17

5.4K 439 12
                                    

Jangan lupa hargai karya Lmy dengan memberi Vote sebagai dukungan.

Happy reading readers.......


*********












































Sesampainya di mansion...........

Steven turun membukakan pintu mobil untuk bosnya yang sedang memangku istrinya yang tertidur di pangkuannya.

"Bawa belanjaan ke dalam kamaru" Steven mengangguk, Jennie turun dari mobil berjalan masuk ke mansionnya dengan Lisa yang tertidur.

"Bantu Bawakan belanjaan istriku ke kamar, Bibi yoo" Bibi yoo mengangguk lalu berjalan membantu Steven membawakan belanjaan istri bosnya.

Jennie berjalan masuk ke lift yang langsung terhubung dengan kamarnya.

Sesampainya di kamar............

Jennie dengan lembut dan hati-hati membaringkan tubuh mungil Lisa.

Mencium keningnya lalu mencium lembut bibirnya tampan di lumat.

Tok tok tok.

Jennie berdiri lalu berjalan ke pintu kamarnya.

Ckelk.

"Letakkan di sana" Steven dan Bibi yoo masuk ke kamar Jennie dan meletakkan belanjaan Lisa di atas meja yang berada di dalam kamar Jennie.

"Kami permisi, Mr. Kim" Jennie mengangguk, Steven dan Bibi yoo pergi dari ruangan Jennie.

Jennie berjalan ke balkon kamarnya dan menatap lurus ke depan, entah apa yang ada di pikirannya, yang pasti cuma satu, yaitu Lisa.

"Berani-beraninya dia bermain dengan ku" desis Jennie, jika sudah ada yang mengusiknya, Ruby Jane yang kejam akan bangkit di dalam diri Jennie, ya, Jennie memiliki kepribadian ganda yang bernama Ruby Jane.

Ruby Jane berdarah dingin dengan hasrat membunuh yang tinggi.

Jennie berusaha menenangkan dirinya agar Ruby Jane tidak keluar, ia berjalan menghampiri Lisa dan duduk di sampingnya.

"Aku akan menjadi iblis kejam yang akan membunuh siapapun yang mencoba merebut mu diriku" bisik Jennie, ia memandang wajah damai Lisa saat tidur, cantik dan imut, serta polos.

Jennie mengelus pipi Lisa yang chubby dan menciumnya.

"Siap kan rencana yang ku minta, dan ingat, jagan sampai gagal" Jennie berbicara pada seseorang di ponselnya dengan dingin.

"............."

"Bagus"

Tut tut tut~

Panggilan berakhir, Jennie berjalan keluar kamarnya memasuki ruang kerjanya.

"Hufftt, dasar sampah" Jennie duduk di kursi ruang kerjanya dan membuka laptopnya lalu mulai mengerjakan laporan dan file-file dari kantornya.




















Di tempat yang dengan hanya satu lampu yang ramang-ramang menyinari, lebih tepatnya di sebuah ruangan dengan cat serba hitam.

Seorang namja tengah melampiaskan emosinya karna kesalahan anak buahnya.

"ARRGGGHHHH, BRENGSEK!!!" teriak namja itu sambil merusak apapun yang ia lihat.

Marah? Tentu, bahkan bisa di bilang ia murka, gadis yang ia cintai malah tidak mencintainya.

"Kenapa aku harus mencintai mu? KENAPA?" teriak frustasi namja itu, cinta tidak dapat di paksa, cinta muncul dengan sendirinya, seperti angin, bisa di rasa tapi tidak bisa kita sentuh.

"Aku akan mendapatkan mu bagaimanapun caranya HAHAHAHA" tawanya menggema di ruang gelam dengan hanya cahaya lampu remang-remang.

Jika di pikir, namja itu bukan lagi cinta pada gadis yang ia sukai, melainkan obsesi untuk memiliki sepenuhnya atas gadis itu. Banyak orang yang bilang, obsesi dan cinta itu sama, padahal cinta dan obsesi itu berbeda jauh. Obsesi itu sebuah keinginan memiliki orang yang ia cintai dengan cara apapun, walau dengan cara kotor. Sedangkan cinta mampu mengiklaskan orang yang ia cintai walau harus kehilangan, asalkan orang yang ia cintai bisa tersenyum, tertawa dan bahagia dengan pilihannya sendiri.

Sungguh berbeda bukan? Banyak orang yang bilang cinta dan obsesi itu sama, tapi sebenarnya itu berbeda jauh.

















Dua jam Lisa tertidur dan akhirnya bangus, ia mendudukan dirinya dengan menyandarkan dirinya di headboart.

"Jennie kemana ya" monolog Lisa menatap penjuru kamarnya yang besar tapi tidak menemukan keberadaan Jennie.

Inggin ia berjalan sendiri keluar kamar mencari Jennie, tapi anunya masih terasa ngilu walau ngilunya sudah berkurang.

Ckelk.

Pintu kamar terbuka, dan ternyata itu Jennie, sudah tentu, karna kamar JenLisa hanya bisa di buka oleh sidik jari.

"Udah bagun hm?" Tanya Jennie lembut sembari mendudukkan dirinya di samping Lisa dengan mengelus kepalanya.

"He'em" Lisa mengangguk menutup matanya merasakan elusan tangan Jennie di kepalanya yang membuatnya nyaman.

"Masih ngantuk?" Lisa menggeleng lalu menatap lekat mata Jennie, dengan perlahan senyum muncul di wajah Lisa menatap Jennie di hadapannya dan langsung memeluknya erat dengan kepala yang di sembunyikan di cekuk leher Jennie.

"Kenapa hm?" Jennie membalas pelukan Lisa sambil tangannya tetap mengelus kepala Lisa.

"Gak papa, cuma nyaman pas di peluk, gendong dan di manja kamu xixixi" kekeh Lisa mempereratkan perlukannya merasa malu apa yang ia katakan sendiri.

"Kalau nyaman, kamu bisa kapan aja bisa memeluk, minta gendong sama minta di manja aku bisa kok" ucap Jennie tersenyum, semakin hari keduanya semakin dekat, perasaan Lisa yang dulunya biasa saja pada Jennie, kini mulai tumbuh benih cinta yang akan selalu membuatnya bahagia.

"I love you" ucap Lisa tiba-tiba membuat Jennie membeku dengan kupu-kupu yang rasanya beterbangan di perutnya, bahagia.

"Love you too" balas Jennie bahagia, ia memeluk Lisa erat sambil sesekali mencium pucuk kepala Lisa.
















Bagaimana? Ada yang masih suka dan menunggu up nih ff? Klo ada silahkan komen ya, klo mau vote tiap hari kalian vote ya sampai puas, biar Lmy semangat.

See you next part


********

Mafia King's Beautiful And Cute WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang