Outsiders

18-Wolf

Guys...bantu sampe 1k followers dong😆😆😆 dikit lagi itu <3. Nanti niatnya klo udh nyampai 1k aku mau double up semua cerita aku, kecuali yang udh end ya😂😂😅.

Follow ig ku juga @mardiana7677😘

Happy Reading 🤗

Tapi sebelum itu aku mau nanya, ada saran gak buat nama readersnya The Savior of the Magic World 'Crystal Academy'? Soalnya aku mau buat nama khusus tapi belum ada ide namanya 😭

Setelah dari Alexaron Senior High School, Adrian pergi menemui anggota-anggota yang telah dia hubungi, di markasnya Alligator.

Markas Alligator mungkin tidak serumit markas Addea, tapi jelas pertahanan nya lebih kuat.

Markas Alligator berada di bawah kantor perusahaan milik Theo. Memang aneh, kenapa Theo menempatkan markas kelompok sebesar itu di bawah perusahaan nya.

Saat mobil Adrian berada di depan gerbang, penjaga yang mengenalinya segera membuka kan gerbang nya.

"Pak, tolong bantu parkir kan mobil saya ya," ucap Adrian sambil menyerahkan kunci mobilnya.

"Baik, pak Adrian," jawab penjaga yang menerima kunci Adrian.

"Terimakasih."

Adrian segera masuk ke dalam, tapi dia masih tetap harus melewati beberapa pemeriksaan yang otomatis.

Para penjaga di sana mungkin tidak akan memeriksanya, tapi berbeda dengan alat yang telah di sediakan.

Awalnya Alligator hanyalah sekelompok mata-mata kecil yang di gunakan Theo untuk membantu perusahaan nya agar tidak mengalami penipuan. Tapi kelompok itu semakin membesar dan menjadi sebuah kelompok mafia yang sangat terkenal.

Jadi, jangan heran meski memang wajar pengamanan sebuah perusahaan itu ketat, tapi pengamanan perusahaan Theo ini adalah yang terketat di negara.

Semua pegawai di kantor sebenarnya tau siapa Adrian dan juga tentang perusahaan mereka bejerja.

Setiap mereka melihat Adrian datang ke kantor sendirian tidak bersama bos besar mereka, entah kenapa perasaan cemas pasti menghampiri mereka.

Saat Adrian datang sendirian maka pasti ada hal penting yang harus dia sampaikan sendiri, antara kabar baik atau buruk.

"Adrian, ada kabar apa kali ini?" tanya Theo dan segera melepas berkas yang sedang dia tangani dan duduk di depan Adrian.

"Master, saya membutuhkan agen rahasia, anda pasti tau apa yang saya mau? Kelompok yang harus mendapat izin dari anda, saya ingin menugaskan mereka dalam masalah kali ini," jawab Adrian dengan sangat yakin.

"Adrian, kamu tau kan mereka sangat jarang bekerja dalam kelompok, akan sangat susah kalau memberikan tugas ini pada mereka dan kamu salah satunya."

"Saya sendiri yang akan memimpin mereka. Sela sudah mempercayakan pencarian ini pada saya Master dan kelompok kali ini sangat sulit di tangani."

"Hahh... baiklah, kalau begitu..." Theo berdiri dari tempat duduknya dan pergi ke lemari penyimpanan. "ambil ini."

"Ini..." Adrian terdiam sambil memperhatikan apa yang ada di tangan Theo.

"Ini, satu-satunya hal yang bisa membuat mereka menuruti mu," ucap Theo.

"Tapi... ini... kan."

"Kamu sudah menyerahkan pistol mu pada Sela, itu sama saja dengan kepercayaan ku beralih padanya, tapi dengan ini artinya kepercayaan ku tidak akan pernah berubah." Theo meletakan pistol ciptaan nya yang hanya ada satu di dunia pada tangan Adrian.