. "Sela, aku tidak khawatir masalah bomnya, karna meski Cris gagal dan membuat bomnya meledak kamu pasti akan menghentikannya, tapi itu pasti akan menimbulkan kecurigaan bukan? Meskipun kamu juga bisa menghapus ingatan mereka tapi tetap saja itu tidak akan sempurna bukan?" bisik Adrian.

"Bukan kah si Cris ini sudah terbiasa dengan bom? Dan aku juga lumayan mengerti kok, jadi bomnya pasti tidak akan meledak, yang kami perlukan hanya siapa yang paling cepat," balas Sela.

"Tapi, penggunaan bom dan bahan peledak lain hanya bisa di keluarkan setelah mendapat izin dari master."

"Ck! Kok bisa gitu sih? Yaudah kita ganti yang lain saja," ucap Sela "Padahal aku ingin sekali mencoba menjinakkan bom," tambah Sela dengan bergumam.

OutsidersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang