Glug...
Adrian mulai merasa gugub, meskipun mereka memiliki kemungkinan untuk bisa lolos, tapi hampir tidak mungkin bagi seseorang untuk tidak bisa gugub ataupun takut, sekali pun dia sudah terbiasa dengan situasi itu.
"Jangan sampai lengah, tetaplah fokus meskipun salah satu dari kita ada yang terluka, setidaknya salah satu dari kita berhasil selamat," bisik Adrian.
"Hm..." jawab Ruby dan Geralius bersamaan.
Prinsip Alligator memang adalah kesetiaan, tapi ada saatnya di mana mereka boleh kabur dengan alasan tidak ingin membuat pengorbanan rekan mereka sia-sia dan suatu hari mereka harus memberikan balasan.
Anggota Black Dragon terus mendekat ke arah mereka bertiga dan membuat mereka semakin terdesak.
Adrian sudah meneken beberapa kali tombol bahaya yang ada di jam tangannya yang langsung terhubung dengan markas Alligator maupun Addea sekarang.
"Hasss... apa yang harus ku lakukan?' Batin Adrian.
"Kalian berusaha lah untuk kabur, aku akan mencoba membuka kesempatan untuk kalian," ucap Geralius dengan tangan nya yang sudah memegang pistol.
"Apa?!" Adrian dan Ruby saling menatap satu sama lain.
"Itu bukan ide yang bagus, hanya satu saja," ucap Adrian. "hanya satu orang saya yang berusaha kabur, Ruby sebaiknya kamu yang melakukan itu, aku akan pergi bersama Geralius untuk melawan."
Geralius langsung menatap Adrian. "Baiklah, kalau gitu aku merasa terbantu," ucapnya.
"Baik, aku akan melakukan nya, tapi tidak ada yang boleh menyerah karna aku akan kembali dengan banyak bantuan," ucap Ruby.
"Aku percaya pada mu," ucap Geralius sambil mengangguk.
"Kami percaya itu," tambah Adrian.
Saat Black Dragon sudah sangat dekat dengan mereka, Ruby melempar bola bom asap yang dia bawa ke segala arah sehingga membuat asap tebal menutupi segala nya.
Adrian, Ruby, dan Geralius segera mengaktifkan pelindung mata mereka.
Sebuah kacamata yang muncul seperti hologram itu membantu mereka melihat di dalam kabut itu, meski tidak sejelas yang di bayangkan.
Kesigapan Black Dragon sangat bagus, meski tidak ada alat bantu penglihatan tapi mereka menggunakan alat pendengaran mereka.
Setiap langkah yang di timbulkan oleh Black Dragon sangat mudah di kenali sehingga membuat Adrian dan Geralius sedikit kesusahan karna keberadaan mereka hampir terus menerus bisa di tebak.
Adu tembak terjadi di dalam kabut itu, sementara itu Ruby dia tidak sepenuhnya fokus untuk kabur tapi sesekali dia juga membantu Adrian dan Geralius.
"Ruby, jangan lakukan lagi!" tegas Adrian.
Ruby yang mendengar peringatan itu di telinganya langsung berfokus untuk kabur.
Setelah Ruby berhasil lolos tanpa di sadari sebelum pergi dia kembali melemparkan persediaan bom asap terakhirnya dan segera pergi dari sana.
Dor!
"Argh!"
Satu tebakan berhasil mengenai paha kiri Adrian. Saat Adrian tidak bisa menahan suaranya, itu sukses membuat hampir semua orang menembak ke arahnya.
Karena pahanya sudah tertembak, itu membuat nya sulit bergerak dan menghindar.
Dor!
"Argh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Outsiders
FantasiSpin off The Savior of the Magic World "Crystal Academy" ~~~ Ini adalah kehidupan Sela selama 1 bulan di bumi sebelum dia memilih untuk kembali lagi. Kalau mau membaca ini ada baiknya membaca "The Savior of the Magic World "Crystal Academy"" terlebi...