23-Nearing the End

211 40 4
                                    

Tinggal dua orang lagi nih 1k, ayo dong guys cepat follow aku <3.

Setelah terdiam beberapa saat Adrian segera pergi ke ruangan 13 untuk menemui Geralius.

"ADRIAN! Tunggu!" teriak Astoria.

Adrian melupakan kalau luka tembak di pahanya kembali terbuka, sehingga langkahnya menjadi pelan, tapi itu tidak membuat nya berhenti berlari.

Ruangan tempat Adrian di rawat berada di no 7 sedangkan Geralius berada di no 13.

Jarak antar ruangan lumayan jauh, apalagi ruangan Geralius berada di lantai atas di dekat ruang UGD nya markas.

Brak!

Adrian langsung membuka pintu sehingga membuat orang yang ada di dalam kaget. "Adrian?!" ucap mr. Hezt.

Adrian tidak memperhatikan keberadaan ayahnya, dia segera menghampiri Geralius yang sedang terbaring di atas ranjang.

Geralius masih belum sadar dan sedang di pasangkan Electrocardiogram.

Detak jantungnya memang lemah, tapi itu tidak terlalu membahayakan. Alasan kenapa alat itu di pasang adalah karna dokter yang tadi menangani Geralius hanya ingin berjaga-jaga.

"Geralius..."

"Dia baik-baik saja," ucap Vernon. "tapi... dia akan sedikit lama untuk sadar."

"Adrian!" Astoria baru saja sampai, baru saat itu di susul Ruby dan Theo.

"Theo, di mana Sela?" Vernon segera mendekati Theo dan mengajak nya sedikit menjauh.

"Sela? Aku pikir dia kesini, soalnya tadi dia pergi duluan," jawab Theo.

"Anak itu menghilang tiba-tiba, kalau sampai Gretiya tau, dia pasti bakalan marah besar," ucap Vernon pada diri sendiri.

Theo memandang heran ke arah Vernon. "Bukankah kalian baru saja pergi liburan, kenapa sudah balik lagi?"

"Ahh... itu..."

Flashback.

"Tuan." Tiba-tiba ada dua orang pelayan menghampiri Vernon yang sedang enak membaca buku di perpustakaan mansion.

"Ada apa?"

"Tadi kan nona Sela bilang tidak akan ikut makan siang, kami pikir nona ingin makanan nya di antar ke kamar, jadi setelah selesai makan siang tadi kami pergi mengantar makanannya, tapi nona ternyata tidak ada di kamar," jelas seorang pelayan.

"Dia mungkin ada di ruangan lain, kalian bisa taruh makanan di kamarnya saja."

"Tapi tuan..." Kedua pelayan itu terlihat gugup.

"Apa?" Vernon mulai merasa ada yang aneh.

"Saat kami ingin masuk ke kamar tadu, kamarnya di kunci dari dalam, kami sudah memanggil nona beberapa kali tapi tidak mendapat jawaban karena takut menganggu nona kami menggunakan kunci cadangan yang di berikan nyonya."

"Iya tuan, tadi kami di beri pesan oleh nyonya sebelum beliau pergi, kata beliau kalau nona tiba-tiba saja tidak ada atau mengurung diri di kamar kami harus mengawasi dan memeriksa nya, karna nyonya bilang nona mungkin saja kabur," ucap pelayan yang satunya.

"Lalu kalian benar-benar tidak melihat Sela di kamarnya?"

"Iya tuan. Awalnya kami pikir nona sedang tidur, tapi saat kami periksa ternyata yang sedang tidur di atas kasur itu bukan nona, tapi hanya bantal yang di tutupi selimut."

OutsidersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang